#114 - Tendangan

5.3K 1K 176
                                    

Baekhyun meraih pergelangan tangan Chanyeol, mengabsen setiap jemarinya dengan perasaan khawatir yang masih hinggap di dalam dada.

Latihan telah usai beberapa menit yang lalu, para member memutuskan untuk kembali lebih awal karena harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawanya menuju Hongkong esok hari. Mereka berpamitan pulang, menyisakkan Chanyeol dan Baekhyun yang seperti biasa pulang paling akhir daripada yang lainnya.

Mereka masih berada di dalam ruang latihan, tengah terduduk dengan si kecil yang masih memikirkan nasib jemari tangan Chanyeol yang tak sengaja di tendangnya. Tentu, semua Eri pasti tahu perihal ini. Terima kasih untuk Oh Sehun yang dengan senang hati mengupload video tersebut ke dalam akun instagram pribadinya.

"Apa masih terasa sakit? Jarimu sedikit memerah," Baekhyun berkata lirih, menggenggam jari telunjuk Chanyeol dan menatap sedih wajah si besar. "Maafkan aku, Chanyeolie," bisiknya lagi.

Chanyeol mengekeh pelan, kepalanya kemudian menggeleng lalu meraih tangan Baekhyun untuk di genggamnya erat. Dia merasa tak masalah, merasa tak keberatan bila jemari tangannya terkena tendangan. Tidak mengapa, itu hanya sebuah kecelakaan kecil. Prianya tentu tidak sengaja melakukan itu.

"Tidak sakit, kok."

"Tapi jarimu merah, Chan," katanya lagi, bibirnya merengut tak suka. "Aku obati, ya?"

Oh ayolah, itu bukan masalah yang besar bagi Chanyeol.

Sesaat yang lalu, mereka memang melakukan sedikit hiburan setelah lelah melakukan latihan guna mempersiapkan acara yang akan mereka hadiri keesokan harinya, SBS Super Concert. Jongdae memberikan tantangan, yang kemudian di sanggupi oleh Baekhyun.

Pria itu di tantang untuk mengikuti buka tutup botol challange yang tengah viral di jejaring sosial. Dimana ia diharuskan untuk membuka tutup botol air mineral dengan cara menendangnya. Dan tentu saja, Chanyeol yang menjadi sukarelawan untuk memegangi botol tersebut.

Sama seperti video di dalam unggahan sang maknae, Baekhyun memang menendang botol, namun mengenai jemari telunjuk Chanyeol lebih dulu. Tentu, hal itu mengundang gelak tawa dari seluruh member. Meski Baekhyun terlihat ikut tertawa, sesungguhnya dalam hati ia pun merasa bersalah.

"Chan, bagaimana bila berdarah?"

Chanyeol gemas, ia sepertinya sulit menyakinkan si kecil yang masih terlihat khawatir dan tak terima penjelasannya. Ini hanyalah luka kecil. Ah tidah, bahkan tak ada luka sedikitpun di sana, hanya memerah dan itupun sedikit.

Tubuh mungil itu ia angkat, lalu ia biarkan untuk terduduk di atas pahanya. Chanyeol tersenyum manis, kepalanya terdongak untuk memudahkannya ketika menatap parah cantik pria kesayangannya. Bibir yang masih merengut lucu itu bahkan kembali di kecupnya.

"Bagaimana caraku untuk menyakinkanmu, Sayang? Aku baik-baik saja, sungguh."

Pipi gembilnya di usap dengan jemari, dibelai dengan penuh kasih hingga menimbulkan semburat merah yang kontras dengan warna kulitnya. Senyumannya semakin terkembang sempurna, senang kala melihat ekspresi si mungil yang tengah memalu dalam pangkuannya.

Bibir yang termanyun itu di usapnya, di tekan bagian bawahnya dengan lembut sebelum akhirnya bibir mereka saling bertautan. Tangan Chanyeol bergerak untuk mengarahkan kedua lengan Baekhyun agar melingkar di lehernya tanpa melepaskan tautan.

Ciuman itu sangat lembut di awal, namun semakin menuntut ketika keduanya sama-sama terbuai. Mereka hanya melepas pangutan tersebut sesekali, menarik nafas banyak-banyak sebelum kembali berbagi kehangatan lewat lidah yang saling menyapa.

Jalinan liur tipis terlihat ketika bibir mereka menjauh, menyisakkan deru nafas yang saling bersahutan juga suasana yang terasa semakin panas dan bergairah. Baekhyun yang menatapnya sayu, membuat sesuatu dalam tubuhnya bereaksi dengan cepat. Ia menginginkan bibir manis itu lagi.

"Katakan bila jarimu sakit ya, Chan. Jangan di tahan."

Lagi, si kecil itu nampaknya masih belum yakin.

Chanyeol akhirnya memilih untuk mengangguk tanpa melontarkan jawaban, ia tak membalas perkataan tersebut melainkan mendaratkan lagi satu kecupan di bibir si kecil yang menebal. Sekali lagi, dia tidak masalah. Semula memang terasa sakit dan perih, namun lambat laun rasa itu menghilang dengan sendirinya.

Belakang kepala Baekhyun ditariknya agar bersandar nyaman di dada, membiarkan sejenak keheningan membalut keduanya. Membiarkan pula detakan jantung yang terdengar seirama itu memenuhi indera pendengaran.

Mereka nyaman dalam posisi seperti ini, tanpa ada yang menganggu ataupun melontarkan kata-kata yang tak enak untuk di dengar. Biarlah, mereka ingin sejenak menikmati waktu berdua.

"Chan, kau bangun."

Keheningan itu akhirnya pecah saat si kecil berujar. Meskipun terdengar sangat pelan, namun suasana yang tengah sepi membuat suaranya dapat terdengar dengan sangat jelas. Bukannya apa, Baekhyun merasa tak nyaman sekaligus panas saat sesuatu itu menyenggol belah sintalnya berulang kali.

Well, itu juga alasan atas keterdiaman Chanyeol. Dia tak berani untuk bergerak lebih, atau menyentuh tubuh pria mungilnya. Ia hanya tidak ingin kelepasan hingga menyetubuhi prianya di saat jadwal padat menanti esok hari. Meski di satu sisi ia memang sangat menginginkannya.

Chanyeol kembali menarik kepala Baekhyun agar bersandar di dadanya, menumpu dagunya di pucuk kepala si kecil setelah sebelumnya memberikan satu kecupann sayang di pelipis. Dia berbisik, "Tidak apa, biarkan saja," katanya. "Jangan bergerak berlebihan, aku tak ingin lepas kendali dan menyetubuhimu disini."

Baekhyun merona.

Kata-mata tersebut mengundang lagi hawa panas yang semula telah pergi. Detakan jantungnya kembali menggila dan otaknya dengan cepat memproses adegan intim yang baru saja mereka lakukan di hari yang lalu. Mereka melakukannya di dalam apartemen, di saat semua orang masih terlelap nyaman dalam buaian mimpi.

Baekhyun beralih membenamkan wajahnya di ceruk leher Chanyeol, hembusan nafasnya berubah panas kala gundukan keras itu tak sengaja terselip di antara belahan bokongnya. Astaga, suara geraman kecil Chanyeol di telinganya bahkan membuat getaran lain dalam tubuhnya.

"Cha-Chanyeolie...."

"Kenapa hm?" Chanyeol bertanya, memejamkan mata sesaat untuk mengatur nafas. "Kau lapar?"

Baekhyun menggeleng cepat, pelukannya semakin erat. Tubuhnya benar-benar menginginkan prianya saat ini, menginginkan cumbuannya terlepas dari jadwal yang akan mereka dapatkan besok.

"Aku tak masalah dengan beberapa ronde kecil sebelum kembali, Chan," bisiknya malu-malu, "Aku ingin...."

"Kau yakin?"

Baekhyun mengangguk tanpa menjawab, pinggulnya bahkan sudah lebih dulu bergerak untuk menggoda si besar. "Lakukan dengan cepat dan jangan tinggalkan bekas di tempat yang mudah terlihat, kau akan membuat semua orang gempar bila melakukan itu."

Chanyeol tergelak, namun mengangguk menyanggupi permintaan si kecil yang masih memalu.

"Tentu, aku akan meninggalkan jejakku di bagian-bagian tersembunyi yang hanya bisa di nikmati olehku saja."

Dan perkataan itu pun sukses membuat si kecil semakin merona hingga satu cubitan melayang sempurna di perut si besar yang nakal. Tak peduli, jika seseorang di balik pintu tengah mengusap dada sambil berseru,

"Untung aku tidak jadi masuk."

Jongdae kemudian mendengus, kembali melepaskan gagang pintu dan berbalik arah untuk pulang. Biarlah, ia akan mengirimkan pesan pada Chanyeol ataupun Baekhyun agar mereka membawakan tasnya yang tertinggal. Ck, merepotkan saja.

--kkeut--

Maaf banget, maaf banget kalo aku gak bisa imagine secepat dulu. Pengen cepet kayak dulu lagi, tapi kalo suasana lagi gak mendukung ya susah huhu.

Btw, buat kalian yang beberapa hari ini sampai DM dan nagih cerita di work ini, terima kasih banyak. Senang karena ada yang suka sama work penuh kehaluan ini.

So, satu chapter ini dulu, ya! Nanti kalo ada ide lagi langsung kuupdate biar hutangku lunas hehe.

See ya!

Chanbaek Backstreet Stories [+EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang