29% Secret 12 ✔️

2.8K 112 2
                                    

Sudah sepuluh menit Arga duduk di kursi panjang di depan toilet siswi SMA 1 Nusantara.

Kalila membasuh wajahnya di wastafel, lalu ia tersenyum pada dirinya yang berada di pantulan cermin. Gadis itu menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Kamu kuat Kalila. Kalila Raya Dewantara kamu kuat." Kalila lagi-lagi tersenyum untuk dirinya.

Kalila melangkahkan kakinya menuju ke luar toilet. Matanya membulat saat mendapati Arga yang sedang duduk di kursi panjang di hadapannya.

Arga yang melihat sepasang kaki yang terbalut sepatu hitam, ia langsung mengangkat wajahnya, dan berdiri.

"Arga?"

Arga tersenyum kikuk. Pasalnya ia sudah lama tak tersenyum duluan kepada siapapun. "Udah nangisnya?"

Kalila membuka mulutnya sedikit lebar.

"Kenapa nangis?" cecar Arga.

Kalila menggigit bibir bawahnya. "Apa sekarang kamu tidak menganggapku sebagai sahabatmu lagi?"

"Bukan gitu Arga." Gadis itu menundukkan kepalanya. "Maaf."

Arga menghembuskan napasnya pasrah. Ia mendekati Kalila dan mengulurkan tangannya.

Kalila memberanikan diri menatap wajah Arga. Pria itu tersenyum. "Iya aku maafin."

Kalila mengembangkan senyuman manisnya.

Seketika wajah Arga memerah seperti kepiting rebus dan dirinya menjadi salah tingkah karena efek samping senyuman gadis di hadapannya. "Duh, tanganku pegel nih."

Kalila membalas uluran tangan Arga. "Pulang?" tanya Kalila.

Arga menggeleng. "You need refreshing friend."

***

"Mall?" Kalila menatap wajah Arga.

"Bisa main ice skating?" Arga mengangkat sebelah alisnya meremehkan Kalila.

Kalila melipatkan tangannya di dada. "Jangan pandang aku sebelah mata ya!?"

"Kalo mandang kamunya tiga mata gimana? dua mata panca indera dan satu mata hati."

Tiga kalimat terakhir yang Arga ucapkan sukses membuat Kalila susah meneguk salivanya. Gadis itu menempelkan dan membolak-balikkan tangannya di dahi Arga, dan itu sukses membuat detak jantung Arga tak karuan.

"Kamu udah ketularan bang Deon, ya?"

"Em ... yuk? Keburu es nya cair." Arga menyematkan jari-jari tangan kirinya di jari-jari tangan kanan Kalila.

"Ih, apaan sih ya gak bakalan cair juga."

Setelah memakai sepatu masing-masing. Kalila terlebih dahulu berdiri.

"Gimana aku bisa 'kan?"

Arga mendongakkan kepalanya, lalu ia berdiri sehingga berhadapan dengan Kalila.

Arga menggelengkan kepalanya, membuat Kalila memanyunkan bibirnya.

"Kamu aku anggap bisa kalo kamu bisa kejar aku." Tanpa aba-aba Arga langsung meluncur dengan cepat meninggalkan Kalila.

"Yah Arga curang!" Dengan kecepatan semaksimal mungkin Kalila menyusul Arga.

"Sepertinya ini sudah cukup jauh dari Kalila."

12 (Masa Lalu Dan Masa Depan) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang