Sky duduk di kursi belajarnya, menatap kalender meja dihadapannya. Beberapa minggu lagi status dirinya sebagai asisten sekaligus pacar sandiwara Anta akan selesai.
Seharusnya Sky senang akan hal ini namun entah mengapa justru perasaan yang ia rasakan adalah sebaliknya.
Sky tersenyum tipis masa iya gue betah jadi budaknya terus?
Sky beranjak dari meja belajar, menyusun buku yang akan ia bawa besok ke dalam tas, termasuk tugas Anta yang sudah ia kerjakan.
Paginya, Anta masih menjemput Sky seperti biasa.
"Sherly masih menginap di rumah lo?" tanya Sky setelah Anta kembali menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Sky.
"Masih."
Sky menatap heran Anta, "lo izinin cewek yang bukan istri lo tinggal serumah dengan lo?!"
"Orang tuanya yang nitip Sherly selama disini ke gue."
"Hah?! Memangnya orang tuanya ngga mampu bayarin hotel buat anaknya menginap beberapa hari?!"
Anta melirik sekilas pada Sky, "kenapa jadi lo yang marah? Lo cemburu?"
Sky mendelik ke arah Anta, "atas dasar apa gue cemburu?"
Anta mengangkat sekilas bahunya, "mungkin lo udah suka beneran sama gue?"
Sky membuang tatapannya keluar jendela, "jangan mimpi!"
Suasana menjadi hening, Anta fokus menyetir sedangkan Sky memakukan tatapannya pada pemandangan di luar jendela mobil hingga mobil Anta terparkir di parkiran sekolah.
"Mana sarapan gue?"
Tangan Sky berhenti untuk membuka pintu mobil mendengar pertanyaan Anta lalu menatap Anta.
"Lo bukannya udah punya asisten baru yang mau masak makanan buat lo?"
"Kata siapa?"
"Kata gue barusan, lagian gue yakin Sherly udah buatin lo sarapan."
"Gue berangkat tadi, dia masih tidur."
Sky kembali mendelik, "kerja apaan dia sampe bangun siang?"
"Udah ngga usah komentar lagi, sana beliin gue sarapan."
Sky mendengus sebal lalu turun dari mobil dan pergi ke kantin.
Dari kantin, Sky langsung ke kelas karena ia yakin Anta sudah berada di sana, dan memang benar begitu.
Saat jam istirahat, Sky tetap berkumpul bersama Anta dan para sepupunya di kantin.
"Skyla."
Sky dan yang lain menoleh bersamaan.
"Hai Ra, kenapa?"
Maura duduk di hadapan Sky, tepat di samping Levin, "Gue cuma mau tanya yang pernah gue tanyain waktu pertandingan tempo hari."
"Pertanyaan yang mana?"
"Gabung ekskul karate sekolah, gimana?"
"Gabung aja Sky."
Sky menoleh pada Levin.
"Lo kan udah lama keluar dari klub lo, ngga ada salahnya lah gabung ekskul sekolah."
Rasya dan Arsya mengangguk setuju, "bener kata Levin." ucap Rasya.
Sky kembali menatap Maura, "boleh deh."
"Sip! Temen lo si Erlan itu juga gabung kok, semalam dia hubungi Reihan."
"Dari mana dia tau nomor Reihan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heart For Sky
Romance[Sequel More Than Cinderella] "Pertama," Anta mengacungkan jari telunjuknya, "lo harus minta maaf ke gue karena udah rusakin mobil gue." "Oke, gue minta maaf karena dengan tidak sengaja membuat mobil lo tergores." Anta mengangguk lalu mengangkat tel...