11 • If you smile, you're so charm

2.1K 58 0
                                    

Untuk menghadirkan semburat tawa di bibirku itu cukup mudah, hanya dengan melihatmu tertawa seolah menyalurkan energi positif pada diriku.

🎈🎗🎈

Jika minggu kemarin Shilla terlambat dan harus dihukum berlari keliling lapangan futsal 18 kali, maka hari ini dia tak menginginkan hal itu terjadi lagi. Bukan karena dia capai dihukum berlari hehe bukan sombong nih, Shilla kan atlet lari jadi lari merupakan makanan sehari-hari. Alasan ia berangkat awal karena dia tak ingin membuat Panji menunggu. Seperti prinsip orang Jepang yaitu lebih baik menunggu daripada ditunggu.

Lalu bagaimana dengan ekskul dance? Jangan ditanya lagi mah kalau itu, jawabannya fix Shilla membolos. Gadis itu lebih memprioritaskan basket apalagi setelah tahu jika pelatihnya galak. Sebelumnya Shilla belum pernah ikut kegiatan basket, jika dance dia sudah mengikutinya sejak SD.

Ketika SMP, dia bergabung di komunitas tari di sekolah maupun luar sekolah. Latihannya selalu dilakukan di gedung Techno Park Cimahi, tapi karena Shilla tidak ada yang mengantar jemput jadi ia memutuskan untuk keluar dari komunitas tersebut. Meskipun Bandung dengan Cimahi tetanggaan, tapi tidak menutup fakta jika rumahnya ke Cimahi sangat jauh.

Kembali lagi ke lapangan basket, setelah salat asar Shilla langsung meleset ke sini. Lalu beberapa menit kemudian cowok jangkung itu datang. Sepertinya Panji juga menerapkan prinsip orang Jepang.Kali ini ekspresi wajahnya tidak segarang kemarin.

"Udah berdoa?" tanya cowok itu langsung ke inti.

Gadis itu menggeleng. "Belum kak."

"Kalo gitu sekarang kita berdoa dulu." Cowok itu memimpin doa sebelum kegiatan latihan dimulai.

"Untuk pemanasan keliling lapangan basket 5 kali." Ucap cowok itu, Shilla mengangguk lalu menuruti permintaan cowok itu.

Gadis itu terus berlari, dari sini ia melihat banyak siswa melemparkan tatapan ke arahnya terutama tatapan sinis dari para cewek. Shilla mengurangi kecepatan larinya, ia mengamati penampilannya. Apakah ada yang salah? Namun sepertinya tidak.

"Kenapa larinya malah loyo, masih kurang 2 putaran."

Gadis itu tersentak, ia baru sadar jika Panji ikut berlari mengikutinya di belakang. Pantas saja mereka menatapnya sinis.

"Iya Kak."

Selesai pemanasan, ia kembali berdiri di lapangan basket tepatnya di depan ring. Panji masih diam, lalu ia mengambil bola basket itu.

"Gue bakal kasih lihat ke elo beberapa teknik dasar bola basket, seperti dribbling, passing, pivot, dan shooting. Lo cukup lihat dulu, setelah ini gue ajarin trus lo praktikin."

Dengan lihai Panji memainkan bola basket tersebut, ia mendribble-dribble bola itu. Dari setiap pergerakan cowok itu terlihat keren, apalagi tatapan fokus matanya. Keringat kini mulai mengalir di pelipisnya. Cowok itu mengabaikannya, hanya ia usap menggunakan tangan. Ah sungguh, Panji benar-benar jago dalam bermain basket.

"Jangan nglamun!" ucap cowok itu bersamaan dengan bola yang terlempar ke arah Shilla, namun karena Shilla belum siap menerima alhasil gadis itu jatuh dengan bokong duluan yang mendarat.

"AWWW." Ringisnya, terasa bagian belakangnya sangat perih saat terkena alas lapangan yang keras ini.

Panji mendekatkan dirinya ke arah Shilla, namun bukanya menolong cowok itu malah mengambil bola yang membuat Shilla jatuh.

"Bangun lo!"

Ia bangkit dari jatuhnya sendirian.

"Gue bilang jangan kebanyakan nglamun."

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang