SEASON- 15

1.5K 74 0
                                    

Pesta makan sederhana dilakukan Arina dan teman-temannya malam ini. Berbekal bahan makanan yang sudah disiapkan oleh Bi Uci tadi pagi, mereka memasak dengan senang hati.

"Ini mau diapain Rin?" tanya Raya

"Kasih bumbu dulu baru kita bakar"

"Bumbunya mana?"

"Ada di meja sebelah sana" tunjuk Arina sibuk menyiapkan bahan lainnya.

Raya menganggukkan kepala. Dia bergegas mengambil bumbu masakan yang dimaksut Arina.

"Dek pemanggangnya udah gue siapin" ucap Bian yang tiba-tiba datang.

"Iya bentar lagi ini selesai kok kak"

"Biar gue aja yang manggang. Lu ngumpul sama yang lain aja"

"Gak ah. Nanti gosong lagi" ledek Arina.

Bian mengacak-acak rambut Arina gemas "Udah sana biar kakak aja yang atur"

Arina menuruti permintaan kakaknya. Dia mencuci tangannya dan berlalu pergi menghampiri teman-temannya.

Bian tersenyum lepas melihat punggung adiknya yang semakin menjauh darinya. "Semoga ini awal dari senyum lepas kamu lagi Rin"

**
Arina melihat semua teman-temannya asyik duduk menggerombol di halaman belakang villa. Dia melihat keberadaan Danar juga ada di tengah kegaduan yang mereka ciptakan.

Tangan Gea melambai memanggil Arina. Dia memberikan isyarat agar Arina segera bergabung bersama mereka semua.

"Raya mana?" tanya Arina

"Masih urus makanan deh kayaknya" ucap Gea.

Arina manggut-manggut mengerti. Dia mengambil tempat duduk disamping Gea dan tepat di depannya adalah Danar.

Arina mengambil ponsel di sakunya. Dia memainkan jarinya diatas layar ponsel miliknya, walau hanya sekedar buka tutup aplikasi saja.

"Taruh itu hp. Gak ada notif juga" sindir Gea.

"Kata siapa? Notif gue banyak kali" ucap pede Arina.

"Emang dari siapa? Lu kan jomak"

"Jomak?" tanya Arina bingung.

"Iya jomak. Jomblo maksimal" ledek Gea tertawa puas

"Yang penting gue bahagia dan masih bisa bernafas sampai sekarang"

"Eh kita nyanyi bareng yuk" ajak Nando memecahkan keributan antara Gea dan Arina.

"Ide bagus. Kita duetin lagi Danarina" ceplos Kayla.

"Danarina?" ucap Kevin bingung.

"Tepat. Singkatan dua nama manusia yang sama-sama pendiem dan punya tampang beku" ucap Kayla

"Gue masih hidup di bumi. Bukan di kutub" protes Danar.

"Tapi lu manusia beku Nar" sahut Gea

"Udah gak usah ribut. Danar dari lahir emang bawaannya udah gitu" ucap Nando.

"Ya udah kita nyanyi sambil nungguin makanannya datang" ucap Kayla.

Danar menghela gusar nafasnya. Dia menuruti saja kemauan teman-temannya. Lagi pula moodnya sekarang tidak ingin berdebat dengan siapapun.

Danar mengambil gitarnya dan mengalunkan nada pertamanya "Lu mau nyanyi lagu apa?" tanyanya.

Arina masih diam. Dia tengah asyik berjalan dengan lamunannya. Satu cubitan yang dilayangkan Gea membuat lamunannya hilang seketika "Aww.. Apa sih Ge?" ucap Arina terkejut.

"Lu ditanyain Danar, jawab sekarang"

Arina memandang wajah Danar yang masih terlihat begitu tenang menatap dirinya "Apa?"

"Udah gede. Jangan kebanyakan ngelamun, nanti lu bisa stress" ucap Danar.

"Apaan sih? Gak jelas banget deh" sinis Arina.

"Gue bilang lu mau nyanyi apa?" ucap Danar mengulangi kembali pertanyaannya.

"Terserah"

"Gak ada judul lagu terserah. Lu bikin dulu lagunya, baru bisa di nyanyiin" sinis Danar.

Arina berdecak sebal. Pria dihadapannya saat ini sangat pandai bermain kata.

"Killing me inside-biarlah" ucap Kevin.

Arina menatap Kevin dingin "Gue gak bisa"

"Terus yang kemarin nyanyi lagu itu bareng kak Bian siapa?" sahut Gea.

Arina menelan ludahnya susah payah. Perkataan Gea benar-benar membuat kebohongannya mudah sekali dihancurkan.

"Berarti lu bisa kan Rin? Udah deh gak usah malu-malu gitu" sahut Kayla tersenyum manis pada Arina.

Arina menghela panjang nafasnya. Dia mengiyakan permintaan teman-temannya. Sudah tidak ada alasan lagi untuk berkelip dari mereka semua.

Malam semakin larut. Angin saling berhembus memeluk satu sama lain. Terlihat bintang dan bulan disana yang saling berdekatan dan saling riang canda bersama.

Tepuk tangan serempak terlontarkan dari semua teman-teman Arina. Mereka sangat menikmati alunan suara dan musik yang dimainkan Arina dan juga Danar.

"Sumpah gue saranin Arina jadi vokalis band kalian. Dia bisa duet kan sama si Danar" ucap Kayla.

"Gak, gue gak minat" tolak spontan Arina.

"Cemerlang. Gimana Nar, lu setuju kan?"

Danar hanya diam dan menganggukkan kepalanya.

"Tuh Rin, Danar aja setuju" ucap Kayla.

"Iya tapi gue gak mau"

"Gak mau apa sih dek?" ucap Bian yang datang bersama Raya membawa beberapa sajian makanan untuk kami semua.

"Ini kak Bian yang bikin?" tanya Gea centil.

"Mulai nih cabe kering. Noh, ada si Kevin inget" gerutu Arina.

"Apaan sih Rin?" lirih Gea mencubit lengan Arina.

"Iya, tadi dibantuin sama Raya" ucap Bian ramah.

"Nih makan dulu. Kalian pada laper kan pastinya" ucap Raya menyodorkan nampan yang berisi makanan.

"Iya makan dulu. Ngeledekin Arina sama Danar juga butuh tenaga" ceplos Gea.

"Kok gue mulu sih?" protes Arina.

Sikap berbeda tampak ditunjukkan oleh Danar. Dia begitu tenang, sama sekali tidak menghiraukan kicauan-kicauan yang dilontarkan teman-temannya pada dirinya dan juga Arina.

"Lu tadi gak mau apa dek?" tanya Bian.

"Arina disuruh jadi vokalis streetband bareng Danar gak mau nih kak" sahut cepat Gea.

"Yah, petir mulai nyamber deh" gerutu Arina.

"Lu kenapa gak mau? Kan bagus. Bukannya itu salah satu keinginan lu ya buat jadi vokalis band?" jelas Bian.

"Iya tapi gak satu band juga kali sama Danar kak" gumam Arina dalam hati.

"Udah terima aja sih dek. Anggota bandnya pada setuju semua gak?"

"Gue sih oke-oke aja bang" ucap Kevin.

"Gue juga. Lagian suara Arina juga bisa dikombinasikan sama suaranya Danar" sahut Nando.

"Kalo lu Nar gimana?" tanya Bian.

"Gak masalah bang. Terserah aja" singkat Danar.

"Semua pada setuju kan. Ya udah lu bisa gabung bareng mereka"

"Tapi kak.."

"Gak usah pake tapi. Mama juga udah pasti ngizinin lu"

Arina menghela gusar nafasnya. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ide untuk satu band dengan Danar membawa petaka dalam harinya. Dia akan lebih sering berhadapan dengan Danar mulai sekarang. Bagaimana dengan hati dan perasaannya kedepan, jika dia harus selalu berhadapan dengan orang yang diam-diam dia kagumi selama ini.

DINGIN [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang