Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...
***
Kadang sebuah masalah yang datang tiba-tiba membuat kita ingin lari dari kenyataan.
- Arjuna Alfatih -***
Author POV
Egy duduk di kursi kebesarannya sambil bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Ia memegang dagunya seraya berpikir. Ada yang sedikit menjanggal di sini dan ia belum mendapatkan jawabannya.
"Jadi dimana Wais sebenarnya?" tanyanya kepada dirinya sendiri.
Ia kehilangan jejak Wais, tapi kedua orang suruhannya sudah membunuhnya. Anehnya tidak ada yang menemukan jasad Wais. Harusnya sekarang ada berita tentang kematian Wais. Lalu, apakah Wais benar-benar sudah meninggal atau laki-laki itu masih hidup?
Tidak ada jejak darah dan semacamnya karena malam setelah pembunuhan itu turun hujan. Tidak ada yang bisa dilihat. Semua bersih. Jadi dimana Wais? Tepatnya siapa yang membawanya?
"Arjuna dan keluarganya bahkan masih mencari keberadaan Wais. Lalu dimana bajingan sialan itu?" Egy menggeram kesal menumbuk mejanya sendiri.
Pintu ruangannya terbuka. Adiknya yang sudah berdiam diri di apartemennya sejak sebulan yang lalu masuk. Egy berdecak kesal melihat pakaian adiknya yang terlalu seksi. Untung Betty adalah adiknya.
"Jadi gimana? Gua masih harus diem di sini? Palingan Wais udah ko'it. Gua nggak tahan diem di apartemen lo. Gua mau balik ke apartemen gua." Betty langsung mencecar kakaknya.
"Kita nggak bisa pastiin itu kalau belum ngeliat mayatnya," ucap Egy.
"Jadi gua gimana? Gua bosen, Gy. Gua juga nggak bisa diem aja. Gua mau ketemu Arjuna."
"Gila lo. Lo lagi jadi buronan di luar sana."
"Makanya izinin gua keluar buat urus ini semua."
"Tapi Wais belum ketemu, Betty."
"Udah sebulan juga. Dia nggak bakal muncul lagi kalau dia masih idup, sih. Tapi gua rasa dia udah mati. Di sana itu nggak ada orang, Gy. Siapa yang bisa nolongin dia?"
"Terserah lo, deh. Tapi lo hati-hati. Yang lo mainin ini bukan Wais. Gua tahu siapa Arjuna."
"Ya, kan lo sahabatnya. Dulu. Lagian mereka nggak punya bukti apa-apa. Cuman anak ingusan itu yang denger. Bisa apa dia? Buktinya juga ada di lo," cibir Betty menunjuk ponsel Wais sebelum keluar dari ruangan kakaknya.
Egy masih berpikir dimana Wais sebenarnya. Wais tidak akan pergi jauh dengan keadaannya yang berlumuran darah malam itu. Tapi hilangnya Wais cukup membuatnya was-was. Wais bisa saja menghancurkan semua rencananya untuk mendapatkan Dinda yang mirip dengan Rachel, wanita yang dicintainya.
***
Langit menarik Dinda sedikit menjauh dari kerumunan. Brant memperhatikan mereka karena sebelumnya Dinda sudah izin kepada bodyguard-nya itu. Lagian Dinda juga bersama Langit jadi Brant cukup mengawasinya dari jauh.
"Ada apa?" tanya Dinda sambil memperhatikan Brant yang menatapnya.
"Lo harus hati-hati sama orang yang namanya Egy itu," jawab Langit to the point.
"Kenapa?" tanya Dinda lagi.
"Dinda, dia bukan orang baik. Pas dia nanya dimana Pak Wais itu udah jelas banget. Dia nggak kaget sama sekali. Dia cuman pura-pura kaget."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Daddy
General FictionArjuna Rifid Alfatih (Juna) adalah seorang duda beranak satu. Ia menikah muda dengan sahabatnya kecilnya. Sayangnya, istrinya meninggal saat melahirkan putri mereka, Arinda Magdalena Alfatih (Dinda). Dinda sendiri tumbuh menjadi gadis cantik yang sa...