4 • Double Terkejut

2.5K 84 0
                                    

Akhirnya Shilla dapat bernapas lega karena ia sudah berada di kamarnya yang di dominiasi warna coklat tua dan tortilla. Baru saja ia menunaikan ibadah salat mangrib dengan Mamanya di masjid yang tak jauh dari rumahnya. Ternyata jam kosong di kelas yang menyenangkan harus dibayar ketika ia pulang untuk membantu toko kue milik Lista yang hari ini kebanjiran pelanggan. Shilla sebenarnya capai, tapi demi Mama Shilla akan lakukan.

Ia menatap miris ponselnya, kegiatan hari ini yang menyibukkan membuatnya tidak sempat memegang ponsel itu. Benda pipih berwarna putih itu terus bergetar. Itu pasti dari grub chat kelasnya yang bising.

Dibukanya ponsel itu, membuka aplikasi chat. Mata dan bibirnya membulat saat ia men-scroll pesan masuk di grub kelasnya.

Grub Pemimpi X IPS 5

Aditya Putra : Woii! Kalian semua kalau punya kuota jangan dipakai buat main game sama stalking doi doang. Noh lihat akun edmodo kalian, ada tugas dari Pak Aldo disubmit paling lambat jam 7 malam.

Bhima Tamvan : Elah serius lo.

Matthew Han : Iya, gue baru aja buka.

Megan Aryana : Jadi jam kosong tadi pagi itu ngga ikhlas? Sampe-sampe diganti tugas edmodo.

Hirotaki Yoshiro : Bukan tugas tapi kuis.

Rullif Faris : Udah ngerjian lo Ki? Gampang ngga soalnya?

Hirotaki Yoshiro: Gampang.

Irena Azralia : Kalau Taki mah, semua gampang.

Hirotaki Yoshiro : Mending kalian ngerjain, sekarang udah jam setengah 6.

Bhima Tamvan : Terpaksa gue harus ke warnet, kuota gue mau habis.

Shilla meneguk air liurnya dengan susah payah, ia melirik jam dinding 45 lima menit lagi pukul 7 malam. Buru-buru ia membuka laptop untuk mengerjakan kuis dari guru Geografinya itu. Baru satu bulan dia sekolah di SMA, Shilla sudah paham dengan sikap gurunya. Memang Pak Aldo paling tidak rela jika jamnya kosong, selalu saja harus diisi. Jam kosong tadi pagi rupanya tidak ikhlas.

lagi-lagi Shilla nasib buruk menimpa Shilla, wifi rumahnya yang sudah disetting oleh Alfe sedang ada trouble. Paket data Shilla juga habis tinggal paket obrolan, jika ingin membeli paket data lagi, sayang paket obrolannya.

Dilanda dilema itu memang sulit, ia meremas tangannya, bingung harus bagaimana. Tiba-tiba sekelibat ide melintas di kepalanya. Shilla tersenyum puas, ia memasukkan laptop ke dalam tas kecil berwarna abu-abu.

Segera ia keluar kamar, Lista berada di depannya.

"Mau kemana Shill?"

"Shilla mau ngerjain kuis di konter Bang Jepri, Ma. Wifi kita lagi ada trouble, kuisnya cuman sampai jam 7 ." Sebenarnya nama aslinya Jefri, dia anak rantau kuliah sambil kerja sampingan. Shilla lumayan akrab dengan Bang Jepri, karena sering numpang wifi dengan alasan membeli kertas folio seharga lima ratus rupiah.

Lista melihat wajah cemas Shilla, ia merogoh saku bajunya. Lista memberikan selembar uang duapuluh ribu. "Ini buat kamu Shill, makasih udah bantuin Mama."

Inilah Lista, dia tidak akan pelit jika sedang mempunyai uang.

"Iya Ma, Shilla pergi dulu." Ia mencium punggung tangan Mamanya.

Dengan menaiki sepeda mini berwarna biru, ia menuju konter Bang Jepri yang letaknya tak jauh dari rumah Shilla. Tiba di konter, suasana konter sangat ramai para pelanggan yang membeli kertas, atau sekadar fotocopy dan print.

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang