Part 54 - Permintaan

291 29 0
                                    

Hari ini seharusnya Sky bisa pulang ke rumah usai jam sekolah karena tidak ada acara belajar kelompok dan latihan beladiri, namun Mama Anta meminta bertemu di rumah utama keluarga Anta sehingga mau tidak mau Sky memenuhi permintaan tersebut.

"Anta tuh hanya mau ke sini kalau ada kamu deh kayaknya Sky," Sindir Erina, Mama Anta begitu Sky dan Anta tiba.

"Memangnya mama ada perlu apa sama Skyla?" Tanya Anta.

"Yah urusan sesama wanita, kamu istirahat dulu aja sana di kamar, Skynya Mama pinjam dulu sebentar sampai jam makan malam."

Sky tersenyum kaku menatap Erina dan Anta bergantian.

"Iya asal Mama ngga buat Sky canggung aja disini."

"Tenang aja, ngga akan begitu." Erina pun mengajak Sky pergi menjauh dari Anta menuju dapur.

"Hari ini tante sengaja istitahatin dulu para asisten rumah tangga biar bisa ngobrol sama Skyla sambil masak buat makan malam, ngga papa kan Skyla?"

Sky tersenyum, "iya ngga papa kok tante."

"Kebetulan tante juga kan lagi ngga terlalu banyak kerjaan, selama kejadian ini belum selesai, tante harus banyak di rumah deh biar aman."

"Yah sisi baiknya, tante jadi bisa sering ketemu Anta kan? Eh..." Skyla menutup mulutnya dengan kedua tangan, "maaf tante bukan maksud aku-- A-Aku cuma kasian aja lihat Anta yang jarang bertemu orang tuanya."

Erina tersenyum kecil dan mengangguk, "iya tante paham kok, ngga apa-apa, tante bisa mengerti kenapa Sky bicara begitu dan tante senang karena itu artinya Skyla sayang kan sama Anta?"

"Iya tante."

"Tante jadi penasaran bagaimana awalnya kalian bisa dekat deh."

Skyla tersenyum garing, "eh itu, agak ngga enak sih tante soalnya waktu itu jujur aja aku kurang suka sama Anta."

Erina terkekeh pelan, "paham banget Tante soal itu, ya wajar sih karena sifat Anta begitu, tapi Tante bersyukur kalian bisa dekat begini karena Tante melihat cukup banyak perubahan positif dari Anta."

Sky hanya tersenyum menatap Erina.

"Skyla serius sayang kan sama Anta?"

"Iya Tante."

"Kalau misalnya Tante mau kalian ke tahap yang lebih serius, Skyla mau?"

"Eh??" Skyla mendadak bingung, "Duh Tante... Skyla sama Anta kan masih sekolah??"

Erina kembali terkekeh, "bukan menikah kok, maksud Tante bertunangan gitu, kan kalau masih sekolah juga ngga masalah, yah menikah juga ngga apa sih kalau masih sekolah, kan sekolah kalian itu milik keluarganya Anta."

Sky menyengir mendengar kalimat terakhir Erina, "yah iya sih tante, tapi ngga gitu juga, lagipula Sky mau fokus sekolah dulu layaknya anak sekolah yang lain, kalau urusan hubungan sama Anta baru nanti dipikirinnya Tante, Sky mau jalani yang sekarang dulu."

"Iya deh, kalau bertunangan aja gimana?"

"Sky sih seneng aja kalau bisa lebih serius sama Anta, tapi izinin kami buat selesaikan sekolah dulu ya Tante."

Erina mengusap sayang puncak kepala Sky, "iya ngga masalah kok, Sky memang anak yang baik ya, Tante jadi semakin lega karena Anta bisa dekat dengan Sky."

Pipi Sky bersemu merah mendengar ucapan Erina yang terdengar sangat mendukung hubungan antara dirinya dan Anta.

"Ya udah lanjut ngobrolnya sambil masak ya, keburu Om pulang soalnya, nanti telat jam makan malam."

"Hehe... Iya tante."

. . .

Acara makan malam hanya dihadiri kedua orang tua Anta, Anta dan Skyla diliputi suasana hening, sesekali Erina akan membuka suara untuk obrolan-obrolan kecil nan singkat.

Keyra sudah berkeluarga dan Bian malam ini sedang ada urusan di luar.

Setelah makan malam, Irwan, Papa Anta mengajak Erina ke ruang kerja. Sedangkan Anta mengajak Skyla ke kamarnya atas persetujuan Erina.

Karena belum terlalu malam maka Sky tidak masalah jika belum langsung pulang. Lagipula dirinya sudah mengabari Arka.

"Jadi lo tidur di kamar ini sebelum pindah ke rumah lo sendiri?" Sky berjalan masuk ke dalam kamar yang didominasi dengan warna abu-abu itu.

"Iya." Jawab Anta sambil menutup pintu lalu menyusul Sky yang sudah duduk di tepi kasur Anta.

"Memangnya sejak kapan sih lo pindah dari rumah ini?"

"Lulus SMP, gue langsung minta diberikan sebuah rumah karena gue ngga merasa nyaman disini."

"Kenapa? Padahal rumah lo ini terlalu besar buat ditinggali orang tua lo aja."

"Disini ada beberapa asisten rumah tangga Sky, jadi tetap rame."

"Oke," Sky mengangguk paham, "jadi kenapa?"

"Justru walaupun rame itu, gue tetep merasa kesepian. Yah lo tau kan rasanya tinggal di rumah besar tapi ngga ada satupun anggota keluarga lo di sana. Kak Key sudah berkeluarga, kak Bian sibuk dengan hobi dan pekerjaan sedangkan orang tua gue juga lebih sering pindah-pindah kota dari pada pulang ke rumahnya, padahal mereka masih punya satu anak bungsu disini."

PAT.

Sky menepuk lembut puncak kepala Anta membuat Anta terdiam menatap Sky. Tepukan tersebut berubah menjadi usapan, "iya gue paham kok," Skyla membalas tatapan Anta, "sekarang lo ngga merasa kesepian lagi kan?"

Anta tersenyum mengangguk, "iya, karena ada lo," Anta mengambil tangan Sky di puncak kepalanya, mencium sekilas punggung tangan Sky dan kembali menatap gadis itu, "terima kasih ya Sky, terima kasih udah hadir di kehidupan gue."

Wajah Sky bersemu, seulas senyum muncul disertai anggukan kecil, "iya mas pacar."

Keduanya terkekeh pelan.

"Oh iya, tadi Mama ngomongin apa aja ke lo di dapur?" Anta mengganti topik obrolan.

"Yah banyak sih, yang pastinya Mama lo ngga keberatan soal hubungan kita."

"Kalau itu gue udah tau, kalau mereka ngga setuju, dari awal tau pasti udah suruh kita pisah kayak disinetron."

Sky terkekeh, "jadi lo suka nonton sinetron?"

"Kagak! Gue cuma sering nemu meme di sosmed tiap iseng buka aja."

"Iya iya."

"Jadi bahas apa aja?"

"Yah, Mama lo sempet nanya gitu apa gue mau kalau diminta tunangan sama lo."

"Lalu?" Anta memasang wajah penasaran membuat Sky menahan tawa karena gemas.

"Gue ngga mau, bukan ngga mau sih cuma merasa belum waktunya aja soalnya gue mau fokus sekolah dulu, barulah setelah lulus bisa dibicarakan lagi."

"Jadi lo mau kan kalau misalnya habis lulus nanti gue ajak lo tunangan?"

Wajah Sky kembali bersemu, "Ya-Ya kan gue bilang tadi dibicarakan lagi."

Anta tertawa gemas, "kok lo salting gitu sih?" Goda Anta.

"Apa sih?!" Sky memanyunkan bibirnya, "gue ngga salting."

Anta masih tertawa sambil mengusap puncak kepala Sky, "iya iya, ya udah ayo gue anterin pulang, udah lumayan malam nih."

"Hu'um, pamit sama orang tua lo dulu ya."

"Ngga usah, mereka pasti lagi sibuk sih, nanti gue aja yang salamin ke mereka."

Sky mengangguk, "iya deh."

Anta mengajak Sky beranjak meninggalkan kamar untuk mengantarnya pulang.

Tbc.

A Heart For SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang