Aku ingin pergi jauh. Aku sangat membencinya, tapi aku sulit untuk melepaskannya.
Jam terus berputar, waktu terus berjalan. Arina masih asyik dengan ponselnya diatas tempat tidurnya.
Rasa malas yang melekat pada dirinya begitu kuat. Magnet kasur seakan tidak ingin melepaskan dirinya.
"Lu gak sekolah?"
"Gak"
"Kenapa?"
"Males kak. Udah sana pergi" usir Arina.
Bian menghela gusar nafasnya. Adik semata wayangnya ini sulit sekali untuk ditebak. Arah pemikirannya selalu saja berubah-ubah.
"Ya udah. Sarapan udah ada di meja makan. Gue ke kampus dulu"
"Mama kemana?"
"Udah pergi tadi pagi"
Arina hanya manggut-manggut mengerti. Dia sengaja tidak masuk sekolah hari ini. Fikirannya begitu kacau bersautan dengan perasaannya.
Setelah kepergian Bian, Arina melanjutkan permainan dalam ponselnya. Tak berselang lama ponselnya berdering. Ada satu panggilan masuk disana.
"Arinaaaaaaaaaaaa" teriak seseorang diseberang sana.
"Apa?" balik Arina dingin.
"Lu kemana sih? Kenapa jam segini belum datang juga?"
"Gue gak masuk"
"Whatttt?"
"Kecilin suara lu Ge, telinga gue sakit dengernya" gerutu Arina.
"Gue gak mau tau. Lu harus ke sekolah sekarang"
"Ogah. Gue males"
"Danar nyariin lu dari kemarin cumi"
Arina terdiam. Dia terenyuh. Danar mencarinya? Kenapa? Ada apa? Apa dia sudah mengetahui semuanya?
"Lu denger gue gak sih Rin?"
"Iya gue denger"
"Ya udah buruan ke sekolah"
"Ogah. Gue mau makan dulu, laper. Bye" ucap Arina sembari memutuskan sambungan teleponnya dengan Gea.
Arina menutup matanya sejenak. Dia menghela panjang nafasnya. Fikiran dan juga hatinya semakin tak karuan. Danar dan perasaan Arina sendiri saling berdebat satu sama lain.
***
Di sudut sekolah, pria berpostur tinggi menikmati satu batang rokok di tangannya. Dia menghirup udara pagi yang menelusup dalam hatinya.Hanya ketenangan yang dia inginkan. Menikmati kesendiriannya bersama embun pagi yang terlihat memeluk dirinya.
"Kamu masih aja ngerokok nar?" ucap seseorang yang tiba-tiba datang.
Danar membalikkan tubuhnya. Dia menatap malas seseorang yang tengah berdiri memperhatikannya "Ngapain lu disini?"
Gadis itu mendekati Danar berlalu duduk disampingnya "Buang rokoknya" ucapnya berusaha mengambil putung rokok yang dihisap Danar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN [COMPLETED] ✓
Teen Fiction#1 in Kagum "Hebatnya orang yang jatuh cinta diam-diam. Ia bisa menyembunyikan perasaannya dibalik senyuman" senyum Arina mulai memudar. Dia menahan sakit begitu hebatnya..