Part 5 - Berapa Lama?

2.3K 122 1
                                    

Bel istirahat berbunyi, sebelum Sky keluar kelas, Levin menghampirinya.

"Lo ngga mau kumpul sama kita lagi di kantin?" Tanya Levin membuat Sky bingung. Anta masih berdiri di dekatnya, tentu saja karena Sky harus berada di dekat Anta kecuali jika keduanya berada di rumah masing-masing atau di tempat yang mengharuskan keduanya berpisah, toilet misalnya(?)

"Pacaran bukan berarti kalian harus hanya berduaan kan?" Kali ini pertanyaan Levin secara tidak langsung tertuju pada Anta, Levin merasa bahwa Anta yang memonopoli Sky. Dan memang kenyataan seperti itu.

"Ya lo benar," jawab Anta, "kenapa lo ngga pernah ajak gue kumpul sama sepupu lo?"

Sky memang sudah mengatakan pada Anta mengenai sepupunya.

Ingin sekali Sky menyemburkan kekesalannya. Selama ini Sky merasa bahwa Anta sengaja membuat mereka hanya berdua agar laki-laki itu bisa menyuruhnya seenaknya.

"Lo ngga mau kenalin gue ke sepupu-sepupu lo?" Lanjut Anta.

Sky tersenyum masam, "oh iya, ayo Vin, si kembar pasti udah nunggu di kantin." Sky segera berjalan keluar kelas diikuti Anta. Levin menatap heran sejenak Sky kemudian menyusul.

Meskipun Anta tidak menyuruhnya secara langsung seperti biasa jika hanya berdua, namun Sky paham apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Biar gue aja yang pesan, sebutin pesanan kalian." Sky mengambil kertas dan penanya.

"Gue pesenin dulu." Sky beranjak pergi setelah selesai mencatat pesanan.

"Udah berapa lama kalian pacaran?" Tanya Rasya seperginya Sky.

"Baru beberapa hari sih." Jawab Anta.

"Kok lo bisa pacaran sama Sky?" Tanya Arsya.

"Memangnya kenapa?" Anta menatap bingung Arsya.

"Engga apa, yah cuma ngga nyangka aja ada cowok yang bisa pacaran sama Skyla."

"Semustahil itu?"

Arsya mengangguk, "ngga terlalu mustahil sih cuma kalo lo mendadak banget. Kita ngga tau kapan lo pendekatan sama Sky tiba-tiba udah pacaran," Arsya memicingkan matanya, "lo ngga macem-macemin Sky kan?"

Anta terkekeh, "memangnya macem-macemin yang bagaimana?"

"Ngga mungkin," sela Rasya, "ngga mungkin ada yang bisa macem-macemin Sky di sekolah ini."

Levin mengangguk setuju, belum sempat dirinya mengeluarkan ucapan, Sky sudah tiba membawa pesanan mereka.

"Vin." Panggil Sky ditengah kegiatan makan.

"Hm?"

"Gue hari ini ngga bawa motor, gue bareng lo ya."

Levin menghentikan kegiatan makannya lalu menatap Sky, "lo--"

"Kenapa ngga minta sama gue?"

Sky langsung menatap Anta.

"Itu juga yang mau gue bilang," ucap Levin, "kan lo punya pacar, kenapa ngga bareng pacar lo?"

Sky berdesis sebal, merasa salah situasi menanyakan hal tadi. Ia lupa bahwa Anta akan bersedia berakting sebagai pacar yang bertanggung jawab.

"Y-Yah gue pikir lo harus langsung pulang nanti, sibuk mungkin?" Sky mengangkat sekilas pundaknya.

Anta tersenyum tipis, "hari ini gue kosong kok jadi bisa anterin lo, tenang aja."

Sky justru merasa tidak tenang mendengar Anta mau mengantar dirinya pulang.

A Heart For SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang