BAB 26

446 19 0
                                    

Happy Reading!!

Jangan Lupa Bahagia...

***

Starla sama Hema aja bisa jatuh cinta hanya dalam 6 jam, kenapa aku tidak?
- Arjuna Alfatih -

***

Arjuna POV

Telepon dari Cakra membuatku kalut. Mereka diikuti oleh seseorang. Untungnya mereka sudah ada di rumah. Sebenarnya darimana mereka?

Aku langsung membereskan pekerjaanku yang belum selesai dan mengambil tas kerjaku. Aku harus pulang.

"Dinda!" panggilku kepada sekertaris baruku.

"Iya, Pak," balas Dinda.

"Saya harus pulang. Tolong cancel semua jadwal saya sampai sore nanti!" pintaku.

"Baik, Pak. Ada lagi?" Dia begitu sopan.

"Tidak ada." Aku menggeleng dan bersiap untuk pergi tapi aku menghentikan langkahku yang baru selangkah itu. "Oh iya, kamu bisa pulang kalau pekerjaan kamu sudah selesai." ucapku.

"Iya, Pak." Dia mengangguk dan aku tersenyum. Setelah dia membalas senyumku aku berlalu pergi. Aku harus segera sampai ke rumah.

Aku sampai di rumah bersamaan dengan sebuah mobil meninggalkan rumahku. Kalau tidak salah itu mobil pacar Abi. Apa mereka pergi bersama? Aku kira hanya Cakra, Nabila, dan Dinda yang berencana untuk jalan-jalan.

Aku turun dari mobil dan segera masuk. Karena mobil El ada di sini itu artinya dia dan Langit juga ikut dan sekarang ada di rumah. Aku jadi penasaran apa yang terjadi sebenarnya?

"Daddy?" Dinda cukup terkejut saat melihatku masuk ke rumah.

"Assalamu alaikum," salamku berusaha tenang dan tidak mencecar Dinda dengan berbagai pertanyaan.

"Waalaikum salam," balas semuanya yang ada di ruang tamu itu.

"Kamu nggak apa-apa?" Aku meraih Dinda dan mendekapnya erat. Mengingat ada yang mengawasinya membuat rasa ketakutanku semakin bertambah. Apalagi Betty belum ditemukan. Ada kemungkinan dia kabur ke luar kota atau mungkin ke luar negeri.

"Aku nggak apa-apa, tapi takut," jawabnya jujur.

"Ada Daddy, sayang. Kamu bakal baik-baik aja." Aku mengecup puncak kepalanya dengan sayang. "Sebenarnya ada apa? Siapa yang ngikutin kalian?" tanyaku kali ini kepada Cakra.

"Gua nggak tahu siapa, tapi dia udah ngikutin kita dari sekolah tadi. Gua rasa udah seminggu ini dia ngawasin kita terutama Dinda karena dia tahu pelaku penyulikan itu," jelas Cakra.

"Apa itu Betty?" tanyaku.

"Bukan. Gua rasa bukan. Betty kabur dan itu artinya dia tahu kalau Dinda tahu dia pelaku penyulikan itu," jawab Cakra lagi.

"Apa itu artinya teman Betty yang ngawasin Dinda?" tanyaku dengan pasti. Siapa sebenarnya dia?

"Iya." Cakra mengangguk. "Kita butuh keamanan untuk Dinda," tambahnya.

"Gua bakal ngehubungin Brant," ucapku. Brant adalah teman SMA-ku yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan jasa bodyguard.

Aku menatap putriku yang masih kudekap. Ada raut ketakutan di wajahnya. Rachel, sebenarnya ini ada apa? Apa yang tidak kutahu? Kumohon katakan sesuatu! Batinku terus bertanya kepada Rachel yang tidak mungkin menjawabku.

"Aku sama Bang Cakra dan kak Nabila tadi ke rumah itu," ucap Dinda mendongak menatapku.

"Rumah itu? Rumah yang mana?" tanyaku dan beberapa detik kemudian aku mengerti maksudnya. "Maksud kamu rumah tempat kamu disekap? Ngapain kamu ke sana?" tanyaku lagi dengan nada lebih tinggi. Tempat itu berbahaya.

The Best DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang