EPISODE 20 (Empat Jam Yang Sia Sia)

243 21 0
                                    

"Jadi... Mari berteman" kata Sia

Jika kau fokus, suara nya membuat kebisingan yang ada di aula makan menjadi seolah olah sunyi dan hanya menyisakan suara tenang Sia

Sepertinya tak ada hal spesial saat aku bertemu dengannya, kurasa kita bisa memfokuskan seluruh perhatian kepada pak Valdez yang sedang berbicara diatas panggung besar

walau bising, suara pak Valdez bisa menandinginya, entah dengan apa suara nya bagaikan gajah meniup terompet, hanya saja sang gajah meniupkannya menggunakan kata kata yang tetap jelas, stabil, dan nyaring

"...Yang bisa kita ketahui, juar pertama dimenangkan oleh tim kelas Huma!" kata pak Valdez, semua bersorak dan lima orang pun maju kedepan "Mereka adalah ; Sisi, Dina, fyre, Var, dan Sena sang penjelajah!" lantut pak Valdez, semua kembali bersorak

"Juara kedua dari tim kelas Phoenix dan juara tiga dari tim kelas Griphon!" kata pak Valdez lagi, semua mulai bersorak kembali

Aku dan rekanku sontak berdiri dan berjalan maju menuju panggung. Pak Valdez menyebutkan nama kita satu persatu dan aku tidak memperhatikan sanking gugupnya

"Saya akan bacakan untuk urutan empat sampai yang terakhir, peringkat empat dimenangkan oleh kelas Stymphalian, peringkat lima Roc, peringkat enam adalah Simurgh dan Impundulu yang kedua tim bekerja sama untuk keluar!" teriak pak Valdez

Aku bingung, bagaimana cara tim Simurgh dan Impundulu bertemu. Tapi ya sudahlah, itu tak penting sekarang

Makan malam telah usai dan aku mengatakan kepada si kembar 'Cha' agar ke kamar duluan, aku ada urusan dengan pak Valdez

Aku bertemu pak Valdez di depan pintu aula saat para siswa sudah pergi ke kamar masing masing

"Jadi... Ayo?" tanya ku

"Tentu saja, kita pergi ke dulu ke kantorku" kata pak Valdez

[Empat jam kemudian...]

"Aku dapat ide!" kata pak Valdez selama tiga jam terakhir, setelah dikejar kejar dan diteriaki 'penghianat', untung saja pak Valdez meledakkan mereka(meledakkan secara harfiah)  walau tak berdarah

"Aku sangat pikun, aku bisa membuat manusia bayangan! Ya ampun! Kita akan jadikan ia umpan" lanjut pak Valdez

"Bisa kita mulai cepat cepat? Aku mulai mengantuk" kataku

Kami berada disebuah ruang kecil nan sempit yang dipenuhi banyak senjata, tempat ini mungkin berbahaya karena bisa saja tempat ini adalah gudang senjata dan semua orang akan bolak balik mengganti senjata, tidak ada waktu berlama lama

Mataku bengkak karena menangis, aku menangis karena melihat seorang gadis kecil yang dijadikan tahanan dikejar lalu menghilang, aku tidak tega melihat seorang anak seumuran ku yang malang nasibnya, sekarang ia mrnghilang, kata pak Valdez mereka akan dihukum mati

Gadis tersebut mengenakan baju biru laut dengan celana jinz dan sandal karet persis seperti... Yang kugunakan saat lomba...

Ya ampun! Itu aku! Bagaimana... Ukh, memalukan, aku menangisi diriku sendiri yang dikejar dan sekarang aku yang dimasa lalu dulu berpikir apa?! 'Biasa saja sih' itu kata kata yang kuharapkan keluar dari mulutku dari masa lalu

"Pak... Ingat perempuan yang tadi?"tanyaku

"Iya, jangan pikirkan lagi, itu akan membuatmu semakin tidak tegaan" kata pak Valdez

"Dia selamat" kataku

"Kita doakan, aku tau kau berusaha menghibur diri sen..."

"Dia selamat kok pak! Karena perempuan itu aku! Tidak bisa dipercayakan? Aku menangisi diriku sendiri... Sungguh memalukan" potongku

"Apa? Bagaimana mungkin? Tunggu, kau bermaksud menyelamatkan sang penyihir seorang diri?" tanya pak Valdez

"Itu bukan kemauanku! Terjadi tiba tiba saat aku berada dipenjara bawah tanah saat lomba" jelas ku

Krieet!

"Ada yang datang!" bisik pak Valdez "Clokingus bodi!" kata pak Valdez

Seketika kami menghilang tanpa jejak, tetapi kami hanya tidak terlihat, kami masih bisa disentuh dan... Bisa dibunuh...

"Ukh busur tak guna! Aku pakai tombak sajalah!" kata seorang pria yang mulai masuk dengan memegang busur yang talinya putus dan ujung busur yang patah "Hmm yang mana ya...?" lanjutnya

Hiiiiyy! Dia mencari tombak yang lokasi nya tepat di samping kiri ku! Satu tebasan tombak coba coba saja sudah bisa membunuhku, aku mulai bergiik sambil gemetaran dan mengeluarkan keringat dingin tak kasat mata

Klang!

Hiyyy lagii!! Ujung tombak itu jatuh sesenti dari kaki kuitu membuatku mual dan ngeri...

Setelah beberapa menit yang ngeri, akhirnya ia keluar juga! Kenapa pak Valdez tidak meledakkan nya saja! Oh iya! Aku lupa kalau dia lebih pikun dariku...

"Huft... Hiyyy sungguh menegangkan sekaligus ngeri... Aku merinding..." kataku sambil gemetaran

"Ayo keluar, kita cari penjara nya sebelum kau mengompol! Hihi" kata pak Valdez

"Jahat!" kataku

Kami keluar dari gudang senjata, saat ku lihat... Kami berada disebelah tangga menuju penjara bawah tanah...

"BA... BA... BAPAK VALDEZ! KENAPA KITA MENGURUNG DIRI DI GUDANG SENJATA SAMBIL MENUNGGUMU MENCARI IDE BERJAM JAM, SEDANGKAN PENJARANYA ADA DISEBELAH RUANGAN!" kataku dengan menahan teriak yang alhasil terdengar seperti teriak dengan nada berbisik

"Asal kau tau, aku baru menjadi kepala asrama selama tujuh belas tahun" katanya

"Itu termasuk lama!" kataku dengan nada se sebal mungkin "Sudahlah, ayo turun!" lanjutku

Time RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang