EPISODE 12 (Tongkat Sihir)

394 36 0
                                    

  Mengingat aku masih memakai seragam sekolah ku,aku segera menysuri tangga,selagi dalam perjalanan ke kamar mandi,aku mencoba merogoh saku,apakah aku masih menyimpan koin dalam permainan pada hari pertama masuk sekolah (maksudku sekolah non-sihir),aku mendapati delapan koin,mungkin ada beberapa yang jatuh,sekantung koin yang di berikan si kembar(si kembar viking maksudku) juga sudah tidak ada,setelah merogoh dan mencari cari,akhirnya aku sampai di depan pintu kamar mandi.

Kamar mandi ini seperti kamar mandi biasanya di tempat atau rumah rumah non-sihir,memiliki lantai keramik hingga dinding,keramik berwarna biru laut,wastafel yang berjejer dan cermin,saat pertama kali yang kulihat adalah kamar mandi ini memiliki pintu lagi,entahlah,semua ruanagn yang berpintu saat aku masuki,ruang itu masih memiliki pintu lagi(?),aku memilih salah satu ruangan dan ruang itu memiliki ruang lagi(?),aku mulai kesal,aku buka semua pintu,ada tiga pintu.Pintu pertama berisi sauna,pintu kedua tempat…kau taulah..Buang air,dan pintu ketiga berisi semacam lemari,aku bersyukur tidak ada ruangan yang tembus ke ruang lain lagi,aku takut….yah…aku takut ter’cyduck’.

Aku mulai menikmati mandi mandi yang berkualitas,sabun yang mereka milikibisa berubah wanginya setiap kita berpikir itulah wanginya,shower nya juga nikmat,seperti dipijat oleh tangan profesional,air nya dapat diatur ke air hangat,panas,atau dingin,aku mengatur ke air…pastinya adalah air dingin,aku suka kesejukan saat aku bangun pagi.

Aku memakai daster…maksudku seragam mereka dan mulai keluar,melewati lorong lorong dan taangga lagi…Aku sudah berada di kamar dan menaruh baju kotor dipojok ruangan

“hey,masukkan saja kekeranjang kami,campur saja,para pembersih akan mencucinya,” kata Incha

Aku bisa membedakannya karena ada tahilalat didekat hidung Icha,jadi aku bisa mengenalnya lebih baik.

“Terimakasih Ncha” jawabku

“Wow,kau bisa tau secepat itu?pasti karena ada tahilalat dihidungku ini...” kata Incha
“Kita akan belajar dan berjelajah di hutan…“

“Jadi,ini pasti seru,ngomong ngomong sebelum itu,mari kita pergi ke kelas Stymphalian,mereka bisa memberikanmu tongkat sihir yang cocok” Lanjut Icha

Aku senang karena bisa menemui salah satu temanku,walau bukan Sena…Tak apalah,toh dia juga temanku.Aku melewati lorong yang bakal jadi tradisi setia hari kalau mau ke kelas lainnya,aku,Incha,dan Icha,sudah sampai ditengah kastil,tengahannya berupa lapangan seluas berhektare hektare,rumput hijau membuatnya makin indah,ada banyak meja meja dan sepasang kursi kayu yang bertebaran di lapangan ini,sudut sudutnya dihiasi banyak tamanan cantik,disisi sisi nya terdapat lorong terbuka (lorong lagi dan lagi(?)),dipagari oleh pagar kayu tebal denganbentuk dan ukiran yang cantik.

Disalah satu kursi aku melihat temanku Sena dengan dua orang gadis lain,sepertinya teman sekamar Sena dan mereka sedang mendekati tiga cowok yang salah satunya ada Igy,mungkin tujuan mereka semua sama,mencarikan tongkat sihir untuk anak asrama baru.

Ada seorang pemuda tua diantara mereka,menggunakan jas serba hitam,celana garis garis yang juga berwarna hitam,dan sepatu hitam,rambutnya juga hitam,iris matanya juga hitam pekat,dan jangan samapai aku bilang bahwa kulitnya juga hitam sebab itu adalah kebalikannya,kulit dia seputih pasir pantai,sejernih air,dan memiliki senyum yang amat tidak ramah.Kami juga mulai bergabung

“Oh! akhirnya kita ketemu!perkenalkan,dia Bela,dan ini Sona,mereka teman sekamarku” kata Sena dengan riang

“haayyy!” kata Sona dan Bela serempak

“Ekhem…! perkenalkan juga teman teman baruku yang super keren ini,mereka bisa membuat hampir apa saja,ini Dim dan dia Kaal” kata Igy tak mau kalah

“Makasih lho pujiannya Gy,omong omong yang dikatain si Igy tadi emang bener,kami bisa membuat hampir apa saja,termasuk tongkat sihir”kata Kaal

Aku tidak sempat memberitahukan rinci penampilan Bela,Sona,Kaal,dan Dim,karena mereka terlalu banyak

“Baikalah” kata si pria tua dengan jas “kita akan membuat tongkat sihir yang pas untuk mereka,kalian siap Dam,Kaal?” lanjutnya

“Siap paakk…!” kata mereka serempak “Kita akan buat yang sangat spesial untuk kalian!” lanjut mereka dengan serempak lagi

Dengan ini kami,yaitu;Aku,Sena,Bela,Sona,Igy,dan si kembar Cha sedang menunggu pembuatan tonggkatnya.Aku,Sena,dan Igy menceritakan bagaimana bisa kami terdampar,tentang dunia yang kami kunjungi walau baru dua termasuk yang ini,dan menceritakan tentang dunia tempat tinggalku.

Sudah berlalu sekitar dua jam yang tidak terasa saat Dam mengatakan “Sudah Selesai…!”

Time RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang