15% Berubah ✔️

3.5K 143 5
                                    

Tyara memainkan ponselnya dengan posisi duduk malas-malasan di kursi panjang tengah mobil dalam perjalanan pulang.

Diandra menoleh ke kursi panjang di belakangnya. "Jadi kalian se sekolah ya, Sayang?" Padahal setahu mamah, dulu Raya sama Arya gak sekolah di Sanu. Malahan mereka berdua sejak SMP beda sekolah."

"Mereka berdua murid baru semester satu kelas sebelas, Mah." Tyara menggeser dirinya menuju kaca mobil di sebelah kanannya. Ia menekan tombol sehingga dirinya bisa menghirup udara sejuk malam.

"Mamah kok bisa akrab sama mereka, Mah?"

"Mamah sama mamahnya si kembar temen TK biasa."

"Oh."

***

Deon membunyikan klaksonnya saat melihat seorang pria memakai jaket bewarna hitam sedang bersandar di dinding tepat depan gerbang rumah milik keluarga Satria Dewantara. Pria itu menatap tajam Deon, karena sahabatnya itu membuat detak jantungnya meningkat. Si pelaku hanya terkekeh melihat korbannya seperti itu, lalu ia pun menurunkan  kaca mobilnya.

"Sejak kapan di rumah gue ada patung dingin gini? Hahaha."

Seperti biasa Arga adalah tipe yang tak akan membuka mulutnya dengan hal yang tidak berguna menurutnya seperti apa yang ditanyakan sahabatnya saat ini.

Arga sedikit membungkukkan badannya untuk mencari seseorang yang sedang bersama Deon, yang membuatnya rela harus datang malam-malam ke kediaman keluarga Satria Dewantara. Seseorang yang ia cari tengah tertidur pulas, gadis itu sangat menenangkan saat tidur bahkan imutnya pun tak luntur.

"Lo apain Kalila?" Saat pria dingin itu menemukan mata yang sedikit bengkak di wajah gadis itu. "Terus kenapa kalian baru pulang semalam ini?"

Deon menengok sekilas ke Kalila, lalu ia melihat ke arah Arga lagi. Deon memicingkan matanya. "Siapa lo? Lo emangnya bokap gue?" Deon terkekeh yang mendapatkan tatapan tajam dari Arga.

Deon yang sadar sedang ditatap seperti Raja hutan menemukan mangsanya akhirnya dia menyudahi tawanya. "Santai dong, Kak. Ntar naksir loh."

Arga menatap sahabatnya yang sok kepedean itu dengan jijik.

Kalila yang sedang tidur cantik pun terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat tak lupa satu tangannya menoyor kepala pria yang duduk di kursi pengemudi. "Berisik!"

Deon melirik Kalila sinis dengan satu tangan mengusap dahinya.

Dengan wajah baru bangun tidur dan masih merasa lemas. Kalila menoleh ke arah Deon ingin memeringati kembarannya agar tidak mengganggu konsentrasi pendengarannya saat dirinya tidur. Tapi, tiba-tiba saja ia merasa nyawanya seperti masuk sekaligus begitu saja saat melihat seseorang di luar sana yang sedang menatapnya lekat-lekat.

Gadis itu menegakkan posisi duduknya ia pun memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa malu yang menggerogoti tubuhnya.

"Ga, ayo masuk dulu. Kita ngobrolnya di dalam aja."

Arga melihat jam hitam yang melingkar di tangannya. Kini telah menunjukkan pukul 19.01. Tanpa berbicara sedikit pun Arga berjalan mendekati motor ninja yang bewarna biru tua. Deon hanya menggelengkan kepalanya saat sahabatnya yang super dingin itu mengacanginya untuk kesekian kalinya.

Pria berjaket hitam itu mengambil kantung plastik hitam yang sejak tadi menggantung di motornya. Ia melangkahkan kakinya mendekati pintu mobil penumpang di depan. Ia mengetuk kacanya tiga kali. Arga pun menekan tombol di pinggirnya.

Arga memberikan kantung plastik itu kepada Kalila. Membuat gadis itu memberengut. Kalila masih melihat wajah Arga dan kantung plastik secara bergantian.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang