Note: cerita ini saya tulis saat masih SMP
Kecerobohan menjadi awal perkenalannya dengan seorang laki-laki tampan most wanted di kampus tempatnya menuntut ilmu. Klise memang.
Laki-laki yang nampak sempurna dari luar namun menyimpan ribuan duka yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketakutan terbesar adalah kenangan dari masa lalu mu. -Adam-
----
Malamnya, saat baru saja memarkirkan sepeda motor miliknya, Adam buru-buru masuk kedalam hunian mewah miliknya dengan terus meneriakkan satu nama. Cowok tampan itu bahkan lupa untuk mengucapkan salam saking terburu-burunya. Pintu utama saja hanya ditutup asal olehnya.
“MBOK JUM!!! MBOK, MBOK!!” Panggil Adam berulang-ulang.
“Mbokkkk,” ulangnya lagi, kali ini dengan suara yang lebih kencang juga sedikit bergetar.
Mbok Jum yang saat itu sedang memasak di dapur segera menghentikan aktivitasnya dan berlari menuju ruang tamu tempat tuan mudanya sekarang berada. Rasa khawatir mulai menguasai dirinya mendengar sang tuan muda berteriak keras malam-malam seperti ini. Pasti ada sesuatu hal yang sangat mendesak bagi Adam.
“ Iya den, Mbok Jum disini. Ada perlu apa ,den?” Terdengar jelas nada kekhawatiran dalam suara teduh perempuan paruh baya tersebut.
“Mama sama Papa belum pulang kan Mbok?” Tanya Adam saat Mbok Jum berada tepat di depannya.
Melihat Mbok Jum yang masih mengenakan daster yang tadi pagi dipakainya juga sebuah penggorengan ditangannya, Adam yakin betul bahwa teriakannya tadi membuat perempuan yang usianya lebih dari 6 dekade ini panik dan langsung berlari kerarahnya tanpa meletakkan senjatanya tersebut terlebih dahulu.
“Belum den, emang ada apa?” Tanya Mbok Jum lagi. Aneh melihat tingkah Adam kali ini, pasalnya tidak biasanya Adam menanyakan soal orangtuanya sudah pulang bekerja atau pun belum.
“Bagus. Sekarang Mbok ikut aku ke kamar ya, ada yang mau aku ceritakan.”
“Ada apa sih den? Kok aden kayak orang ketakutan gitu? Jangan buat Mbok Jum khawatir dong, den.” Mbok Jum dapat melihat dengan jelas ketakutan bercampur kekhawatiran juga sekilas rasa gembira dari wajah Adam. Karna Mbok Jum yang merawat Adam dari bayi, jadilah Mbok Jum sangat hafal akan sikap dan sifat Adam.
“Nanti dikamar Adam jelasin semuanya.” Adam tahu pasti Mbok Jum akan bisa melihat ekspresinya yang ketakutan ini walau sudah sebisanya ia tutupi untuk sementara.
***
Dikamar Adam.
“Mbok, dia kembali. Aku tadi ketemu sama dia, aku harus gimana Mbok?” Ujar Adam to the point dengan menggunakan istilah ‘dia’ untuk seseorang yang dimaksudnya saat ini.
“Dia siapa den? Mbok gak ngerti aden ngomong apa.” Mbok Jum benar-benar tidak tahu siapa yang dimaksud dia oleh tuan mudanya ini. Dirinya benar-benar merasa ambigu sekarang. Tak ada nama siapapun yang terlintas dipikirannya tentang sosok yang tengah diceritakan oleh Adam.
“Adit Mbok, Adit. Dia di Indonesia.” Ujar Adam penuh penekanan. Raut wajah Adam benar-benar dipenuhi oleh rasa kekhawatiran juga putus asa. Siapapun pasti akan dapat melihat bagian dari tubuhnya yang mulai berkeringat dingin.