Aku dan Ev mengangkat masing masing satu karung penuh berisi gandum, kami menaruh di dapan silo yang akan di masukkan oleh paman Abeltje
"Ya sudah semua!" Ujar paman Abeltje
"Bagaimana kalau kita jalan jalan ke kota sebentar?" Tanya bibi Aaltje "Kita harus memperlihatkan kota pada mereka"
"Ide bagus" sanggah Paman Abeltje
Baju ganti yang diberikan bibi Aaltje benar benar pas di badan ku dan badan Ev, aku jadi bertanya tanya bagaimana ia mendapatkan baju ini. Aku teringar percakapn tadi subuh, Bibi Aaltje bersama paman Abeltje mempunyai dua orang anak perempuan yang kini bersekolah di negara jajahan, kebetulan baju masa kecil anaknya pas di badan ku dan Ev
Setelah percakapn kemarin malam, Ev masih terdiam dengan tatapan lebih dingin ketimbang es, tapi sepertinya ia berusaha menutupi tatapan itu dengan senyuman hangatnya
Bibi Aalt, paman Abe, Ev dan aku masuk kerumah untuk bersiap siap dan kuputuskan mengambil nama singkat untuk paman Abeltje dan bibi Aaltje. Matahari sudah sudah tepat diatas kepala, tapi entah mengapa disini tidak terlalu panas. Mandi, pakai baju, selesai. Kali ini aku dan Ev memakai baju yang mirip, kita terlihat seperti saudara, baju kami berbentuk mirip gaun, dengan rok kempis dan semua serba berwarna putih, paman Abe mengenakan baju putih yang dimasukkan kedalam celana cokelat, sedangkan bibi Aalt mengenakan baju yang kurang lebih mirip dengan bajuku dan Ev.
"Baiklah, ayo!" Ujar paman Abe
"Pakailah topi ini, sinar matahari bisa menyengat kulit kalian" ujar bibi Aalt sambil memberikan kami masing masing satu topi cokelat
Kami keluar dan pergi berjalan kaki. Lokasi rumah paman Abe dan bibi Aalt tidak terlalu jauh dari lokasi kota
(Sesampai di kota)
Ya... biasa saja sih, aku lebih suka kota modern ketimbang kota ini
"Bagaimana? Jarang jarang sekali melihat kota seperti ini, apakah ditempat kalian ada yang seperti ini?" Tanya paman Abe
"Hmm ya... tidak ada yang seperti ini..." kata ku sambil tersenyum kikuk
Selain orang orang yang mengenakan jas hitam dengan tongkat, disini juga banyak prajurit berpatroli, Aku bersyukur mereka tidak ada yang curiga
Tetapi salah satu prajurit bersenjata dalam barisan rapi melirik ku penuh curiga. Baru saja aku bersyukur... Cepat cepat aku menunduk dengan memegang topi ku berusaha menutup wajah, Ev juga sama. Mungkin bibi Aalt sudah memikirkan ini, oleh karena itu ia memberikan topi besar ini
"Permisi. Emm apakah anda anak seorang bangsawan?" Tanya salah satu prajurit yang curiga tadi
"Yaa, Nona Muda sedang melanjutkan pendidikan disini. Mereka baru datang dari Batavia ke Netherland, tolong jangan banyak bertanya" kata paman Abe
"Baiklah... maaf mengganggu, tapi kalau boleh, bisakah saya bertanya dari keluarga manakah kalian Nona Muda?"
Deg!
Ayolah ingat ingat! Aku pernah membaca novel tentang hantu bangsawan! Ingat ingat ingat!
"Kami dari keluarga Vern" jawabku dengan penuh gelisah
"Oh, kalian pasti Nona Renee dan Nona Suzana! maaf nada bicara saya lancang...saya pergi dulu, selamat melanjutkan aktivitas"
Aakkkkhhh situasi apa ini?!
"Ev, kita harus cepat pergi..." Bisikku kepada Ev
"Ya, kita sudah meracau!" Balas Ev
"Wo wo wo. Li, darimana kah kalian mengenal keluarga Vern? Bukankah kalian tidak dari Batavia?" Tanya paman Abe dengan nada terheran heran
"Aku hanya banyak mendengar nama itu saja" jawabku "Dan lagi, maaf paman, maaf bibi, besok kami harus pergi" Lanjutku
"Kenapa?" Tanya keduanya
"Kami akan pindah ke salah satu kota kecil, aku lupa nama kota nya, disana ada seseorang yang bisa membantu kami" Jawab Ev
Wow, Ev pintar berbohong rupanya!
"Baiklah... Jaci ini hari teraihir kita, padahal baru kemarin kita bertemu. Ayo, jadikan hari ini menjadi hari terakhir kita yang membekas!"
Suara jalan raya ramai jadi tak mengganggu sama sekali. Kami berjalan menuju toko baju, toko sepatu, toko kue, dan macam macam lainnya. Disisi lain, mungkin saja ini akan membosankan jika sendirian, tetapi ditemani oleh paman Abe dan bibi Aalt, semua terasa begitu ramai
Tak terasa kami jalan jalan mengelilingi kota di Netherland sudah begitu lama, Matahari mulai bersembunyi dan bulan mulai menampakkan dirinya
"Ya...sudah malam dan kita berbelanja begitu banyak pakaian, sepatu, dan makanan yang banyak!" Ujar bibi Aalt
"Saatnya pulang..." lanjut paman Abe dengan nada sedih
Aku dan Ev hanya bisa menatap dan pasrah, sudah begitu banyak kebohongan yang kami buat di masa ini yang akan berbahaya bila banyak kebohongan lagi
Saat ini adalah malam terakhir kami di Netherland. Baru kemarin kami sampai, dan hari berikutnya kami pulang...
Bagaimana pun juga ini hanya latihan berpindah waktu, seharusnya kami sudah pulang lebih awal.
Kami sudah dirumah, paman Abe dan bibi Aalt hanya bisa mengucapkan "Selamat Malam"
![](https://img.wattpad.com/cover/164025298-288-k679623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Ruler
ФэнтезиLia adalah siswi SMP kelas 7 biasa yang sebenarnya dapat memilih apapun yang dia inginkan karena ia dapat kembali ke masa lalu jika ia melakukan kesalahan di masa itu,tetapi dia tidak tau cara melakukannya. Dia juga memiliki sahabat yang bahkan berb...