38% Menemukan ✔️

2.6K 118 16
                                    

Tyara membulatkan matanya saat ia mengetahui siapa pria yang menduduki kursi sebelahnya. "Dia datang lebih pagi dari gue lagi?" senyuman gadis itu mengembang sempurna.

"Ehem."

Deon mengangkat wajahnya dengan otak yang masih setengah sadar, pria itu menatap gadis di sampingnya tanpa sadar siapa gadis itu.

Tyara menahan tawanya. Apa Deon menginap di kelas? Mengapa sepagi ini yang jam jarum jam masih menunjukkan pukul 06.10 wajah pria itu sudah menampilkan peta garis? 

Detik selanjutnya Tyara merogoh saku bajunya dan memberikan sebuah flashdisk kepada Deon. "Secret dua belas."

Deon yang mendengar tiga kata itu, otaknya tiba-tiba menjadi sadar dengan sekaligus. Karena ia tahu bahwa yang mengetahui secret dua belas hanya keluarganya dan gadis pujaanya. "Tyara!?" Deon meraih flashdisk milih papahnya.

Tyara menompangkan tangannya di dagu. Gadis itu tersenyum sangat manis. "Morning the bad boy king."

Deon mendekatkan wajahnya sehingga menciptakan jarak antar wajahnya dengan wajah gadis pujaanya sangat tipis. Deon menampilkan senyumnya yang sangat manis yang baru Tyara lihat detik ini selama mereka kenal dan dekat, itu berhasil membuat Tyara susah meneguk salivanya. 

"Morning too my baby,"  balasnya dengan suara smirknya.

Tyara membulatkan matanya, pipinya berubah merah seperti kepiting rebus, dan perutnya serasa ada banyak kupu-kupu yang berterbrangan di sana. Detik selanjutnya Tyara menjauhkan wajahnya dari wajah si the bad boy king.

"Akhirnya gue menemukan lo yang dulu my the bad boy king," batin Tyara.

Tanpa mereka sadari sebenarnya sejak tadi ada yang mengamati mereka dan itu membuat gadis itu sangat cemburu.

"Gue yakin lo seakarang udah jatuh cinta pada Deon kan?" Rosa memaksakan dirinya untuk tersenyum ia menahan air matanya jatuh. Sebelum ketahuan oleh pria pujaannya dan sahabatnya, gadis itu melarikan diri pergi menuju toilet.

***

Rosa sejak tadi melihat Tyara yang tersenyum tipis sambil melahap baksonya. "Gue tahu apa yang lo rasa Tyr," batin Rosa.

Rosa menyenggol bahu kanan Tyara menggunakan bahu kirinya. "Kayaknya ada yang lagi seneng nih."

Salsa yang sejak tadi hanya fokus pada ponselnya kini gadis itu pun menatap Tyara. 

Lamunan Tyara buyar seketika, bayangan saat Deon mengucapkan selamat pagi kepadanya hilang bagaikan angin berlalu. "Eh? Eng-enggak kok."

"Ceritalah, lo dari tadi senyam-senyum sendiri." 

"Ma-masa sih?" elak gadis itu.

"Gue gak buta lagi. Dan asal lo inget gue itu orangnya peka ok? ya gak Sal?" Rosa menaikkan kedua alisnya ke atas.

Salsa menggeleng pelan. "Halah buktinya lo gak peka sama cowok kelas sebelas IPA satu yang suka sama lo."

"What emang ada?" Rosa menggebrak meja, dan itu membuat beberapa pasang mata menegok ke arahnya.

Tyara menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, Salsa memijat pelipisnya, lalu ia menarik lengan Rosa supaya duduk kembali.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang