Part 37 - Perubahan Sikap

1.1K 97 7
                                    

Dua hari setelah pengakuan perasaannya, Anta jadi semakin secara blak-blakan menunjukan perasaannya pada Sky meski dirinya tidak tahu apakah Sky juga memiliki perasaan yang sama padanya.

Pagi sebelum berangkat sekolah, Anta sudah berada di ruang makan rumah Sky untuk ikut sarapan bersama keluarga Sky lalu pergi ke sekolah bersama.

Saat pulang sekolah, ketika Sky meminta buku tugas Anta, Anta menolak untuk memberikan, justru berbalik meminta buku tugas milik Sky.

"Udah buruan!"

"Ngga usah!" Sky berdiri dari kursinya, kelas sudah sepi saat ini karena seluruh siswa sudah beranjak pulang.

"Skyla," Anta ikut berdiri lalu menengadahkan tangan kanannya pada Sky, "Buruan kasih ke gue buku tugas lo."

"Kok lo jadi maksa banget minta tugas gue? Kan perjanjiannya gue yang beresin tugas lo?!"

"Sebentar lagi kan lo bilang perjanjian kita beres, jadi sebelum hari itu tiba, gue akan meringankan tugas lo."

"Lo ngga perlu kerjain tugas gue."

"Lo tenang aja, gue akan menyamakan tulisan gue dengan tulisan lo kalau lo takut guru curiga seperti yang biasa lo buat di tugas gue, lagian kalau lo bisa, kenapa gue ngga bisa?"

"Tapi Nta-"

"Ngga ada tapi Sky, mendingan sekarang lo kasih buku tugas lo, sampai perjanjian kita selesai, gue yang akan kerjain tugas sekolah kita. Otak gue ngga kalah cerdas dari lo."

Tanpa ingin memperpanjang perdebatan, Sky mengalah karena Anta terus mendesaknya. Sky memberikan buku tugas miliknya yang langsung diterima Anta dengan senyuman kecil.

"Kalau gitu sekarang pulang," Anta menggandeng tangan Sky dan membawa gadis itu ke mobilnya.

Selama dua hari ini, Anta seperti memonopoli Sky dari Erlan dengan status hubungan mereka meski hanya sandiwara dan Erlan tau itu namun Anta dapat berhasil menjaga jarak antara Sky dan Erlan.

Perubahan sikap Anta juga terlihat saat Sky mampir ke rumahnya untuk memasakan Anta makan malam seperti biasa, Anta dengan senang hati menemani bahkan membantu Sky selama memasak. Sky tidak mempermasalahkan, justru dirinya bersyukur karena dengan begini pekerjaannya lebih mudah.

"Sky," panggil Anta setelah mereka selesai memasak.

"Ya?"

"Maaf."

Sky menatap bingung Anta yang juga sedang menatap ke arahnya, "Buat apa?"

"Yah selama lo jadi asisten gue, lo mau gue repotin terus. Hampir setiap pulang sekolah lo ke sini buat masakin gue, setiap pagi buatin gue sarapan dan sebelum tidur lo mau kerjain tugas dua kali lipat."

"Kenapa lo harus minta maaf? Ini kan memang udah tugas gue sebagai asisten lo dan juga gue setuju waktu perjanjian awal kita untuk melakukan semuanya, gue justru harus bilang makasih sama lo karena lo ngga menyebarkan status kita yang sebenarnya dengan membuat gue sebagai pacar sandiwara lo."

Anta tersenyum samar, "Gue ngga setega itu juga."

"Iya makanya gue bilang makasih, gue juga jadinya ngga pernah lagi ada yang ajak gue ribut di sekolah."

"Memangnya biasanya lo selalu bermasalah di sekolah?"

"Yah begitulah, ada aja yang cari gara-gara ke gue padahal gue udah males banget kena omel guru dan orang tua."

Keduanya saling diam sejenak.

"Oh ya Sky," Anta kembali bersuara, "Untuk di hari terakhir nanti, gue mau lo tentukan tempat untuk kita menutup perjanjian ini."

A Heart For SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang