SEASON- 24

1.4K 52 0
                                    

Bulan menyapaku malam ini. Tanpa di temani bintang di sampingnya, dia tetap terlihat bahagia disana.

Rey memandang secangkir kopi di hadapannya. Masih utuh semenjak satu jam yang lalu. Pandangannya terlihat kosong. Fikirannya berjalan pada satu gadis disana.

Senyum Rey menggembang. Ketika melihat bayangan gadis itu masih tersenyum manis kepadanya bahkan memeluknya begitu erat.

"Aku merindukanmu" gumam Rey.

Dia mengambil ponselnya. Mencari satu foto di sana yang sengaja masih dia simpan, "Aku janji untuk pergi dari hidup kamu Rin. Asal itu buat kamu tenang."

Tanpa Rey sadari, air matanya mulai jatuh. Kini dia merasakan bagaimana sakit yang juga di rasakan Arina saat itu.

"Laki kok bengek" ledek seorang gadis yang tiba-tiba duduk di hadapan Rey.

Rey mengusap air matanya. Menatap gadis itu sinis, "Lu siapa? Gue gak kenal lu. Sana pergi"

Gadis itu meringis tertawa, "Kenalin, gue pacarnya Danar"

Rey terkejut, "Bokis banget lu."

"Lu mantannya Arina kan?"

Rey terdiam sejenak. Bagaimana bisa gadis ini mengetahui tentang dirinya dan juga Arina.

"Gue Alis" ucapnya sembari mengulurkan tangan pada Rey.

Rey mengernyitkan dahinya, "Sorry gue gak kenal lu" ucapnya beranjak pergi dari sana.

"Jadi lu mau ngelepasin Arina sama Danar gitu aja?" ucap Alis.

Rey terdiam. Dia kembali duduk, menatap gadis itu tajam.

"Maksut lu apa?"

Alis tertawa picik, "Gue tau kalo lu masih sayang ke Arina."

"Urusannya sama lu apa?" sinis Rey.

"Urusan sama gue? Gue juga sama kaya lu, masih sayang sama Danar"

Rey semakin bingung. Dia sama sekali tidak mengerti arti pembicaraan Alis.

"Gue mau misahin mereka berdua secara paksa. Dan gue perlu bantuan lu" ucap Alis.

Rey setengah terkejut. Bagaimana bisa gadis di hadapannya ini dengan entengnya meminta bantuan dirinya untuk memisahkan Arina dengan Danar, "Bantuan gue?"

Alis mengangguk, "Iya. Lu bisa dapetin Arina lagi."

Rey berpikir keras. Dia bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. Hatinya berdebat hebat saat ini. Di satu sisi, dirinya memang masih sangat menyanyangi Arina. Namun di sisi lain, kebahagiaan Arina adalah prioritas untuk Rey saat ini.

"Gimana? Kesempatan gak akan datang dua kali. Lu bisa balik sama Arina" ucap Alis meyakinkan.

Rey mengangguk dengan cepat. Entah angin buruk mana yang berhasil menyelinap ke dalam pikiran Rey. Dia menyetujui saja ajakan Alis tanpa berpikiran panjang lagi.

Alis tersenyum lega, "Oke bagus. Gimanapun caranya, Arina dan Danar harus pisah dan saling benci."

"Jadi rencana lu apa?" tanya Rey.

...

***
Arina tersenyum sendiri membaca pesan di ponselnya. Tidak seperti biasanya, malam ini dia terlihat begitu bahagia.

"Wah, adek gue udah mulai gak waras," goda Bian.

"Apa sih kak. Gak usah resek deh" sinis Arina.

"Dapat chat dari siapa sih?" ucap Bian yang semakin gencar menggoda adiknya.

"Dari Raya"

DINGIN [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang