Chapter 15

1K 55 2
                                    

Bersama mu, aku bisa melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah terfikir sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersama mu, aku bisa melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah terfikir sebelumnya.
-Adam-

----

Adam memacu laju kecepatan motornya diatas rata-rata. Sangatlah kontras dengan jalanan yang lumayan sepi di jam kerja seperti ini. Sepeda motor milik Adam sekan membelah jalan ditengah kesunyian lalu-lintas.

Zalfa yang awalnya hanya berpegangan pada jaket kulit yang dikenakan Adam kini terpaksa harus memeluk pinggang Adam erat-erat karna ia tidak mau terjatuh nantinya mengingat kecepatan Adam berkendara saat ini.

Adam seperti sengaja melakukannya meski ia tahu bahwa gadis di belakangnya itu takut akan kecepatannya.

Dibalik kaca helmnya yang berwarna gelap Adam tersenyum kegirangan sambil sesekali melirik kearah kaitan sepasang lengan yang kini memeluk pinggang nya cukup erat sambil empunya memejamkan matanya tak kalah erat.

Setelah sentengah jam mereka habiskan di perjalanan dengan suara knalpot sepeda motor sport milik Adam ini yang lebih mendominasi perjalanan, akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan yang menurut Adam sangatlah indah itu.

Zalfa secepat kilat melompat dari sepeda motor milik Adam saat Adam baru saja mengerem sepeda motornya.

Hanya butuh waktu tiga detik untuk Zalfa melepaskan helm mlik Adam yang dikenakannya saat ini. Di detik selanjutnya Zalfa mulai melancarkan berbagai bentuk omelan untuk Adam yang bahkan belum turun dari sepeda motornya.

"Kakak mau ngebunuh aku kak ya? Gila kak, jantung aku rasanya mau copot." Omel Zalfa sambil menyerahkan helmnya ke Adam.

Adam menerima helm yang diserahkan Zalfa dengan tawa tak bersalah yang menghias wajah tampannya. Sudut bibirnya yang terangkat membentuk sebuah lengkungan tipis yang sangat indah ditambah dengan matanya yang menyipit karna tertawa menambah kesan sempurna di wajahnya. Apalagi bila melihat wajahnya yang memerah sangatlah cocok dengan kulit putih bersihnya.

"Lagian lo tadi ngapain? Mulut lo sampe komat-kamit, baca mantra neng?" Goda Adam tertawa sambil memegang perut six packnya yang bergerak naik-turun bersamaan dengan bahunya.

"Baca doa! Kakak kan tahu aku takut kalau cepat-cepat." Timpal Zalfa ketus. Tangan kirinya ia letakkan didadanya yang bergerak naik turun untuk menormalkan laju pacu jantungnya.

Adam dapat merasakan hembusan nafas Zalfa yang tidak teratur ditambah dengan dadanya yang bergerak naik turun tak berirama. Sepertinya gadis cantik dihadapannya ini benar-benar ketakutan.

Adam akui tadi ia berkendara dengan kecepatan maksimumnya jadi wajar saja bila Zalfa ketakutan. Orang yang melihat mereka tadi di sepanjang jalanpun terlihat ketakutan.

"Sorry! Sorry. Udah jangan marah lagi, tuh lihat dibelakang lo,"

Zalfa yang awalnya berniat melanjutkan ocehan tak pentingnya itupun sontak membulatkan muluntya saat melihat pemandangan di belakangnya.

ADAM (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang