Tidak terasa ternyata Haornas tinggal satu hari lagi. Hari ini adalah hari terakhir latihan. Semua siswa kelas 10 IPS 5 sudah mempersiapkan semaksimal mungkin. Latihan rutin selalu mereka lakukan. Tidak ada satupun dari mereka yang absen kecuali dalam situasi penting. Terkadang sampai pak satpam mengusir mereka karena sudah sore, mereka belum pulang.
Shilla duduk bersandar di bawah pohon rambutan, saat ini ia berada di tepi lapangan basket. Shilla meneguk air mineral yang selalu ia bawa di tas biru mudanya itu. Gadis itu memandangi teman-temannya yang tengah asyik latihan basket. Shilla diam, namun berfikir, mengoreksi latihan-latihan yang dia lakukan seminggu ini. Hanya kurang lompat jauh, Shilla menargetkan jika dia harus bisa melompat sejauh 4 meter. Namun belum kunjung bisa, sejak 1 jam yang lalu gadis itu berlatih tetapi paling maksimal dia dapat 3.8 meter. Apa itu karena kakinya pendek? Wajar saja, kaki yang panjang maka hasil lompatannya akan jauh lebih panjang dan begitupun sebaliknya.
Gadis berkaus biru itu menghela napas. Apa iya dia harus merelakan jika nanti lompatan yang dia lakukan tidak mencapai 4 meter. Sebenarnya tidak masalah sih, asalkan pada saat lomba nanti dia punya nilai plus di lempar cakram dan sprint. Sehingga dapat menutupi nilai minusnya di lompat jauh.
"Hei! nglamun aja lo!"
Seseorang menepuk bahu Shilla, ia menoleh dan mendapati Matthew dengan wajah basah oleh keringat. Cowok itu tersenyum lalu duduk di samping Shilla.
"Ngagetin aja lo! Gue kira setan." Jawab Shilla sekenanya.
Matthew menautkan dahinya. "Eh gilak! Mana ada setan tampan kayak gue gini." Si ketua kelas itu mulai membanggakan diri. Shilla memutar bola mata dengan malas, virus kepedean atau terlalu percaya diri Bhima Edwardanika kini telah menular kepada Matthew. Bhima itu selalu menyebut dirinya tamvan.
"Siapa suruh lo ngagetin gue mulu."
"Ya lo nglamun sih, kalau sampai lo kesambet gue ngga mau cari pengganti lo buat Haornas."
"Gue ngga nglamun." Serkah Shilla.
"Woi! Kalian, berduaan aja nih!"
"Enak ya berduaan di bawah pohon."
Tanpa mereka sadari segerombolan anak futsal dan basket tengah bersembunyi di balik pohon yang berada tidak jauh dengan pohon rambutan yang Shilla dan Matthew singgahi. Mereka seperti orang yang kurang kerjaan.
"Ngapain lo semua disitu mau maling?" ucap Matthew frontal, sedangkan Shilla, gadis itu masih bingung kenapa mereka ada di situ.
"Elo yang ngapain berduan di situ. Ingat ya orang yang berduan ketiganya adalah setan." Mereka yang bersembunyi dari belakang pohon pun keluar dan menghampiri mereka berdua.
"Shilla, lo jadian sama si Matthew, ngga bilang-bilang sama gue." Celetuk Irena.
"Lo pada ngomong apa sih, orang gue di sini istirahat minum, terus Matthewnya datang."
"Nah tuh dengerin." Matthew setuju dengan Shilla.
"Ngga usah ngelak deh, kalau kalian berdua jadian kita semua juga setuju kok. Ya kan guys!" Seru Megan.
"Yoiiiii" teriak mereka semua.
"Iya tuh daripada lo sama si Tiara." Sambung Bhima, Tiara adalah mantan pacar Matthew ketika awal pendaftaran. Hubungan mereka hanya berjalan 3 minggu karena Tiara lebih memilih kapten basket dari kelas IPS.
"Ngga usah bahas masa lalu." Tukas Matthew kesal. Cowok itu memang tidak suka jika harus membahas tentang mantannya itu.
"Si Tiara yang mana sih?" Irena menyahut, dia tampak penasaran.
![](https://img.wattpad.com/cover/155348327-288-k562543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Breath✓ [Telah Terbit]
Novela Juvenil[Part masih utuh] "Lo punya posisi penting buat gue. Karena lo itu orang yang akan jadi prioritas gue kedepannya!" Ucapan itu penuh penekanan. Bermula dari Adshilla yang gagal ikut ujian basket. Membuatnya harus diprivat seorang ketua cabang olahrag...