Part 56 - Bukan Salah Sky

220 26 0
                                    

Kedua orang tua Anta terutama Erina terlihat syok mendengar cerita Sky mengenai anak bungsu mereka yang saat ini berada di tempat musuh begitupula Keyran dan Bian yang sedang berada di sana ketika Sky datang.

Namun Erina masih bisa menahan diri karena melihat kondisi Sky yang kembali menangis setelah bercerita. Wajah gadis itu terlihat lusuh dan seragamnya sedikit berantakan hasil berkelahi dengan anak buah musuh mereka.

"Maafin Sky.. Om... Tante... Kalau aja Sky cegah Anta.. Buat... Usir pengawal..." Ucap Sky tersendat disela tangisnya, "semua ini... Salah... Sky..."

Erina mendekat dan memeluk Sky, "ngga sayang, bukan salah Sky, tante dan om bisa mengerti dan tidak menyalahkan Sky."

"Iya Sky, lo ngga salah," Ucap Keyra ikut menenangkan, "kalian udah berusaha dan keadaan yang mengharuskan seperti ini, sekarang tinggal bagaimana kita menyelamatkan Anta."

Erina melepas pelukannya, mengusap jejak air mata di pipi Sky, "Sky istirahat dulu ya nak."

Sky menggeleng, "aku mau menyelamatkan Anta tante."

"Tapi nak--"

"Aku mohon tante," Sky menatap Erina masih dengan mata berkaca-kaca, "Sky ngga bisa istirahat kalau Anta belum kembali."

"Kita harus susun rencana dulu," Sela Bian, "agar menyelamatkan Anta dan keluarga kita secara bersamaan."

"Apa dia ada beritahu di mana lokasi dia menyekap Anta?"

Sky menggeleng sekilas, "dia hanya minta aku beritahu hal ini sama om dan tante serta membawa apa yang dia mau."

"Mungkin nanti dia akan menghubungi Pa," Terka Keyra.

"Ya kemungkinan begitu," Irwan mengurut dagunya, "kita tunggu malam ini."

"Lo mau gue anter pulang?" Tanya Bian pada Sky.

"Iya Sky setidaknya lo kabari orang tua lo biar ngga khawatir," Imbuh Keyra.

Sky menatap Keyra lalu menatap Bian, "iya kak, tolong anterin Sky ya."

Bian mengangguk dan mengajak Sky pergi setelah berpamitan.

"Kak, gue bisa minta tolong?" Tanya Sky pada Bian ditengah perjalanan.

"Boleh dong, kan lo guru beladiri gue."

Sky tersenyum tipis, "bantu gue izin ya kak, gue mau ke rumah Anta aja malam ini tapi gue mau izin menginapnya di rumah kak Key, ngga apa kan kak?"

"Lo yakin Sky? Lo ngga mau istirahat dulu di rumah? Gue yakin lo kecapekan."

"Gue ngga akan bisa istirahat kak kalau Anta belum pulang, gue janji akan istirahat sebentar tapi di rumah Anta."

Bian menghela nafas sejenak, "oke oke, gue bakal bantu."

Sebelum mengetuk pintu rumahnya, Bian memakaikan jaketnya pada Sky agar keluarganya tidak melihat keadaan seragam Sky yang memang sedikit kotor. Sky juga sempat membasuh wajahnya sebelum pulang dari rumah keluarga Anta.

Setelah mengetuk pintu, Arka lah yang membukakan pintu untuk mereka, "Lho Sky, sama--"

"Gue Bian, kakaknya Anta."

"Oh, tumben ngga sama Anta."

"Iya, tadi Anta ada urusan sama nyokap jadi ngga bisa anterin Sky pulang."

"Kak." Panggil Sky membuat tatapan Arka beralih pada adiknya itu, "malam ini gue izin menginap di rumah kakak perempuannya Anta ya kak."

"Kenapa?" Tanya Arka.

"Suaminya lagi ada kerjaan, jadi kakaknya Anta minta temenin di rumahnya, boleh kan kak?"

"Iya, kakak gue itu agak penakut kalau di rumah berdua doang sama anaknya," Imbuh Bian meyakinkan Arka.

"Oh ya udah gak masalah, lo ambil dulu aja keperluan, nanti gue yang izinin ke Papa Mama kalau mereka udah pulang."

"Makasih ya kak," Sky tersenyum kecil lalu masuk ke rumahnya, menuju kamarnya.

Selagi menunggu, Arka mempersilahkan Bian duduk di ruang tamu.

Sky membawa beberapa keperluan yang ia butuhkan. Setelah selesai berkemas, Sky menghampiri Bian dan Arka. Bian kembali membawa Sky pergi setelah pamitan pada Arka dan kali ini ke rumah Anta.

"Lo mau gue bawa kak Key aja ke sini temenin lo? Karena gue yakin lo bakal ngga enak kalau gue yang disini."

"Ngga usah kak, gue bisa sendiri aja kok disini."

"Oke kalau gitu, gue balik dulu, kalau ada apa-apa langsung hubungi gue."

Sky mengangguk, "iya kak."

"Jangan lupa istirahat."

"Iya."

Setelah Bian pergi, Sky membersihkan diri dan berganti pakaian. Meski sedang tidak nafsu makan, Sky memaksa dirinya untuk menelan makanan walau hanya sedikit kemudian masuk ke ruang gym Anta.

Malam sudah cukup larut namun mata Sky belum mengantuk. Sekitar satu jam terduduk di lantai ruang gym yang tertutup karpet, Sky kembali berdiri dan berjalan ke salah satu alat latihan yang biasa ia pakai bersama Anta dan Bian. Sky mulai berlatih sendirian.

"Gue harus lebih kuat agar bisa menyelamatkan Anta!" Ucap Sky sambil berlatih.

Satu jam latihan, Sky beristirahat sejenak lalu kembali berlatih. Berlangsung seperti itu terus hingga menjelang subuh. Tubuh Sky benar-benar lelah. Sky kembali duduk di lantai dan berbaring. Sky memejamkan mata dan tertidur.

Baru satu jam tertidur, Sky terbangun karena mimpi buruk. Sky melihat sekitar, dirinya tidak lagi berada di ruang gym, namun di atas tempat tidur di kamar Anta.

"Lo udah bangun."

Sky menoleh ke pintu kamar yang terbuka, Bian masuk dengan segelas teh hangat.

"Kak Bian? Dari kapan disini?"

"Subuh tadi gue ke sini, gue iseng cek ruang gym, lampunya nyala dan gue liat lo udah di lantai, ngga sadar, makanya gue pindahin lo ke sini." Bian menyerahkan gelas yang dibawanya pada Sky, "minum dulu."

Sky menerima dan meminumnya.

"Lo latihan sampai pagi?"

"Mungkin," Jawab Sky.

"Wah, lo cari penyakit?"

"Gimana kabar Anta?" Sky mengganti topik.

Bian hanya bisa menghela nafas, "gue udah tau lokasinya, semalam dia telpon Papa gue."

"Lalu?"

"Siang ini Papa dan Mama diminta ke sana bawa dokumen yang dia minta."

Sky menyerahkan kembali gelas yang sudah kosong kepada Bian lalu turun dari kasur, "gue mandi dulu," Kemudian menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Setelah mandi, Bian mengajak Sky sarapan, namun Sky yang masih tidak nafsu makan hanya menelan sedikit makanannya. Sky pun melanjutkan latihan di ruang gym.

"Lo bisa kali istirahat dulu Sky, lo ngga sayang tubuh lo?"

"Gue ngga bisa diem aja kak sekarang, gue ngga bisa tenang, ini semua salah gue! Kalau gue lebih kuat, kalau gue ngga lengah kemarin, Anta pasti masih di sini!"

"Ini bukan salah lo Skyla!"

Skyla tidak menggubris membuat Bian memilih diam saja dan memperhatikan gadis itu berlatih sendirian.

Bian tahu Skyla sedang tidak dalam keadaan baik, ia yakin gadis itu tidak memiliki cukup istirahat namun Bian tidak dapat mencegah niat Sky berlatih untuk menyelamatkan Anta.

"Sky," Panggil Bian setelah hampir dua jam Skyla latihan, "udah dulu latihannya, lo mau ikut menyelamatkan Anta kan?"

Skyla menghentikan gerakannya lalu menatap Bian, "gue ganti baju dulu kak," Kemudian meninggalkan Bian menuju kamar Anta untuk berganti pakaian.

Setelah siap, Bian membawa Sky ke rumah utama keluarganya.

Tbc.

A Heart For SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang