3 • Kelas gue

3.1K 91 7
                                    

Dari setiap keburukan yang kamu lihat, masih ada kebaikan di dalamnya. Karena bagiku, kebaikan itu tidak harus diperlihatkan. Hanya orang terdekatkulah yang berhak mengetahuinya.

***

Hal yang menjadi kebahagian luar biasa bagi anak sekolah yang malas dengan pelajaran terutama yang diampu oleh guru killer adalah ditinggalnya jam pelajaran tanpa diberi tugas, atau biasa disebut dengan jam kosong. Kelas X IPS 5 terlihat sangat ricuh, padahal saat ini adalah jam pelajaran pertama. Setelah mendengar kabar bahwa guru pengajar mereka sedang tidak hadir langsung menjadi euphoria bagi mereka.

Seperti halnya dengan anak ayam, ada yang lahir dengan bulu putih bersih ada juga yang lahir sebagai ayam blorok. Beginilah sifat anak manusia di kelas Shilla, ada yang memanfaatkan jam kosong untuk belajar, ada yang merumpi, ada juga yang makan di kantin.

"Emang lagi MANJA!" Terikan seorang siswa yang menekankan kata manja, entah kenapa kata seperti itu viral sekali, mungkin karena lagunya masuk dalam chart billborad.

"Jangan sentuh aku!"

"Aku jijik sama kamu!"

Perkataan apa lagi itu Shilla tidak paham dengan tingkah temannya di kelas yang hobi mendramatisir suasana.

Kelas IPS terdiri dari 5 kelas, mulai dari 1-5. Kelas unggulan IPS yaitu IPS1-3 sedangkan 4 dan 5 hanya sisanya. Banyak yang bilang jika IPS 5 itu kelas yang paling sering buat ulah, menurut pengalaman dari angkatan sebelumnya. Mungkin karena IPS 5 itu kelas yang paling sisa saat pendaftaran siswa baru, bahkan katanya IPS 5 lebih buruk dari kelas Bahasa.

Tidak salah, kelas X IPS 5 sejak awal masuk sudah menjadi sorotan banyak warga sekolah. Contohnya seminggu yang lalu, kelas mereka paling ramai saat upacara. Alhasil setelah upacara mereka diberi teguran dari guru dan harus berdiri menghadap tiang bendera selama 1 jam, ingat hukuman itu dilaksanakan oleh siswa satu kelas. Ada juga yang bilang kelas mereka terkenal dengan siswa yang cantik dan tampan. Dan juga, fashionable, wajar sih, mereka kan anak sosial jadi penampilan menarik adalah hal wajib.

Shilla tak menghiraukan itu, selama dia masih nyaman dalam belajar. Memang teman di kelasnya itu suka bikin ulah, tapi dalam masalah pelajaran tidak terlalu buruk. Dalam artian, mereka tidak suka suasana tegang yang hanya membuat kepala pusing dan susah menyerap materi.

Dia tidak pernah menyesal masuk kelas ini, teman-teman di kelasnya sangat baik, bersikap apa adanya tanpa jaim, mungkin orang di luar sana akan berpendapat bahwa kelas Shilla muridnya nakal. Shilla tidak peduli, mereka memang nakal tapi mereka punya batasan. Lagian nakal itu diri mereka sendiri, tidak untuk menjerumuskan orang lain.

"Shilla lagi ngapain nih." Seorang cowok bersenyum manis menghampiri Shilla yang duduk mengamati laptopnya.

"Nonton film Bhim." Namanya Bhima bukan Bima Werkudara ya, tapi Bhima pakai huruf H, cowok paling ganteng di kelas. Sayangnya Bhima itu suka ngardusin cewek. Bisa dihitung selama satu bulan bersekolah di sini, sudah ada 4 cewek yang termakan gombalan cowok itu. Shilla akui, Bhima benar-benar tampan wajahnya bersih tanpa jerawat, hidungnya mancung, senyumnya manis—cowok Jawa asli. Tapi syukurlah, Shilla tidak termakan rayuan kardus, hal ini membuat Shilla sadar, tampan saja tidak cukup untuk memilih lelaki.

Kalau yang duduk di pojokan sambil mengamati layar laptop, itu namanya Rullif. Okey guys, nama boleh islami, tampang rohani, tapi kelakuan tidak kalah blangsak dengan Bhima. Kesamaannya adalah suka mainin perasaan cewek. Bedanya kalau Bhima bermodalkan tampang cakep, sedangkan Rullif bermodalkan tampang kalem, pendiam, dan pemalu serta aktif di organisasi.

Cold Breath✓ [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang