Malam semakin larut. Bintang berlari mengejar bulan. Sama seperti insan di bumi, saling mengejar tapi tidak dapat meraihnya.
20.10 suasana cafe tampak ramai seperti biasanya. Danar duduk di atas balkon cafe seperti biasa. Menikmati hembusan angin malam yang menusuk dadanya.
Di temani alunan lagu Khalid - Young dumb and broke dengan segelas coffe-tea yang di pesannya. Dia mengeluarkan sebuah foto gadis cantik dari sakunya.
"Aku merindukanmu, Lis."
Butiran putih seperti kaca runtuh. Danar tidak bisa mengendalikan dirinya. Rindu sudah berhasil membunuhnya. Kenangan pahit semakin menusuk dadanya. Merebut semua kebahagiaannya.
"Semoga kamu bahagia."
Danar membiarkan kenangan itu semakin datang menghantuinya. Dia merebahkan tubuhnya, melihat langit indah yang menebarkan senyum padanya.
"Masih ingat Alis?" suara itu tiba-tiba mengejutkan Danar.
"Gak." ketus Danar.
Gadis itu tersenyum mendekati Danar, "Gak ada yang baik-baik aja Nar,ketika lo terus berusaha bohong sama hati lo sendiri."
Danar mengacak-acak rambut gadis itu dengan gemas, "Sejak kapan sih sahabat kecil gue yang dulu ingusan bisa jadi sok puitis gini?"
"Lo terlalu asik sama dunia lo. Sampe lo sendiri lupa sama gue."
Danar tertawa geli dan mencubit pipi sahabatnya itu, "Kayla Ayunda yang cantik sendiri, jangan ngambek gitu dong." goda Danar.
"Jijik gue."
Danar tertawa terkecik melihat kekesalan Kayla.
"Lagian lo kapan mau move on sih?" tanya Kayla.
Raut wajah Danar berubah menjadi dingin. Dia menghembuskan nafasnya gusar, "Gue udah move on. Hanya saja perlu sedikit waktu untuk membiarkan semuanya berjalan normal."
Kayla menyipitkan matanya. Menatap tajam sahabatnya itu, "Yakin?"
"Gue sayang Alis."
"Tapi Alis gak sayang lo bego. Dia udah ninggalin lo dan lebih milih Yordan."
"Lo tau sendiri Yordan gimana? Gue gak mau Alis nangis."
Kayla tertawa picik "Terus apa hubungannya sama lo sekarang? Kayaknya otak sama mata lo udah ketutup sama Alis. Sampe lo gak bisa bedain mana yang tulus dan gak."
"Maksut lo?"
"Gue yakin lo paham. Satu jam lagi lo manggung kan? Tenangin diri lo, gue tunggu di bawah."
Danar terdiam. Dia mencerna baik-baik perkataan Kayla yang sedikit membuka pikirannya.
**
Di sudut bumi lainnya, gadis cantik dengan rambut di kucir tengah duduk di ayunan rumahnya. Ditemani novel yang di bacanya, angin malam seakan memeluknya dengan hangat.Sejak pulang sekolah tadi, Arina tak banyak bicara. Dia hanya mengurung dirinya di dalam kamar. Entah ada apa dengan dirinya. Baru malam ini, dia bosan dan keluar kamar. Mama dan juga kakaknya harus pergi keluar karena ada acara mendadak.
"Non, ada tamu." suara Bi Uci membuyarkan lamunannya dalam novel.
"Oh ya. Siapa bi?"
"Non Raya sama non Gea."
"Suruh langsung masuk aja ya bi."
"Baik non."
Bi Uci pembantu rumah tangga kepercayaan keluarga Arina. Sudah hampir 3 tahun, Bi Uci bekerja di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN [COMPLETED] ✓
Teen Fiction#1 in Kagum "Hebatnya orang yang jatuh cinta diam-diam. Ia bisa menyembunyikan perasaannya dibalik senyuman" senyum Arina mulai memudar. Dia menahan sakit begitu hebatnya..