14% Melepas Rindu ✔️

3.5K 140 4
                                    

Tyara menunggu jemputan dari Revan di pinggir jalan dengan beberapa siswa yang bernasib sama seperti dirinya. Untuk tidak seperti terlihat orang yang kurang kerjaan, Tyara memainkan game kesukaannya di ponselnya yaitu candy crush saga, lumayan bisa menghilangkan bosan.

Sedang asik-asiknya bermain game. Ia mendapat notif pesan spam. Ia merasa sangat terganggu hingga akhirnya ia meluncur ke aplikasi Whatsapp.

Bang Evan : Yara, abang ada meeting mendadak nih. Kamu pake ojek online aja ya?

Tyara mendengus kesal. Ia paling tidak suka jika sudah menunggu capek-capek eh dia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tyara : Rese banget bos abang evan 😒

Bang Evan : Yara lupa apa emang udah pikun sih? Bos abangkan ayah kita. Oh, Yara udah gak mau dianggap anaknya papah lagi ya? Abang sampein dengan senang hati deh.😏

Saking kesalnya. Tyara melupakan satu fakta, bahwa abangnya berkerja di perusahaan ayahnya sendiri.

Tyara : JANGAN ABANG!

Bang Evan : Ini dah sampe pintu ruangan ayah, tangan posisi memegang kenop.

Bang Evan : *mengirim foto* 😜

Tyara : Bang nnti di kamar lo udah ada lego terbaru bang!

Bang Evan : Deal! Makasih sayangku 😘. Hati-hati di jalan ya. Ciyu.

Rasanya ia ingin merutuki kebodohannya. Ia memanyunkan bibirnya.

"Yah harus beli lego, deh."

Untung saja tadi otaknya berpikir cepat untuk menenangkan kelakuan Revan. Adiknya itu untung saja ingat bahwa abangnya sangat menggilai lego. Terbukti saat ia memasuki kamar abangnya ia selalu melihat lego mungkin sudah ratusan lego yang terpajang rapih di lemari hiasnya, ada juga beberapa kotak hampir puluhan tergeletak masih terbungkus rapih karena abangnya belum sempat menyusunnya.

***

"Hari ini mau langsung pulang aja?" tanya Deon kepada gadis di sebelahnya.

Gadis itu hanya menjawab dengan gumaman dan anggukan singkat.

Pupil mata hitam gadis itu mengecil saat ia mendapati seorang siswi yang duduk tepat di belakangnya sedang berdiri di pinggir jalan dengan kepala menunduk fokus pada benda pipihnya.

"Itu Tyara kan, bang?" Kalila memegang lengan kiri pria di sebelahnya, sedangkan tangan satunya menunjuk pada seseorang yang ia duga sebagai pemilik nama Tyara.

Pandangan Deon mengikuti arah yang ditunjukkan oleh gadis kembarannya.

"Iya."

"Ajak bareng aja gimana?"

Mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut gadis imut itu, refleks Deon menengok ke arah gadis di samping.

"Gak ah! Males."

"Ish, biarin kenapa? Siapa tau dia mau. Plis, ya?"

"Bodo ah!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang