17% Hati Yang Lain ✔️

3.4K 127 3
                                    

Kenapa lo pilih hati yang lain, sih?

------------------

Kelas mulai ramai dengan makhluk hidup yang berdatangan entah itu penghuni asli kelas 11 IPA 1 atau pun penghuni kelas lainnya yang sedang mampir.

"Hai, ma bro, wasap, yo!" teriak seorang laki-laki yang selalu membuat kelas heboh. Pria itu baru saja datang sudah membuat penghuni yang berada di dalam di kelas tertawa.

Pria itu membuka helm full face-nya saat mengetahui bangku sudah terisi oleh sahabatnya.

Tyara menoleh singkat ke arah Taufan yang memakai helm di kepalanya, memakai kaca mata hitam, dan tas ransel yang ia kalungkan di lehernya. Gadis itu hanya memutar bola matanya malas.

Rosa menarik tas ransel yang mengkalung di leher Taufan, membuat pria itu tercekik.

"Sakit woy!" tangan Taufan memegangi lehernya.

"Lo kabur dari rumah sakit jiwa mana? Biar gue anter."

"Beb, temen lo jahat banget sama yayang lo."

Salsa tak menghiraukan pengaduan Taufan. Ia tetap fokus pada benda pipih di depannya.

Rosa merasa kasian kepada Taufan. Lalu ia melepaskannya. "Nih, gue baik kan? Gak jadi nungguin lo sampe mati."

"Cewek biadab ya gini." Taufan mengelus-elus lehernya. Ia mengacak rambut Rosa kasar. "Mamam tuh."

"De?"

"Hm?"

"Lo mau-"

"Lo duduk sama Salsa sana!"

Bola mata Taufan berbinar-binar saat mendengar itu. "Asyiap."

Salsa yang mendengar itu langsung menatap punggung Deon. Kakinya mendorong kursi Deon. "Gak mau gue!" tolak Salsa.

"Gue pengennya sama bebeb gue."

Pipi Tyara memanas. Jantungnya berdetak tak karuan.

Taufan, Alvaro, dan Arga terkejut saat Deon mengatakan itu. Bukan

Kalila menoleh ke belakang menghadap kepada Tyara. "Lo yang sabar ya sama kembaran gue yang rada-rada kayak gini." Kalila terkekeh.

***

Kini mereka bertiga sedang berada di kantin sambil menikmati jajanan mereka masing-masing dengan bergosip.

Tyara memasukkan kuah bakso yang sudah sedikit tidak panas. Tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkannya dengan menepuk punggungnya keras dan berteriak.

"Hai!"

"Uhuk ... uhuk ... uhuk..."

Tyara merasakan tenggorokannya seret dan hidungnya perih. Pasalnya kuah itu masih belum terlalu dingin dan pedas.

Deon yang melihat itu panik. Ia langsung membukakan air putih yang ia beli tadi dan meminumkannya kepada Tyara.

Tangan kiri Deon sibuk mencari tisu. Tyara meminum air putih itu tanpa menyadari sebuah tangan sedang memeganginya.

Setelah beres minum. Deon langsung mengelap wajah sekitar mulut Tyara yang basah karena kuah bakso menggunakan tisu.

"Sori."

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang