25 • Jalan bareng

1.8K 83 6
                                    

Secara perlahan dan tidak sengaja. Aku telah meletakkan engkau pada deretan prioritas dalam hidup ini.

---

         Malam ini Shilla tidak akan membiarkan dirinya tidur nyenyak, yups, dia tidak membiarkan tidurnya nyenyak sebelum apa yang sudah diagendakan sore tadi terealisasikan. Mengingat kejadian sore tadi saat Panji mengajaknya jalan secara spontan membuatnya cengo seperti orang bodoh untung lalat tak masuk di mulutnya.

Karena ini adalah pengalaman pertamanya jalan bersama cowok untuk hubungan yang lebih spesial. Shilla akan jadikan ini sebagai momen berkesan. Dia duduk di depan meja rias, kali ini berbeda, ia meletakkan laptop di depan cermin. Berlatih dandan dengan melihat tutorial make up adalah agendanya di malam ini. Dia sudah mempersiapkan beberapa alat make up di samping laptop.

Sebelum itu dia mencuci wajah terlebih dahulu.

"Halo berjumpa lagi dengan gue, kali ini gue bakal kasih tutorial buat kalian. Yaitu tutorial make up untuk jalan."

Begitulah ucapan pembuka pada tutorial itu, Shilla mengamati secara perlahan lalu meniru apa yang dilakukan si pembicara dalan vidio itu. Shilla mencoba memakai bedak dengan tipis karena kulit gadis itu sudah putih, Papa Shilla adalah Pria berketurunan Jepang. Jadi keturunan itu masih mengalir di darah Shilla.

Gadis itu mencoba merapikan alisnya, dia juga memoleskan blush on di pipi tembamnya. Shilla tersenyum, menyadari perubahan pada wajahnya. Setelah puas dengan latihan make up, dia beringsut ke lemari untuk memilih pakaian. Secara perlahan ia memilah bajunya, baju Shilla memang banyak. Hanya saja ia kesulitan memilih pakaian yang cocok. Hampir dua puluh menit ia memilah, kini pilihannya jatuh pada baju terusan tanpa lengan berwarna merah jambu. Shilla cocok sih dengan baju itu, tapi pasti Panji tidak suka karena tanpa lengan. Akhirnya ia putuskan untuk memakai kaus putih polos di dalamnya, lalu dia pakai baju terusan itu di bagian luar.

Selesai, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Semoga besok berjalan lancar.

•••

        Dengan senyum yang merekah Panji menunggu Shilla di kafe milik Mamanya. Seperti biasa Panji memilih tempat di dekat jendela. Karena menunggu tidak mengasyikkan, cowok itu memasang earphone di telinganya sebagai pengusir rasa bosan. Sudah setengah jam ia menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung datang.

Dirogohnya saku celana cowok itu untuk menelpon sahabatnya—Irsyad yang tiba-tiba menjadi panutan Panji. Irsyadlah yang membimbing Panji untuk tidak kaku dalam berkencan.

"Wiiss, Tumbenan lo nelpon. Eh bukanya sekarang lo lagi jalan? Kok malah nelpon." Kata Irsyad penasaran. "Oh ngga mungkin, jangan bilang kalo lo kangen sama gue." Memang cowok itu selain raja gombal, dia juga punya tingkat percaya diri yang sangat tinggi. Benar-benar penyataannya membuat seseorang ingin muntah.

"Shilla dari tadi belum dateng nih, gue udah nunggu hampir satu jam." Ucapnya secara langsung, karena memang itu yang ingin dia bicarakan dengan Irsyad.

Dari sana Panji dapat mendengar jika cowok itu sedang berdecak. "CK, lo emang ngga jemput dia?"

"Kagak, tapi gue udah bilang sih sama dia. Kalo kami berdua ketemuan di kafe nyokap dia, ngga jauh kok dari rumahnya." Panji berucap dengan santai yang membuat Irsyad semakin berdecak. Panji memang punya pengalaman yang sangat minim dalam memahami perempuan. Yah karena sejauh ini hanya ada 2 perempuan yang dekat dengannya sebelum Shilla. Yang pertama adalah ketika SMP, itu saja cinta monyet yang hanya beberapa minggu. Yang kedua adalah Afril, mereka hanya dekat ketika latihan taekwondo, mereka berdua jalan juga karena kebetulan ada event organisasi.

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang