4% Balas Dendam Dimulai ✔️

4.3K 184 16
                                    

Tyara baru saja keluar dari toilet. Ia berjalan menuju kelasnya sambil merapikan pakaiannya. Dari jarak sekitar 5 meter lagi, ia heran tak mendengar suara teman-temannya yang sedang piket, atau setidaknya suara meja harusnya ada bukan? Mengapa firasat Tyara kelas sepi tak berpenghuni?

Setelah berada di ambang pintu kelas, ia membelalakan matanya. Kemana semuanya? Bukannya ia sudah menyuruh mereka untuk tidak pulang duluan? Keadaan kelas masih berantakan seperti semula. Bola matanya jatuh melihat pria yang sedang duduk di bangkunya.

"Gue rasa gue tau siapa yang membuat kelas jadi sepi kayak gini."

Tyara menghampiri Deon. Pria itu sedang menikmati musik menggunakan earphone yang ia sumpalkan di kedua telinganya, dan kaki di selonjorkan di atas meja tepat di atas tas toska milik Tyara. Tyara menarik tasnya dengan cepat.

Deon membuka salah satu matanya, setelah mengetahui orang yang sejak tadi ia tunggu-tunggu ke datangannya, kini berada di dekatnya. Membuat bibirnya tertarik ke atas.

"Lo biang keroknya, kan?!" sembur Tyara, gadis itu berkacak pinggang.

Deon tersenyum kecut. "Sayang dateng-dateng kok marah-marah, sih?"

"Sayang sayang mata lo. Najis!"

"Hem ... suatu saat lo bilang gue manis bukan najis."

"Bangun, woy! Ngarep banget. Lo yang nyuruh mereka pulang?!"

"Yeah, honey."

Deon melangkah mendekati Tyara. Gadis itu malah melangkah mundur, hingga punggung Tyara menyentuh papan tulis dan terjebak. Deon mengunci Tyara dengan kedua tangan kekarnya. Gadis itu mengerjapkan matanya.

"Ma-mau ngapain lo?! Lo jangan macem-macem ya! Atau gue teriak nih. TO-"

Deon membekap mulut Tyara.

"Udah galak, bawel banget lagi. Lo lagi PMS, ya? Perempuan Menjadi Singa."

Tyara memutarkan bola matanya malas. Deon mengedarkan matanya ke segala arah. Dan, Tyara memukul tangan yang membekap mulutnya.

"Aw sakit! Haha, tenaga lo cupu keles ... gak ada apa-apa nya."

"Ih! Mau lo apa?" Tyara naik pitam.

Deon mengangkat sebelah alisnya. "Yakin mau nurutin?"

"Gak lah!"

Deon perlahan-lahan mendekatkan wajahnya pada gadis di hadapannya. Tyara yang sadar akan gerak-gerik Deon. Ia segera menggigit tangan Deon sekuat mungkin, dan hal itu sukses membuat pria yang sedari tadi menguncinya meringis kesakitan.

"Bangsul!"

"Gue gak kayak cewek mainan lo, ya?!"

Tyara hendak pergi, tapi Deon mencekal tangan gadis itu. "Baru awal. Gue pastiin, gue bisa buat lo terjebak dalam kehidupan gue, lo yang memulai duluan permainan ini."

Tyara menghempaskan tangan Deon dari tangannya.

"Eh, lo mau kemana?" tanya Deon.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang