Sudah hampir sepuluh menit Anta berdiam diri, dihadapannya ada Sherly yang juga tidak berniat mengeluarkan sepatah katapun sejak keduanya bertemu.
Sore ini mereka berada di sebuah kafe, sepulang sekolah tadi Anta langsung meminta Sherly menemuinya di kafe ini. Namun dari saat datang hingga sekarang Anta tidak juga mengucapkan apapun.
Terdengar helaan nafas dari Sherly, "aku tau kamu marah sama aku Nta," akhirnya Sherly memilih memulai pembicaraan terlebih dahulu karena dirinya mulai bosan dengan aksi diam Anta.
Anta memasang tatapan dingin, "lalu kenapa lo setuju?"
"Karena keadaan yang buat aku untuk setuju akan hal ini. Memang benar berawal dari orang tua aku tapi orang tua kamu juga langsung menyetujuinya Nta."
"Lo bisa kan buat agar orang tua lo engga memasukkan kita dalam masalah bisnis mereka?"
"Aku ngga mau dikatakan sebagai anak durhaka Nta, melawan orang tuaku sendiri."
Anta menggeram kesal, "bagaimanapun juga gue ngga akan setuju!"
"Kamu bisa katakan itu pada orang tuamu Anta, itupun kalau kamu tega melihat usaha yang selama ini mereka bangun dengan susah payah hancur begitu saja."
Ingin sekali rasanya Anta melempar benda apapun yang berada didekatnya namun ia tahan karena tidak ingin membuat keributan. Perasaan Anta saat ini sangat kesal.
"Ini masih pertunangan Nta bukan pernikahan, kita masih bisa mencari cara untuk selanjutnya."
"Lo pikir semudah itu?" Anta menatap tajam Sherly, "lo pikir setelah setuju akan hal ini, maka bisa lolos di hal selanjutnya?"
"A-Aku ngga tau tapi kita bisa coba--"
"Mau ini pertunangan atau bukan, gue tetap ngga setuju!"
"Tapi saat ini kita juga ngga bisa berbuat apa-apa Anta!" suara Sherly sedikit lebih keras hingga menarik perhatian pengunjung yang lain. Sherly kembali menghela nafasnya, "aku juga ngga mau bertunangan dengan cowok yang jelas-jelas sudah menolakku dan memilih gadis lain. Tapi aku juga sulit melawan keputusan orang tuaku ditambah orang tuamu sangat setuju akan syarat itu."
Anta mengusap kasar wajahnya lalu berdiri dan pergi begitu saja tanpa pamit atau mengucapkan apapun.
❣❣❣
Esoknya, Anta masih mencoba menjemput Sky untuk berangkat sekolah bersama namun Sky sudah berangkat duluan ke sekolah.
"Memangnya si Sky berangkat subuh kak?" tanya Anta pada Arka saat Anta bergabung dengan Arka di ruang makan.
"Yah pokoknya masih pagi banget udah pergi dia pake seragam, pada bingung juga sih tapi dia ngga kasih tau alasannya berangkat cepet gitu."
Anta terdiam sambil menyesap teh hangat pemberian Arka.
"Nta," panggil Arka membuat Anta menatapnya.
"Kenapa kak?"
"Gue mau tanya deh soal Sky."
Anta memasang ekspresi bingung, menerka apakah Arka sudah mengetahui kondisi hubungannya dengan Sky.
"Tanya apa kak?"
"Tapi lo jawab jujur."
Anta mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heart For Sky
Storie d'amore[Sequel More Than Cinderella] "Pertama," Anta mengacungkan jari telunjuknya, "lo harus minta maaf ke gue karena udah rusakin mobil gue." "Oke, gue minta maaf karena dengan tidak sengaja membuat mobil lo tergores." Anta mengangguk lalu mengangkat tel...