Chapter 1

4K 127 40
                                    


Di sini, jangan berharap akan ada pertemuan manis layaknya negeri dongeng.

--

-----

Mentari sudah bersinar dengan teriknya saat jam menunjukkan pukul 07.45 wib.

Ditengah hiruk-pikuk keramaian kota metropolitan ini, seorang gadis yang baru saja genap berusia 20 tahun dengan wajah cemas melenggak-lenggokkan sepeda motor yang tengah dikendarainya layaknya ia adalah seorang pembalap yang tengah berjuang di arena balap.

"Aduh!! Bisa telat nih" ucapnya pada diri sendiri sambil menambah kecepatan motor kesayangannya.

Ini adalah hari pertama ia masuk kuliah disemester ketiga, tentu saja ia tidak ingin terlambat hari ini karna tepat beberapa puluh menit lagi akan diadakan pertemuan dengan perwakilan-perwakilan dari berbagai Fakultas juga ketua klub basket di Universitasnya.

10 menit kemudian gadis ini sampai digerbang utama Universitas yang selama kurang lebih satu tahun terakhir ini menjadi tempatnya menuntut ilmu.

Walaupun sudah satu tahun ia menjadi salah satu mahasiswi di Universitas ternama ini, namun belum pernah sekalipun ia menginjakkan kakinya di kampus utama -yang memang terpisah dari fakultasnya- ini.

Setelah melewati gerbang utama, ia  buru-buru memarkirkan sepeda motor miliknya karna sepertinya acara hari ini segera dimulai atau mungkin sudah dimulai karna kini jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 2 menit.

Dengan setengah berlari gadis itu segera menuju aula pertemuan yang merupakan tempat mereka akan melakukan pertemuan.

Tapi, tanpa sengaja ia menyenggol seseorang yang tengah berlari kearah aula juga.

Walau tahu bahwa ini adalah kesalahannya, namun ia hanya mengucapkan maaf sambil terus berlari kearah aula tanpa melihat siapa orang yang di tabraknya.

"Hey lo! Cewek yang pakek baju pink, berhenti woii!! Tanggung jawab, lensa kamera gue pecah nih!" Teriak seseorang dari kejauhan yang masih bisa ia dengar namun ia tak punya cukup waktu untuk sekedar menanggapinya.

Dari suara orang tersebut, ia yakin bahwa orang yang ditabraknya tadi adalah seorang laki-laki.

Oh, betapa hari ini adalah hari yang sial baginya. Ia sungguh berharap hari ini cepat berlalu.

Dengan terburu-buru ia membuka pintu aula, lalu melangkahkan kaki jenjangnya kearah sebuah pintu kayu berwarna merah marun yang berada di pojok kanan pintu utama aula.

Dengan menahan napas ia perlahan membuka pintu kayu itu, dalam hati ia berharap takkan mendapat omelan di pagi hari seperti ini.

Setelah membuka pintu, terpampang lah  sebuah ruangan yang bisa dibilang cukup elegan untuk sekedar menyelenggarakan sebuah 'rapat' Universitas, ruangan ini mungkin dapat menampung sekitar 50 orang sekaligus.

"Pagi semua. Maaf saya terlambat. Nama saya Zalfa, perwakilan dari Fakultas Teknik." Sapa gadis bernama Zalfa itu pada beberapa orang yang ada didalam ruangan itu, sepertinya rapat ini belum dimulai diilhat dari beberapa mahasiswa dan mahasiswi fakultas lain yang sedang asyik dengan ponsel pintar milik mereka masing-masing.

"Ya Zalfa. Silakan duduk, sebenarnya meeting ini belum juga dimulai karna ketua kita belum juga datang." Jawab seorang lak-laki muda yang cukup tampan yang tengah bersandar santai dikursinya.

Jawaban laki-laki tersebut setidaknya membuat Zalfa lega karna ia tidak benar-benar terlambat hari ini.

Zalfa kemudian beranjak duduk di sebuah kursi yang didepannya bertuliskan 'FAKULTAS TEKNIK' karna yakin kursi itu adalah kursi untuknya.

ADAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang