BAB 1

1.4K 62 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia..

***

Kehilangan membuatku takut untuk kehilangan lagi. Maka dari itu akan kulakukan apapun untuk tidak kehilangan lagi.
- Arjuna Rifid Alfatih -

***

Arjuna POV

Kutatap wajah cantik istriku yang kini hanya bisa kulihat dari balik kaca pigura. Sudah 16 tahun semenjak kepergiannya dan aku masih sangat mencintainya. Pernah terbayang untuk menyusulnya, tapi ada malaikat kecil kami yang harus kujaga dan kulindungi.

"Daddy."

Aku mendongak dan melihatnya tersenyum senang dengan seragam putih abu-abu yang baru digunakannya beberapa minggu yang lalu. Tidak terasa, gadis kecilku kini sudah menginjak masa remaja.

"Pulang sama siapa?" tanyaku saat dia sudah ada di belakangku dan memeluk leherku. Dia juga menempelkan pipinya di pipiku.

"Bang Cakra," jawabnya.

Cakra Algiffari adalah adik sepupuku yang mengajar di sekolahnya. Harusnya dia memanggilanya Uncle atau Om tapi dia lebih suka memanggil Cakra dengan Abang atau Bang. Katanya Cakra masih terlihat muda, padahal umurnya sudah 28 tahun dan belum menikah.

"Trus mana Bang Cakranya?" tanyaku sambil mengelus tangannya yang merangkul leherku.

"Makan."

"Kamu nggak makan?"

"Sama Daddy maunya. Tapi kenapa Daddy nggak ke kantor? Ini bukan hari libur. Daddy nggak sakit, kan?"

"Nggak, sayang. Daddy cuman lagi pengen di rumah aja nungguin kamu pulang sekolah. Emang kamu nggak kangen sama Daddy? Akhir-akhir ini Daddy kan sibuk dan Daddy pengen main sama putri Daddy yang cantik ini." Aku menoel hidungnya dan juga mengecup pipinya.

"Kalo gitu kita jalan-jalan. Ke rumah Uncle Phaton. Kangen Uncle Phaton." Dia langsung menegakkan kepalanya.

Rizaldi Fatonah Matthew atau akrab kami sapa Phaton adalah adik dari istriku. Umurnya sudah 30 tahun dan sudah menikah 2 tahun yang lalu dengan Bulan, sekertarisnya sendiri. Phaton belum dikaruniahi anak jadi dia selalu memanjakan putriku sampai-sampai gadis kecilku itu selalu merengek ingin bertemu dengannya.

Dulu jika dia ingin bertemu dengan Phaton, dia hanya berjalan beberapa langkah ke samping rumah, yaitu di rumah Omanya, Ibu dari istriku. Tapi semenjak Phaton menikah, Phaton pindah rumah dan rumahnya cukup jauh dari rumahku. Dia sering merengek untuk diantar ke sana jika Phaton tidak bisa menemuinya. Kadang juga Cakra harus menjadi supir dadakannya jika aku sibuk di kantor.

"Ke rumah Uncle Phaton, yah? Mau ketemu Uncle Phaton sama Aunty Bulan." Dia merengek karena aku masih menimbang-nimbang keinginannya.

"Iya-iya. Nanti sorean. Uncle Phaton belum pulang kantor." Aku pun hanya bisa mengangguk mengiyakan keinginannya.

"Daddy kangen Mommy, yah?" Dia meraih figura yang tadi kuletakkan begitu saja saat dia datang. Matanya berkaca-kaca memandangi wajah Ibunya.

"Daddy selalu kangen sama Mommy kamu, sayang." Aku mengelus tangannya.

"Daddy." Dia kembali memeluk leherku. Kali ini dia ikut mendekap foto Ibunya yang kini sudah ada di Surga.

Aku selalu merindukannya. Merindukan wanita yang melahirkan gadis kecilku ini. Saat melihat putriku, aku bisa melihat jelas dirinya. Mereka terlalu mirip, mungkin karena itu juga dia lebih dulu pergi. Tapi walau dia meninggalkanku aku tetap mencintainya. Mencintai seorang Rachel Magdalena Matthew yang telah melahirkan Arinda Magdalena Alfatih.

The Best DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang