Aku pernah terluka, dan aku tidak tahu sejauh mana diriku merasakan sakit . Jadi setelah engkau ada, jadilah penawar luka ini.
💌💌💌
Hari yang mereka nanti kini tiba juga, hari dimana pensi digelar. Setelah berbulan-bulan mereka latihan. Awalnya yang hanya latihan biasa hingga mendekati hari H, mereka latihan ekstra demi menampilkan penampilan mereka sebaik-baiknya.Di tempat inilah sekarang Shilla berada. Di bagian back stage dengan memakai rok selutut berwarna merah muda dan kemeja berwarna putih yang didesain seperti pakaian gadis korea. Terlihat manis dan imut, mungkin benar apa yang dikatakan Irena dulu jika konsep ini cocok untuk Shilla yang menjadi center. Tapi Shilla sudah bilang jika, Marissa banyak berusaha, dia yang lebih cocok untuk menjadi center.
Sedangkan untuk tim cowok, mereka menggunakan celana panjang hitam, kemeja putih, dan jas berwarna abu-abu. Dengan aksen berwarna biru.
Shilla memajukan bibirnya beberapa senti, ketika Si Perias menyodorkan lipstick berwana pink di bibir gadis itu. Gadis berponi dengan rambutnya yang diikat itu tanpak senang ketika dirias. Dari kejauhan, Gilang mengamati Shilla. Entah kenapa, sejak awal bertemu dengan Shilla di sebuah apotek itu. Gilang merasa jika Shilla mempunyai pesona yang membuatnya tertarik pada gadis itu.
"Gimana Gilang kamu sudah siap?" Suara Miss Salsa dari belakang Shilla, hal itu menyadarkan lamunan cowok itu.
"Siap Miss."
"Bagus kalau gitu, kalian siap-siap sekarang naik ke panggung."
Penampilan kali ini memang dimulai tim cowok dahulu, setelah itu baru tim cewek. Gilang yang menjadi center berdiri di depan. Menari dengan lihai mengikuti irama lagu. Menjadi center adalah sebuah kebanggan, tentu karena menjadi pusat perhatian dan juga paling banyak disoroti kamera. Namun, tanpa kemampuan menari yang bagus serta ekspresi wajah yang stabil, seorang gagal menjadi center. Gilang terpilih menjadi center karena dia stabil dalam berbagai hal.
Bahkan setelah lagu selesai diputar ia masih berpose dengan baik. Hingga terdengar tepuk tangan yang meriah serta teriak para gadis yang memangil nama center grub sekaligus anggota lainnya. Mereka yang selesai tampil kembali ke belakang panggung. Shilla melihat Gilang yang penuh dengan keringat tersenyum kepadanya seraya menyibakkan rambutnya. Lalu datanglah Marissa yang memberikan sebotol air mineral pada cowok itu. Gilang tersenyum dan menerima air itu seraya berterima kasih.
Marissa dan anggota lainnya berjalan ke panggung. Terdengar sorakan yang meriah terutama memanggil nama Marissa. Begitu musik diputar mereka langsung fokus pada alunan itu, menari dengan santai bagaikan sebuah air yang mengalir mengikuti irama. Sebuah lagu ceria yang cocok untuk gadis seperti mereka. Koreografinya yang susah tapi mereka dapat menari dengan kompak. Pada bagian pertama lagu menggunakan Bahasa Korea dengan Marissa berada di depan, sedangkan bagian kedua menggunakan Bahasa Jepang, Irena yang berada di depan. Diantara anggota lainnya mereka berdua yang paling menguasai koreografi.
Lagu berhenti, mereka berpose selama beberapa menit. Dengan mendengar tepuk tangan serta teriakan memanggil nama mereka membuatnya merasa bahagia. Akhirnya latihan mereka dapat terbanyar juga dengan dukungan mereka.
"Wiiihh keren."
Sambutan dari para cowok, ketika mereka kembali lagi ke back stage. Mereka ber-high five ria, sebagai keberhasilan.
"Selamat Marissa, lo keren banget!"
"Thanks ya, ini semua bukan hanya karena gue. Tapi karena tim kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Breath✓ [Telah Terbit]
Ficção Adolescente[Part masih utuh] "Lo punya posisi penting buat gue. Karena lo itu orang yang akan jadi prioritas gue kedepannya!" Ucapan itu penuh penekanan. Bermula dari Adshilla yang gagal ikut ujian basket. Membuatnya harus diprivat seorang ketua cabang olahrag...