37% Kembali ✔️

2.6K 66 14
                                    

Bola mata Tyara terus menatap tanda centang biru milik Deon. "Udah dilihat belum, ya?"

"Udah malem ini. Ya udah gue tidur aja deh."

Tyara menonaktifkan data internetnya dan beranjak pergi ke kasurnya.

"Semoga besok gue menemukan Deon yang dahulu."

***

"Ya!" teriak Rosa sambil menghampiri sahabatnya sedang mencorat-coret bukunya dengan posisi kepala di atas meja.

"Hem," jawabnya malas.

"Kantin, yuk?"

"Males ah! Kenyang." Tapi perutnya memalukan harga dirinya di depan sahabatnya sendiri.

"Heleh, kenyang apa kenyang bambang!? Udahlah ayo!" Rosa memaksa menarik-narik lengan Tyara agar sahabatnya itu tidak galau terus menerus.

"Iye iye gue bangun, nih."

"Nah gitu dong. Deon gak masuk gak usah lu pikirin, tuh orang ntar keenakan lu pikirin tapi lu yang nyesek gara-gara dia gak mikirin lu."

Hati Tyara terasa terhantam oleh kenyataan apa yang diucapkan sahabat tadi. Apa sesakit itu ucapan sahabat yang belum tentu benar itu?

"Berisik lu!" Tyara melangkahkan kakinya dengan lebar.

"Hilih bilang aja lo ngarep 'kan? Lo dah suka kan sama-"

Tyara terpaksa menginjak kaki sahabatnya yang terus saja mengoceh mengenai dirinya dan pria yang menyebalkan itu.

Rosa menatap wajah sahabatnya yang seperti tanpa dosa dengan kesal. "Huh."

Setelah sampai di kantin Rosa dan Tyara terlebih dahulu memesan makanan lalu duduk di mana ada salah satu sahabat mereka yang sudah lama di kantin sekolah.

"Lo ninggalin bambang." Dengan tenang Rosa mengambil alih snack milik Salsa, dan memakannya dengan lahap.

"Miskin lu sekarang?" ledek Salsa sambil merebut snacknya dari tangan sahabatnya dengan mudah.

"Tenang-tenang gue lagi pesen batagor kok, huh," kesalnya sambil mengambil ponselnya dari saku.

Tyara hanya menatap dengan tatapan tak habis pikir dengan tingkah kedua sahabatnya itu yang sering berantem daripada akur.

Tak sengaja bola mata Tyara melihat lima laki-laki yang berjalan mendekati kantin dengan bersenda gurau. Diantara kelima laki-laki itu ada yang sedang Tyara hindari.

"Mampus!" ucapnya sedikit kencang membuat kedua sahabatnya menoleh.

"Napa lu?" tanya Rosa sambil mengangkat satu alisnya ke atas.

"Mampus apanya?" sambung Salsa yang tak kalah penasaran dengan satu kalimat yang baru saja Tyara ucapkan.

"Gue harus sembunyi."

Tanpa menjawab satu pertanyaan kedua sahabatnya itu, Tyara panik mencari persembunyian. Ide menyamar pun terlintas dibenak gadis itu.

Tyara segera lari secepat mungkin meninggalkan kedua sahabatnya yang masih diselimuti rasa bingung kelakuannya. Tyara duduk di antara empat siswi yang tak jauh dari tempat duduknya tadi.

"Tuh anak napa, dah?"

"Mana gue tahu," jawab Salsa sambil mengedikkan bahunya.

"Ye ... siapa yang nanya ke lu bambang."

"Bambang, bambang mulu. Nama gue Salsa, maemunah!"

"Hilih anda!"

"Hey!" sapaan dari suara serak basah itu membuat adu mulut antara Salsa dan Rosa pun menjadi diam dan teralihkan pada pria yang kini berdiri di depan meja mereka.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang