5% Nganter Pulang ✔️

4.3K 184 8
                                    

Kini Deon dan Tyara berada di parkiran motor SMA 1 Nusantara. Tyara mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia mendongak. Menatap langit mendung yang menurunkan butiran-butiran air yang membasahi bumi.

Saat bola mata Deon menatap langit yang suram dan meneteskan ribuan air pikirannya teringat akan kesukaan seseorang yang ia sayangi.

"Hujan?" Seorang wanita berumur 33 tahun berlari ke teras rumah yang di ekori kedua anak kembarnya.

Mereka bertiga menatap hujan dengan wajah yang berbeda-beda. -mamah si kembar tersenyum sumringah. Anak laki-laki pertamanya yang berusia 12 tahun menatap datar. Sedangkan anak perempuannya yang berusia sama menatap dengan sedih karena ia takut gelap.

Seorang laki-laki yang baru saja dari kamar menuruni anak tangga bola matanya melihat tiga anggota keluarganya di luar menengadahkan kepala.

"Mereka ini." Pria itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia pun pergi keluar bergabung menengadahkan kepalanya.

"Apa yang kalian lakukan tanpaku?"

Ketiga nya kompak menoleh ke arah suara. Putri kecilnya memeluk ayahnya dan merengek.

"Kalo tahu takut kenapa ikut sayang?" Satria -Ayah si kembar mengusap lembut rambut putrinya.

Putrinya hanya merengek dan tak menjawab.

"Kau masih suka hujan?" tanya pria itu kepada istrinya.

"Bagaimana aku bisa melupakan kebahagiaan tersirat dalam setiap rintikkan 12 tahun yang lalu? Kita bertemu saat rintikannya jatuh ke bumi. Dan kau juga menyatakan perasaan saat rintikan hujan waktu kita di toko bunga."

Wanita itu tersenyum sambil mengingat kejadian 12 tahun yang lalu tuhan mempertemukan mereka.

"Bisa kah kau merahasiakan ini dari anak-anak? Kenapa kau bercerita di waktu ini? Anak-anak sudah mulai tumbuh dewasa."

Istrinya hanya terkekeh.

Tapi .... satu kejadian dimana hujan menyakiti wanita itu Deon tidak ingin mengingatnya saat ini.

Tyara mengibaskan tangannya di hadapan wajah Deon. "Yon! Yon!" Tyara mengguncangkan tubuh Deon.

Deon akhirnya tersadar dan langsung berjalan menghampiri motor ninja hitamnya, lalu ia menaiki motor itu dan memakai helm miliknya.

Tyara menatap cucu eyang Nusan dengan mengecilkan pupilnya, heran.

Deon kenapa?

Deon mengalihkan pandangannya pada gadis di hadapannya. Karena gadis itu tak kunjung naik ke motornya.

"Heh, bocah!"

Tyara menoleh ke arah Deon dengan raut wajah kesalnya. "Apaan?"

"Cepetan elah, lelet amat!"

Kalo sekarang tak hujan dan waktu masih siang, mungkin Tyara telah mencakar wajah laki-laki di hadapannya saat ini dengan sangat geram.

"Iya, bentar. Gak usah ngegas!"

Tyara melangkahkan kakinya mendekati motor ninja hitam yang akan mengantarnya oleh sang pemilik motor itu.

"Lo, bawa jaket, gak?" tanya Deon, mengingat dirinya tak membawa jas hujan dan gadis dihadapannya ini hanya memakai rok pendek dan baju lengan pendek saja.

Tyara menggeleng.

"Ya udah. Buruan naik!" titah Deon.

"Iya, bawel!"

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang