19% Perhatian ✔️

2.9K 134 2
                                    

Deon melemparkan tubuhnya di sofa panjang dan kepalanya ia tempelkan di paha Tyara. 

Tyara yang mendapatkan kepala di pahanya, gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya.

Deon tersenyum manis melihat ekspresi Tyara.

"Minggir gak lo?!" Tyara menyentil dahi Deon.

"Auh."

"Sana lo!"

Bukannya menuruti permintaan Tyara. Deon malah menutup kedua matanya dan menggeleng.

Tyara menghela napasnya pasrah.

Kuruyuk...

Wajah gadis itu kini berubah menjadi warna merah tomat.

Deon yang mendengar itu langsung membuka matanya dan menatap perut Tyara. Detik selanjutnya Deon menatap Tyara yang memalingkan wajahnya.

Deon memposisikan tubuhnya menjadi duduk berhadapan dengan Tyara.

Dengan cepat Tyara memalingkan wajahnya. Gadis itu memilin bibirnya.

Nih perut malu-maluin aja. Ah sial! batin Tyara.

Senyuman Deon tak pernah luntur dari wajahnya saat menatap gadis itu.

Tangan Deon meraih dagu Tyara dan memutar kepala gadis itu sehingga menatapnya.

"Gengsi tuh jangan dipelihara." Deon lagi-lagi tersenyum.

Tyara hanya terpaku menatap Deon. Ia seakan-akan terhipnotis oleh wajah Deon yang menurutnya sangat tampan.

Sadar dirinya kini menatap pria di hadapannya tanpa berkedip, gadis itu langsung memejamkan matanya, menggeleng-geleng dan menepis tangan Deon.

"Si-siapa yang gengsi."

Deon tersenyum lalu mengacak rambut Tyara.

Gadis itu hanya bisa memasang wajah kesalnya.

Deon mengangkat tubuhnya dengan tangan kanannya mencengkam pergelangan tangan Tyara.

"Mau kemana?"

"Ayo ikut gue."

Deon melepaskan tangan Tyara saat telah sampai di dapur. Lalu, pria itu memutar tubuhnya hingga kini kedua insan itu berhadapan.

Deon merogoh sakunya. Pria itu memberikan Tyara sebuah ikat rambut bewarna hitam.

"Pake!"

"Lo gak su-"

"Gue suka sama gaya rambut lo. Tapi, masa iya lo mau masak kayak gitu?"

Tyara membulatkan matanya. "Ma-masak?"

"Emang lo pikir gue bisa masak?"

"I-iya ta-tapi..."

Deon melangkahkan kakinya menuju punggung Tyara. Pria itu mengikatkan rambut Tyara yang tergerai. Deon sudah terbiasa dengan mengikatkan rambut Kalila.

Detak aneh itu lagi. Tyara rasa kini perutnya serasa ada kupu-kupu yang berterbangan di sana.

"Selesai."

Bola mata Deon menelusuri ruangan dapur mencari celemek. Setelah menemukan pria itu memasang satu untuknya, dan yang satunya ia pakaikan pada gadis berbaju hitam.

Tyara mencoba mengatur detak jantungnya. Saat Deon memakaikan celemek di tubuhnya.

"Lo bisa masak?" tanya Deon.

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang