6 • Haornas

2.3K 75 0
                                    

              Suasana lapangan indoor SMA Taruna Arsa hari ini sangat ramai dibanding sebelumnya. Hari ini adalah Haornas dan saat ini adalah jadwal pembukaan dan penyambutan kegiatan Haornas di SMA Taruna Arsa. Di depan sudah terdapat beberapa panitia kegiatan ini atau dalam sehari-hari pengurus organisasi Deportes, ada juga yang bertugas sebagai korlap dan keamanan, Pak Rustam Rahardi pembina organisasi Deportes.

Di depan ada Irsyad yang bertugas sebagai MC dalam acara ini.

"Semangat pagi semua!" Seru Irsyad pada seisi lapangan indoor.

"Pagi pagi pagi." Jawab seisi ruang dengan mengepalkan tangan ke atas, menandakan bahwa mereka semangat dan siap.

"Kurang keras, semangat pagi semuanya."

"Pagi Pagi Pagi." Ulang seisi ruangan namun kali ini dengan suara yang lebih keras dan lantang daripada tadi.

"Oke semuanya, gimana udah siap buat bertanding!!!"

"Siappppp." Jawab seisi lapangan dengan mengacungkan jari jempol dan diikuti suara tepuk tangan yang meriah.

•••

            "Abang sih pakai acara lupa segala, tuh kan jadinya macet." Shilla yang kini tengah berada dibelakang Alfe yang sedang mengendarai motor tidak henti-hentinya berdumel.

Sebenarnya mereka tadi berangkat menggunakan mobil tapi karena Alfe lupa membawa laptop jadinya mereka harus balik arah untuk pulang mengambil laptop padahal sudah setengah perjalanan. Sesampainya di rumah, Alfe memutuskan untuk membawa motor saja, supaya lebih cepat mengantar adiknya ke sekolah.

"Sante, elah ini juga masih jam setengah tujuh." Motor mereka kini berhenti di depan lampu rambu, ketika lampu berwarna merah itu menyala.

"Abang merem ya? tuh liat ini udah jam tujuh Abangku sayang." Shilla menyodorkan tangan kirinya kedepan kepala Alfe memperlihatkan arloji di pergelangan tangannya tersebut yang menunjukkan pukul 07.05.

"Nanti juga ngga pelajaran toh, lagipula lombanya dimulai jam 8, kan?"

"Iya, tapi masa' Shilla ngga ikut pembukaan, ntar kalo ada doorprize gimana. Kan ngga kebagian dong. Sekarang pasti temen-temen juga udah pada khawatir nungguin Shilla." Gerutu Shilla.

"Ya, tinggal kamu WhatsApp atau Line aja, bilang kalo lagi kejebak macet."

Tiin, Tiin, Tiin.

Suara klakson mobil dan motor mengalihkan obrolan mereka berdua, ternyata lampu hijau sudah menyala.

Akhirnya jalanan sudah tidak terlalu macet, Alfe bisa mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata menuju SMA Taruna arsa sekolahan adiknya. Alfe melirik adiknya dari kaca spion, terlihat sekali wajah adiknya yang sedang khawatir. Alfe sangat hafal dengan adiknya ini, dia sangat takut terlambat. Dan itu sebabnya Shilla lebih suka tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Daripada tidur pukul 12 tetapi bangun kesiangan. Walaupun Shilla sering diejek temannya karena sudah SMA tapi jam 8 sudah tidur.

Sesampainya di sekolahan, Shilla langsung meninggalkan kakaknya menuju tempat penitipan helm karena nanti pulang Shilla juga dijemput kakaknya menggunakan motor. Gadis berkaus ungu putih itu berlari melewati lobi, untung saja gadis itu menggunakan celana jadi leluasa untuk berlari. Dan satu lagi keseimbangan, sewaktu SMP Shilla banyak latihan keseimbangan jadi berlari di jalan yang tidak rata, lantai yang licin, dan tanah yang basah tidak menjadi masalah bagi Shilla untuk berlari asalkan tetap hati-hati.

Dengan memakai kaus olahraga berwarna ungu putih dan celana trainning hitam serta sepatu adidas berwarna putih. Shilla memasuki lapangan indoor mencari kelasnya.

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang