Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...***
Masa lalu Daddy dan Mommy, ada aku di dalamnya.
- Arinda Alfatih -***
Dinda POV
Aku baru saja mengganti kaos olahragaku dengan seragam putih abu-abuku. Olahraga kali ini cukup membuatku menguras tenaga. Aku terlalu pendek untuk ring basket sekolah yang tinggi. Untung saja ada El yang membantuku, mengajariku cara bermain dengan benar.
Walau dia bermuka datar dan dingin, tapi dia baik. Semua orang tahu itu dan jangan salahkan dirinya yang punya muka tampan, karena dia punya banyak fans dari seangkatan kami sampai kakak senior kelas tiga, seangkatan Nabila. Tapi aku tidak termasuk di dalamnya. Aku bukan fans-nya, tapi temannya.
Keluar dari ruang ganti aku berjingkat terkejut melihat Pak Wais ada di depan sana. Dia membawa sebotol air mineral dan juga roti yang lumayan besar. Aku celingak-celinguk mencari keberadaan Bang Cakra.
"Cakra lagi ada kerjaan. Dia nyuruh saya ngasih ini ke kamu." Dia mengulurkan keduanya bersamaan. Aku pun langsung menerimanya.
"Terima kasih, Pak," ucapku.
Dia hanya mengangguk dan beralih pergi. Detik kemudian ruang ganti kembali terbuka dan menampilkan Milly dan Abi yang keluar bersamaan. Mereka berhenti sejenak karena melihat Pak Wais yang belum jauh.
"Sumpah, demi apa? Pak Wais bawain lo minum sama roti. Astaga, Dinda. Lo beruntung banget, sih." Milly memegang lengan aku dan mencengkramnya agak kuat saking gregetnya.
"Sakit tau." Aku melepas tangannya. "Ini juga disuruh sama Bang Cakra. Nggak usah lebay, deh," lanjutku.
"Tapi tetep aja. Itu sebuah anugrah. Cogan mana lagi yang engkau dustakan? Semuanya lo dapat. Dari balita sampai bapak-bapak." Abi menambah dramatis keadaan dengan caranya bicaranya seolah-olah sedang membaca puisi.
"Tau, ah." Aku berjalan mendahului mereka.
"Eh, El, ngapain lo di situ?"
Aku berhenti mendengar panggilan Jimmy dari belakang. Milly dan Abi pun ikut menoleh. Di sana ada El yang membawa air mineral dan juga sebungkus roti yang sama persis dengan roti yang kupegang.
"Buat lo." El memberikan roti dan air mineral itu kepada Jimmy lalu ia berjalan pergi setelah mata kami bertemu sebentar. Dia melewati kami bertiga tanpa melirik sama sekali.
"Dia cowok teraneh yang pernah gua temui," ucap Abi saat kami mulai kembali berjalan untuk menuju kelas.
"Gua setuju." Milly mengangguk.
"Suka sama cewek, tapi nggak berani bilang," ucap Abi lagi.
"El suka sama cewek? Siapa?" Wah, ini berita besar. Cowok sedatar El ternyata bisa jatuh cinta juga.
"Cewek yang El suka nggak peka," jawab Abi dengan nada suara yang sedikit tinggi membuatku mengernyitkan dahiku. Dia marah, yah?
"Emang siapa?" tanyaku lagi.
"Nanti juga lo tahu," jawab Milly merangkulku dan Abi bersamaan. Mentang-mentang dia lebih tinggi dari kami berdua yang pendek, dia bisa seenaknya main rangkul.
Tapi siapa cewek yang tidak peka itu? Sayang banget. El adalah cowok yang baik dan tipe cowok cuek, tapi perhatian. Buktinya dia khawatir sama keadaan Langit, sepupunya. Dia juga baik sama semuanya, ya, walau dia pendiem banget, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Daddy
General FictionArjuna Rifid Alfatih (Juna) adalah seorang duda beranak satu. Ia menikah muda dengan sahabatnya kecilnya. Sayangnya, istrinya meninggal saat melahirkan putri mereka, Arinda Magdalena Alfatih (Dinda). Dinda sendiri tumbuh menjadi gadis cantik yang sa...