Suara alarm membuat Sky terbangun dengan terpaksa. Matanya masih sangat mengantuk dan kepalanya pusing.
Kemarin pulang latihan karate yang cukup melelahkan, dirinya masih harus mampir dan memasak untuk Anta. Selain itu, semalam dirinya sedikit melembur karena tugas yang menumpuk dan dua kali lipat banyaknya. Tugas milik dirinya ditambah milik Anta. Tubuh Sky terasa remuk.
Dengan malas Sky turun dari kasur, mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Ia butuh rendaman air hangat pagi ini.
Orang tua Sky sudah berangkat saat Sky masuk ke ruang makan.
"Cepet banget Papa Mama berangkat?" Tanya Sky pada sang kakak yang asik dengan ponselnya sambil mengunyah sarapan.
"Ada kerjaan katanya." Jawab Arka tanpa menoleh pada Sky.
"Gue bilang Papa lho lo makan sambil main hp." Ancam Sky.
Arka menatap datar Sky, "ngadu aja lo anak kecil, gue lagi balas pesan dari dosen gue tau!" Arka menunjukkan layar ponselnya pada Sky.
"Yah habisin dulu kali makanan lo, udah kayak balas pesan gebetan aja harus cepet-cepet."
"Berisik ah lo!" Arka meletakkan ponselnya lalu melanjutkan sarapannya.
Arka kembali menoleh dan menatap Sky.
"Apa?!" Sewot Sky.
"Kok lo agak pucat kayaknya, lo sakit?" Arka akan menyentuh kening Sky namun tangannya segera ditepis oleh adiknya itu.
"Gue sehat walafiat lahir batin, lo tenang aja, gue--"
Tin.. ttiinn!
"Gue berangkat dulu, Anta udah jemput." Sky menghabiskan minumnya lalu pergi.
"Ngga ada ciuman pamitan di pipi sama gue?!" Tanya Arka dengan suara sedikit keras karena Sky sudah berjalan menjauh.
"Nanti gue kirim lewat chat!" Sahut Sky dengan suara yang keras pula.
Arka berdesis sebal.
"Lo ngga buatin gue sarapan?" Tanya Anta setelah Sky masuk ke mobilnya.
"Nanti gue beliin aja di kantin, tadi gue bangun kesiangan."
Anta menatap datar Sky lalu menjalankan mobilnya.
"Yang penting tugas lo udah gue beresin semua nih! Gue bela-belain lembur tau ngga!"
"Pantesan."
"Pantesan apa?!" Sky menatap datar Anta.
"Pantesan mata lo makin kayak panda."
"Bodo amat!"
Keduanya saling diam. Sky memasang radio di mobil Anta agar suasana tidak terlalu sunyi.
Sesampainya di sekolah, Sky mampir dulu di kantin membelikan roti untuk sarapan Anta seperti yang ia janjikan. Sedangkan Anta langsung berjalan ke kelas.
Sky segera memberikan roti yang dibelinya pada Anta begitu sampai di kelas.
"Makan sekarang mumpung belum bel."
"Iya gue paham." Anta segera memakan roti pemberian Sky.
"Perhatian bener pagi-pagi dibeliin roti." Goda Levin yang baru saja datang.
"Kenapa memangnya? Lo mau?" Tanya Sky.
Levin terkekeh, "kagak, udah sarapan gue. Emangnya si Anta belum sarapan?"
"Dia ngga pernah sarapan." Jawab Sky.
"Sejak pacaran sama Sky, Sky yang bawain gue sarapan."
Levin menatap takjub Sky, "serius lo buatin sarapan buat pacar lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heart For Sky
Romance[Sequel More Than Cinderella] "Pertama," Anta mengacungkan jari telunjuknya, "lo harus minta maaf ke gue karena udah rusakin mobil gue." "Oke, gue minta maaf karena dengan tidak sengaja membuat mobil lo tergores." Anta mengangguk lalu mengangkat tel...