20 • Semakin Paham Sifat lo

2K 97 1
                                    

            Ruangan kelas ini berubah menjadi tak terkendali setelah bel istirahat berbunyi, semua siswa sibuk dengan tugas masing-masing, ada siswa rajin yang sibuk mencatat materi yang tadi dijelaskan guru. Ada siswa yang bermain game atau malah nobar film di salah satu laptop siswa. Bhima serta anggota cowok jahil lainnya, sedang mengamati Access Point yang baru dipasang di kelas ini. Karena baru tadi pagi mereka menyadari jika dipasang Access Point di kelas, pantas saja koneksi wifi super cepat. Kita doakan semoga awet dan tidak ada yang usil, ataupun meng-cut koneksi wifi. Kita doakan yang meng-cut wifi diberi pencerahan atas perbuatannya tersebut.

Biasanya Access Point diletakkan di pinggir ruangan atau di dekat pintu, supaya hotspot dapat merata di ruang kelas dan koridor dapat terkoneksi wifi. Karena biasanya para siswa kalau istirahat suka wifian di koridor sambil ngapelin kakak kelas yang lewat. Nah, karena itu banyak siswa yang memilih tempat duduk di dekat pintu, yah alasan pasti kalian sudah tahu, supaya koneksi wifi cepat.

Berkat keisengannya terhadap wifi, Bhima pernah melakukan disabling(men nonaktifkan) pada koneksi wifi sehingga wifi seluruh sekolahan tidak bisa digunakan, beruntung tidak ketahuan. Yang paling parah adalah salah satu siswa kelas IPS yang sekarang sudah lulus, pernah membobol server sekolah dan asalan karena dia ingin tahu nomor hp sekaligus alamat rumah salah siswi yang ia suka. Selalu begini kenakalan mereka, gimana IPS ngga mau dipandang sebelah mata sama kelas lain? Tapi guys, sekarang dia yang ngebobol itu bisa kuliah jurusan Teknik Jaringan dan bekerja di Google. Jadi intinya, jangan memandang sebelah mata.

Megan berseru sambil membawa kotak makan tupperware berwarna kuning. "Gilak, nyokap gue masak sambal jengkol. Pantesan aromanya nyengat banget. Tapi nggapapa deh, enak banget kayaknya."

"Wah jengkol enak tuh." Celetuk Shilla, matanya yang semula menatap fokus pada layar ponsel kini menjadi fokus pada kotak bekal tersebut.

"Sini Shill kita makan bareng." Dengan semringah ia mengajak Shilla, mereka pun makan bersama.

"Sumpah bau banget sih." Celetuk Bhima, ditengah kesibukkannya mengoprek laptop.

"Ba to the cot. Kalo mau sini lo!" Mengan berucap sarkasme.

Sedangkan Irena, dia sedang kusyuk dengan ponselnya, apalagi jika sedang berbelanja.

"Sebelumnya lo pernah makan jengkol ngga, Shill?"

"Sebenarnya gue belum pernah makan jengkol. Tapi gue lihat di tivi-tivi kayaknya enak." Ia meringis, memang benar jika Shilla belum pernah makan jengkol. Mamanya tidak pernah membeli jengkol untuk dimasak, selain harganya yang mahal kata mama jengkol itu bau.

"Makanya lo coba, nih pakai nasi sama sambalnya."

Shilla mengambil satu potong jengkol dengan sambal dan nasi, setalah masuk ke dalam mulutnya, matanya langsung membulat. "Enak Me."

Dengan lahap, gadis itu memakan jengkol milik Megan. Inilah pengalaman pertamanya makan jengkol, setelah sebelumnya ia hanya melihat makanan itu dari tivi ataupun tayangan di instagram. Tidak terasa jengkol milik Megan telah habis, Shilla-lah yang lebih dominan memakannya.

"Haduh kenyang Me." Ucapnya dengan memegang perut yang kini sedikit membuncit.

"Kenyang sih kenyang Shill, tapi setelah ini mulut lo bakal bau, jadi jangan lupa buat gosok gigi."

Megan kembali ke tempat duduknya, yang berada di pojokan.

"Shill, jadi ke alfamart kan?" Irena menghampirinya.

"Jadi dong, ayok."

Mereka berdua beranjak dari tempat duduknya, tujuannya kali ini adalah untuk membayar transaksi pembelian barang online. Kebetulan sekolahan mereka tidak jauh dari alfamart.

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang