Chapter 5

1.9K 70 15
                                    

Orang lama, kenangan lama,juga luka lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang lama, kenangan lama,
juga luka lama.
--

-----

Keesokan harinya

Sesuai janjinya tadi malam, sorenya sekitar jam 16.15 WIB Adam sudah nangkring di restotan tempat Zalfa bekerja.

Hari ini Adam tidak seperti biasanya. Tampil dengan hanya memakai kaus oblong berwarna biru tua dengan celana jeans selutut lengkap dengan sepatu Nike berwarna putih juga snapback dengan warna senada.

"Nggak ke kampus hari ini, Kak?" Setelah 35 menit Adam duduk-duduk tak jelas di restorant tempat kerja Zalfa yang kemarin, barulah gadis itu muncul dengan masih menggunakan seragam kerjanya. Baju berwarna kuning kunyit dengan bawahan celana hitam panjang.

"Kenapa nanya gitu?" Adam masih ambigu dengan pertanyaan gadis itu sehingga bukannya menjawab ia malah bertanya balik.

"Habisnya tumben Kakak pakai baju kayak gitu, biasanya juga kemeja sama jeans panjang," jelas Zalfa sambil mendaratkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Lo ternyata perhatian juga ya, padahal kita baru kenal beberapa hari," goda Adam.

Zalfa hanya meringis malu-malu karna ketahuan dalam beberapa hari ini ia memperhatikan penampilan Adam.

"Ehem, ehem, seru banget kelihatannya, boleh gabung gak?" Suara yang terdengar sangat maskulin itu mengagetkan Zalfa dan Adam, sontak keduanya mengarahkan pandang kearah orang tersebut.

Ternyata seorang laki-laki tampan seumuran mereka yang tengah tersenyum hangat kearah Zalfa. Laki-laki itu berdiri tepat dibelakang Adam, oleh karena itu tadinya ia dan Adam tak dapat dapat melihat.

"Eh Kak Adit, kirain siapa tadi bikin kaget aja." Zalfa mengenal laki-laki tersebut. Laki-laki yang biasa ia pangil dengan panggilan Kak Adit.

Adit sebenarnya adalah mahasiswa di Fakultas Management di Universitas yang sama dengan Adam dan Zalfa. Dan restotant tempat Zalfa bekerja ini adalah restorant milik laki-laki itu. Zalfa sudah mengenal Adit sejak setahun yang lalu, cowok itu lah yang mempekerjakannya disini.

"Aditya Mahendra???" Itu bukanlah suara Zalfa, melainkan milik Adam. Ia segera terpaku saat baru membalikkan badannya. Otaknya langsung kosong hingga lidahnya berubah kelu karna terkejut.

"Adam," Adit juga nampak tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya saat melihat ternyata laki-laki yang sedari tadi bersama Zalfa adalah Adam.

Ya, Adam. Orang yang dulu sangat dihargainya tapi sekarang sangat dihindarinya.  Laki-laki yang sudah tak pernah dilihatnya sejak beberapa tahun belakangan, kini berada disini sekarang.

Di restoran miliknya.

Di depan matanya.

Bersama seorang pegawainya.

ADAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang