Setiap orang yang sudah terbangun dari mimpinya pasti akan memiliki harapan hari selanjutnya akan tampak begitu indah dan menyenangkan. Sesekali juga mereka berharap bahwa hari ini hanya akan di penuhi kebahagiaan, tidak ada lagi kesedihan seperti hari kemarin.
Senin adalah hari pertama untuk melakukan aktivitas rutin setelah seharian kemarin sudah merasakan hari libur. Seperti biasanya, kegiatan orang yang masih berstatus sebagai pelajar pagi ini adalah berdiri di bawah terik mentari pagi untuk mengikuti kegiatan rutin Upacara Bendera. Setelah bel berbunyi, semua murid tampak berlarian pergi ke lapangan sekolah lalu berbaris dengan rapi. Upacara hari ini membuat Arina sedikit senang, karena secara tidak sengaja ia dan Danar berada di dalam barisan yang sama. Sesekali Arina melebarkan senyumnya ketika diam-diam memperhatikan pria yang terlihat begitu khidmat.
"Udah dong jangan di lihatin mulu." ucap Raya yang menyadari tingkah laku Arina.
"Apa sih? Gue gak lihatin siapa-siapa juga."
"Masa?"
"Iya. Udah ih diam aja, dengerin itu pak Gufron bicara."
Raya tertawa melihat Arina yang sedang berusaha menutupi kebohongannya. Raya tau percis bagaimana Arina, bahkan sedikit saja Arina bertindak dia sudah tau apa yang Arina rasakan. Setelah hampir dua puluh menit, upacara pun selesai. Tidak seperti biasanya, kali ini semua murid tidak di perbolehkan untuk kembali ke kelas masing-masing terlebih dahulu. Sepertinya aka nada sedikit pengumuman untuk mereka semua.
"Selamat pagi anak-anak, saya minta waktu kalian sebentar untuk membahas tentang festival musik yang akan di adakan satu minggu lagi."
Festival musik, iya itu adalah kegiatan rutin setiap tahun yang di adakan oleh salah satu lembaga musik terbesar di Jakarta. Sekolah Arina merupakan salah satu sekolah yang selalu terdaftar dalam acara ini dan dalam 2 tahun berturut-turut selalu menjadi juara. Tentu saja untuk mempertahankan gelar juara itu, perwakilan yang di kirim dari sekolah bukan sembarang orang. Mereka akan tetap mendapatkan pelatihan dari pelatih handal yang di rekrut oleh sekolah.
"Seperti yang kalian tahu, kita sudah melakukan pendaftaran. Nah dari semua nama-nama yang sudah mendaftar sudah kami seleksi. Sehingga yang akan mewakili sekolah kita tahun ini adalah Arina Greysa Ulfa dari kelas 12 tiga dan juga Danar Saputra Bintara dari kelas 12 satu.
Deg, degup jantung Arina bekerja lebih cepat. Dia seperti di timpa sebalok kayu besar di punggungnya.
"Asik, teman gue jadi perwakilan sekolah nih."
"Ini pak Hima lagi bercanda ngumumin itu?"
"Ini bukan pertunjukkan komedi ya mbak."
"Gak, gue gak mau pokoknya. Gue bakal ngundurin diri nanti."
"Kenapa sih?"
"Pokoknya gue gak mau."
"Ini tuh kesempatan bagus buat deketin Danar."
"Ngapain gue harus deketin dia?"
"Pura-pura aja terus. Pokoknya gue gak mau tahu ya Rin, lo harus terima ini dan mulai latihan sama dia."
Arina tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa. Raya begitu berkemauan keras untuk tetap menjadikan Arina sebagai salah satu perwakilan sekolah ke acara festival musik sedangkan Arina sendiri tidak mau melakukannya. Apa lagi dia harus di pasangkan dengan Danar, ah tidak. Itu pasti akan membuat Arina semakin tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri.
**
Changi Airport, Singapore.Berbeda dengan Arina yang bingung melalui keadaan saat ini, Gea memutuskan untuk mengambil izin dari sekolah. Dia berlibur ke Singapura bersama Mario dan juga mamanya. Dia memang sengaja mengambil waktu seperti ini, jika semakin di tunda Mario akan terlihat sibuk lagi seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN [COMPLETED] ✓
Teen Fiction#1 in Kagum "Hebatnya orang yang jatuh cinta diam-diam. Ia bisa menyembunyikan perasaannya dibalik senyuman" senyum Arina mulai memudar. Dia menahan sakit begitu hebatnya..