13% Cemburu ✔️

3.4K 136 14
                                    

Tyara membawa semangkuk baksonya dan di ekori Salsa dan Rosa di belakangnya. Mata cokelatnya menyapu seluruh ruang kantin, ia mencari tempat duduk yang tak berpenghuni untuk ia tempati dengan Salsa.

Deon yang melihat Tyara kebingungan di depan sana. Ia pun memanggil nama gadis itu dengan teriak membuat kebanyakan penghuni kantin menatap gadis cantik yang sedang berdiri dengan kepala yang sibuk menoleh ke kanan, kiri.

"TYARA!"

Orang yang dipanggil namanya tak menoleh ke arah suara yang menyebut nama 'Tyara' karena ia berpikir yang dimaksud bukan Tyara dirinya melainkan orang lain.

Deon yang tak kunjung mendapati respon dari gadis itu. Ia pun memanggil sekali lagi nama gadis itu, kini lengkap dengan nama panjangnya.

"Tyara Elfsya Agatha!" teriak Deon.

Salsa menyenggol lengan kanan sahabat yang berada di sampingnya dengan lengan kirinya. Lalu gadis yang bermata sedikit sipit itu menunjukkan seseorang yang memanggil nama sahabatnya itu dengan menunjuk menggunakan dagunya.

Deon terseyum kepada Tyara.

"Salsa, Rosa, Tyara sini!" Pria itu melambaikan tangannya menyuruh tiga gadis itu mendekatinya.

Salsa dan Rosa mengangguk sedangkan Tyara masih pura-pura mencari bangku kantin yang kosong. Salsa berjalan mendekati bangku yang di tempati Deon dan kawan-kawan, tak lupa ia menyenggol gadis yang bersamanya.

"Ayo! Gak papa. Jangan gengsi."

"Kelamaan gengsi bisa keriput hati lo." Rosa melengos menyamai langkah Salsa.

"Ih, siapa yang gengsi." Tyara berjalan sedikit cepat menyusul gadis sipit dan gadis menyebalkan tadi yang telah berjalan lebih dahulu dan semakin menjauh.

"Minggat ke sana gih, Al!"

"Lah ngapa?" Alvaro seakan-akan langsung mengetahui alasan Taufan menyuruhnya pergi dari sampingnya dan menyuruh duduk di sebelah Deon.

"Hai, gue ikut ya?"

Salsa dan Rosa hanya langsung duduk sedikit jauh menyisakan jarak antara dirinya dan Deon.

"Gak usah izin juga gak papa. Kan gue yang nyuruh," balas Deon sambil membuka tutup botol mineral.

"Sini, Beb, pinggir aku. Biar Alva yang di sana."

Alvaro menyenggol tangan Taufan yang hendak memasukkan sepotong bakso kecil. Dan itu membuat baksonya terjun ke paha Taufan lalu berakhir di lantai.

"Ah, elu, Al. Itu bakso yang bakal bikin pinter tau. Eh, malah lu jatohin."

"Lah, bakso secuil juga malah disebut bikin pinter dasar aneh! Mau pinter ya belajar dong!"

"Ih, kata mamah tercinta gue. Makanan harus dihabisin apalagi yang terakhir itu teh pipinteranana tau."

"Heh, emang susah ngomong sama yang gak lulus paud."

Tyara yang baru saja sampai di tempat, wajahnya langsung berubah menjadi wajah bingung harus duduk di mana. Ia sedikit lama menatap kedekatan Deon

"Sal, lo bisa geser ke sebelah sini, biar gue yang di sana."

Semua yang berada di bangku kantin itu menoleh ke arah Tyara.

"Petir, lu di sini aja ok? Udah posisi wenak, nih," tolak Salsa. Lalu ia fokus dengan baksonya lagi.

"Baksonya dingin, tuh," ucap Deon dan menunjuk dengan dagunya. Deon meraih tangan Tyara dan membuat gadis itu duduk di sebelahnya.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang