#52 - Cemburu

15.2K 1.5K 222
                                    

Dengusan itu kembali terdengar, untuk yang kesekian kali di sepuluh menit yang telah berlalu kini. Namun biarpun begitu, kedua ibu jarinya tetap bergerak guna menggeser layar ponselnya naik dan turun.

Ia tak bisa latihan karna sedikit tak enak badan juga karna butuh istirahat setelah jadwal manggung kemarin bersama sub unitnya. Jadilah ia sepanjang hari hanya tidur dan melakukan kegiatan kecil seperti bermain game.

Dia menggerutu setelah memutar salah satu video di aplikasi twitternya,

"Awas saja jika dia melupakan pesananku," Ancamnya, kembali mendengus. "Takkan kumaafkan." Lanjutnya sambil mencomot makanan yang berada di atas piring.

Layar televisi masih menyala, menampilkan beberapa iklan yang tak benar-benar ia perhatikan. Ponselnya diraihnya kembali, menarik nafas dalam-dalam saat lagi-lagi foto itu kembali muncul di timeline nya.

 Ponselnya diraihnya kembali, menarik nafas dalam-dalam saat lagi-lagi foto itu kembali muncul di timeline nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeolnya yang sedang membonceng Kyungsoo.

Baekhyun sabar. Baekhyun tahan. It's okay. It's okay. Hanya membonceng, tidak lebih.

Si mungil menepuk dadanya yang terasa seperti terbakar itu sambil beberapa kali menghembus nafas kasar juga memotivasi diri. Ia tak marah pada Kyungsoo ataupun Chanyeol, hanya saja rasa cemburu ini tak dapat ia tahan, tak dapat pula ia enyahkan dengan mudah.

Cemburu terkadang memang tak memandang rupa. Well, jikalaupun bisa, ia lebih memilih tak merasakan perasaan semacam ini. Menyesakkan.

Baekhyun sepenuhnya tahu, Chanyeol mencintainya sedemikian rupa. Menjadikannya yang pertama dan selalu jadi orang yang sering terlibat dalam kehidupannya. Saat ini Kyungsoo mungkin di boncenginya dan terlihat menggemaskan bersama, namun ia tetaplah jadi yang pertama merasakannya.

Dia jadi yang pertama menaiki mobil jip baru Chanyeol dahulu, sering berduaan menaiki scooter nya bahkan hingga makan dan berjalan-jalan. Scooter biru itu pun, dirinya yang pertama kali di boncengi. Jadi, harusnya ini bukan masalah yang berarti.

Chanyeol tetap milik Baekhyun.

"Tapi aku tetap merasa tak rela ntah karena apa..."

Yup. Perasaan itu tetap betah tinggal dan tak mau enyah dari hatinya.

Baekhyun mengusap kasar wajahnya lalu meletakkan ponselnya begitu saja di atas nakas, memilih tidur lebih awal tanpa menunggu Chanyeol pulang. Yah, setidaknya dengan begitu suasana hatinya akan menjadi lebih baik lagi.

"Fiuh~ Sayang, bangun, aku pulang..."

Nyatanya, baru setengah jam ia terlelap. Suara husky itu sudah kembali membuatnya menarik kesadaran penuh, jantungnya bahkan berdegup sangat cepat karna terkejut.

Tubuhnya di lingkupi kehangatan dengan cepat ketika ia masih menetralkan nafas, "Maaf, aku mengagetkanmu, ya? Tapi kau harus makan. Belum makan, kan?"

Baekhyun mendongak, mendapati wajah Chanyeol yang begitu dengan dengannya. Lantas, ia mendorong dada itu menjauh, refleks. Ia masih cemburu ketika mengingat foto mereka berdua.

"Aku mau mandi." Ujar si mungil itu.

Chanyeol mencegah, memegang pergelangan tangan Baekhyun dengan raut khawatir. "Ini sudah hampir tengah malam, dingin. Tidak baik untuk kesehatanmu." Ia menariknya lembut, "Dan badanmu masih sedikit panas."

Kepalanya memang terasa sedikit pusing, mungkin efek kelelahan. Tapi sudah berangsur baik karena vitamin yang ia konsumsi. "Aku baik." Jawabnya singkat.

Melihat itu, Chanyeol seolah menangkap sinyal yang berbeda. Pria kecilnya tak bertingkah seperti biasanya yang manja bila lama tak berjumpa, meski hanya sehari saja.

Wajah itu ingin ia sejajarkan agar mereka bisa saling menatap, namun si mungil menolak. Kemudian sebelah tangan Baekhyun, Chanyeol genggam erat. Menyisipkan jemari-jemari panjangnya di sela ruas jari Baekhyun hingga bertautan pas.

"Hey, lihat aku..." Si besar berujar lembut penuh kehati-hatian, tak ingin kekasih mungilnya berubah semakin kesal.

Baekhyun masih membuang wajah, tak ingin menatap Chanyeol. Katakanlah ia seperti anak kecil karena bertingkah begini, namun rasa sesak dan panas di dada benar-benar tak bisa ia hindari. Dia cemburu. Dia marah.

Anak itu menatapnya, namun tak mau menjawab. Tak juga mengeluarkan suara meski hanya deheman pelan. "Aku mencintaimu, Sayang." Ujar Chanyeol lembut.

Hening.

Si kecil masih juga diam.

"Hanya kau satu-satunya. Aku--"

"Lepas. Aku mau mandi, gerah."

Chanyeol tak membiarkan Baekhyun terlepas darinya walau pria kecilnya berontak, jutru ia dekap tubuh itu dengan kelembutan. Di kecupi puncuk kepalanya, juga sesekali di baui aroma shampoo yang menguar manis dari rambutnya.

Baekhyun tak lagi berontak. Pelukan ini terasa nyaman hingga tak sadar matanya ikut terpejam rapat. Namun biarpun begitu, ia masih menaruh rasa kesal dan panas dalam hati. Tak bisa semudah itu mengenyahkan cemburu hanya karena sebuah pelukan sesaat.

"Peluk lagi." Ia meminta.

Walau nadanya masih terdengar datar, Chanyeol cukup senang. Kedua tangannya terangkat, kemudian melingkarkannya di sekeliling tubuh mungil itu hingga tenggelam sepenuhnya.

"Aku cemburu."

"Aku tahu."

Baekhyun mendongak, "Kau tahu? Tapi tetap begitu?" Tanyanya.

"Aku tak mungkin meninggalkan Kyungsoo sendiri, kan? Dia sahabat kesayanganku ini." Chanyeol masih berujar lembut, bibir si mungil di kecupnya. "Kai yang meminta tolong padaku juga."

Baekhyun diam sebelum kedua tangannya terangkat dan menyusup ke celah di antara lengan Chanyeol dan memeluknya. Membenamkan wajah manisnya di dada bidang si tinggi. "Maaf, Chan. Aku terlalu pecemburu, ya?"

Chanyeol mengekeh, "Iya." Jawabnya singkat, ia menyempatkan diri untuk mengecup sebentar pipi si mungil. "Tapi aku suka kau yang seperti ini. Jadi manis sekali."

Si cantik mendengus, kemudian semakin dalam membenamkan wajah di dada. Sebelah tangannya merambat turun, mencubit kencang pinggang Chanyeol hingga si tinggi mengaduh kesakitan.

Tubuhnya menggeliat kesana-kemari, "Aw aw, Sayang!" Dia mencoba menahan tangan Baekhyun. "Cubitanmu menyakitkan kau tau. Aku akan berubah jadi seperti macan tutul--aw!"Aduhnya lagi.

"Biar, biar saja. Aku masih marah padamu! Sana, bobo nindihin lantai!"

"Bhahaha sukurin! Emang enak!"

Kai tergelak di ambang pintu, sebelah tangannya merangkul Kyungsoo di sebelahnya. "Makasih udah anterin bebebku pulang ya. Dah~ kami pulang dulu~"

Kaisoo pergi begitu saja, meninggalkan Chanyeol yang tengah meratapi nasib tak bisa memeluk guling hangatnya malam ini.

--kkeut--

Jan panas. Slow ae. Biarin aja orang mau bilang apa, chanbaek mah is real. Percaya apa yang kau percayai!

Ayo minum air es dulu biar segeran lagi hwhw 😄😄

Sorry telat :")

Chanbaek Backstreet Stories [+EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang