Insia, kau tahu? Aku sudah memperhatikanmu selama ini. Saat kau mulai memetikkan chord demi chord pada gitarmu beberapa waktu yang lalu di musim panas kala itu, aku mulai jatuh hati pada suara merdumu itu. Rasanya alunan gitar dan nyanyianmu seperti Radha dan Krishna. Krishna memainkan sulingnya dan Radha menari mengikuti irama. Langkah ini tak tahan untuk tidak melangkah menghampirimu. Ah, benar saja. Aku menemukan sesosok makhluk cantik sedang bernyanyi dari dalam hatinya. Sejak saat itu, kisahku terhenti karena kau yang sudah menguasai kisahku ini.
Insia, atau kupanggil saja kau Insu seperti ibumu memanggilmu? Oh oke tidak. Kita belum sedekat itu. Seberapapun besarnya rahasia kau menutupi wajahmu dengan Burkha saat mengunggah Main Kaun Hoon-mu, aku tetap mengenali suaramu. Suaramu sudah terpatri dalam hati ini. Bahkan setiap malam aku tak bisa tidur karena nyanyianmu selalu terngiang dalam ingatanku.
Insia, boleh jadi kau wanita ketiga dalam hidupku. Pertama ibuku, kedua Kali Maa-ku (Dewi Durga), dan ketiga dirimu. Aku masih tidak pandai membuat kata-kata bagus seperti lirik-lirik lagu yang dibuat Kumaar-ji. Aku hanya anak laki-laki yang masih duduk di kelas 10. Tapi aku akan memberikan segalanya untukmu, semampuku. Jadi tolong, buatlah hatiku tenang dalam dekap lembut senyummu.
Chintan,
Orang yang kau tulis dalam password email-mu
KAMU SEDANG MEMBACA
Musafir: Kumpulan Puisi dan Prosa [SUDAH TERBIT]
Poesía[Sebelumnya ANAFORA] Anafora adalah jenis majas di mana pengulangan bunyi, kata atau struktur sintaksis kalimat untuk memperoleh efek-efek tertentu yang terdapat pada awal kalimat, berfungsi sebagai penegasan. Buku ini hanya sekadar kumpulan puisi y...