*Zalfa pov
3 tahun kemudian.
Tak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Rasanya baru kemarin aku menangis saat dua orang yang kucintai pergi untuk selama-lamanya. Namun Allah sangatlah adil karna saat kehilangan mereka, aku mendapatkan orang tua baru yang sangat menyayangiku.
Kini kuliahku telah selesai. Berkat orang tua baruku itu, aku kini telah sukses sebagai seorang Sarjana Teknik. Itu akan menjadi tambahan titel atas namanya yang kini 'Zalfa Maharani, ST'.
Basic kemampuan yang kudapatkan semasa kuliah akhirnya mengantarkanku kepada cita-cita yang selama ini kuidam-idamkan, menjadi seorang sutradara. Tentunya itu bisa terwujud juga karena dorongan dari orang yang kini kupanggil dengan sebutan mama dan papa.
Mereka mendukung sepenuhnya apa yang aku sukai. Mereka benar-benar bagai malaikat yang Tuhan berikan saat aku sedang berada dihadapan jalan yang buntu.
"Keluarga? Apa yang orang biasa pikirkan ketika mendengar kata itu?
Orang tua yang protektif?
Orang tua yang harmonis?
Kakak-adik yang bertengkar lalu berbaikan kembali?
Atau pertengkaran kecil di pagi hari?
Tapi apa jadinya jika seseorang tak pernah merasakan arti sebuah keluarga itu? Atau dalam kata lainnya ia adalah seorang korban dari tragedi BROKEN HOME.
Rasanya tidak berlebihan jika broken home dianggap sebagai sebuah tragedi. Karna broken home telah merusak ratusan atau mungkin bahkan ribuan hidup anak-anak tak bersalah. Ia telah merengut masa depan dari makhuk suci tak bersalah bernama anak.
Banyak yang berfikir bahwa anak-anak korban broken home takkan bisa bangkit dan berkarya juga akan selamanya menjadi anak yang memiliki keterbelakangan mental.
Walau Memang tak semua yang berfikir seperti itu. Karna sebenarnya anak-anak itu, mereka punya kelebihan pada hati mereka. Mereka punya sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh mereka .
Mereka unik. Mereka spesial dan mereka adalah orang-orang yang HEBAT. Calon pemimpin masa depan yang kuat."
"Sesi tanya jawab kini dibuka. Bagi yang ingin bertanya langsung kepada sutradara dari film ini dipersilakan untuk berdiri," ucap seorang pembawa acara.
Kini aku tengah berada di acara launching film perdana yang aku selesaikan dengan memuaskan. Dan itu adalah quote yang Adam buat untuk novel pertamanya.
Kuedarkan pandanganku ke segala arah, menunggu pertanyaan yang akan ditanyakan oleh para penonton film pertamaku ini. Dengan senang hati aku akan menjawab pertanyaan mereka semua.
Hari ini adalah hari yang sangat berharga bagiku seumur hidup. Kata bahagia saja mungkin belum cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaaanku saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADAM (SELESAI)
Teen FictionNote: cerita ini saya tulis saat masih SMP Kecerobohan menjadi awal perkenalannya dengan seorang laki-laki tampan most wanted di kampus tempatnya menuntut ilmu. Klise memang. Laki-laki yang nampak sempurna dari luar namun menyimpan ribuan duka yang...