Chapter 31

1K 44 0
                                    

Yes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yes. I Will.

------

"Will you marry me?"

-----

Seumur hidupnya Zalfa tidak pernah membayangkan bahwa ia akan dilamar dengan cara seperti ini.

Dan yang lebih menyesakkan adalah orang yang melamarnya itu telah tiada sehingga ia tak tahu harus menjawab lamaran itu kepada siapa, dan siapa yang akan menikah dengannya?

Lagi dan lagi air mata Zalfa mengalir membasahi pipinya yang kini sudah sedingin es. Dadanya bergemuruh, bergerak naik turun dengan sangat cepat. Tangannya bahkan bergetar hebat.

Kenapa laki-laki itu bisa membuat video seperti ini?

Apa ia sebenarnya sudah mendapat firasat bahwa ia akan pergi?

Kenapa juga laki-laki yang kini sudah tenang didalam gundukan tanah itu tidak mau memberitahukan bahwa ia kecelakaan?

Beberapa pertanyaan terus saja berputar-putar dikepala Zalfa.

“Ya kak. Aku mau,” jawab Zalfa pada layar laptop didepannya itu. Entah pada siapa. Mungkin berharap bahwa Adam akan mendengar jawabannya itu.

Zalfa bisa membayangkan bagaimana ekspresi Adam saat ini jika ia masih ada, Adam dengan senyum lebarnya juga telinga yang pasti akan bersemu merah.

Zalfa tahu bahwa Adam sebenarnya bukanlah orang yang cool. Adam adalah laki-laki yang pecicilan, namun kehilangan yang membuatnya berubah. Kehilangan adiknya, kehilangan sahabatnya, juga kehilangan kasih sayang dari orang tuanya.

Semua kesalahan orang lain yang ia tanggung adalah sumber dari kesengsaraannya. Ia adalah laki-laki dengan hati paling lapang menurut Zalfa.

Jika diperbolehkan, Zalfa sangatlah ingin untuk berkata dihadapan laki-laki itu bahwa dirinya akan selalu meneruskan hal-hal baik yang Adam lakukan semasa hidupnya.

Adam akan selalu menjadi inspirasinya, menjadi panutannya agar ia bisa kuat dalam segala masalah hidupnya dan tetap menjadi baik walau dunia membuat dirimu seakan terkesan sangat buruk.

***

“Zalfa dimana Mbok?” tanya Adit pada Mbok Jum.Mbok Jum tidak menjawab melainkan mengisyaratkan dengan matanya kearah pintu kamar Adam.

Adit langsung mengerti maksud Mbok Jum.

“Dia lagi apa?” tanya Adit

ADAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang