Aku tidur bersama dua orang cewek yang terlihat anggun,oh astaga,mereka adalah si kembar sombong yang ada di sekolah,aku mungkin bakal tidak syok lagi jika aku bertemu seseorang yang wajahnya sama persis di tempat lain,mereka lebih anggung dan cantik juga memiliki mata ramah,rambut sependek bahu dan kulit berwarna putih seperti pasir pantai,dan kamar ini memiliki dekorasi ala kamar kuno putri kerajaan,dengan satu meja rias yang kosong,dua lemari,dan dua kasur yang dihimpitkan,jendela berada di samping kasur dengan pemandangan sekolah sihir ini pada malam hari.
“Halo,kamu sepertinya hebat,soalnya Phoenix memilih mu dengan lambang keabadiannya” kata si kembar yang satu
“yaps,kami sudah menyatukan kasur kami supaya kamu bisa tidur dikasur” kata salah satunya “ngomong ngomong,nama ku Icha dan ini saudaraku Incha”lanjut Icha
“terima kasih,kalian sudah repot repot,hmm…Jadi besok akan seperti apa?”Jawabku
“Besok kau akan melakukan penyesuaian pelajaran dulu,tapi mengingat kau tidak lama disini,jadi khusus tiga kelas nanti hanya akan belajar tentang sihir,hmungkin sekitar satu bulan?memang kalian akan berapa lama disini?apakah benar kamu bukan dari dunia ini?” tanya Icha
“Ya benar aku bukan dari sini,aku juga tidak yakin akan tinggal berapa lama,tapi yang pasti kurang dari sebulan,karena orang tua ku pasti khawatir” jawabku
“ok,cukup ngobrol ngobrolnya,besok kita akan belajar sihir seharian,jadi ayo tidur yang cukup” putusan Incha.
Aku langsung berjalan ke Kasur,melepas sepatuku tanpa kaus kaki,aku tidur dipinggir dekat jendela,posisi tidurku agak kurang nyaman sebab aku berusaha agar kaki ku tidak mengenai kasur,aku takut kasur akan bau seperti kaki kaki yang busuk ini.
Aku terlelap dan mulai bermimpi,aku disebuah ruangan seperti kantor polisi,aku melihat ibu ku menangis disana dan ayah burusaha menenangkannya,sudah berapa lama aku tidak melihat ibu?mungkin baru beberapa hari,Ibu dan Ayah ku memiliki rambut hitam pekat dan memiliki marta dan senyman ramah,itu bisa dilihat dari kerutan disamping bibirnya yang bisa menjadi bukti kalau mereka murah senyum,Ibu mengenakan baju berwarna jingga dengan corak kucing,sedangkan ayah mengenakan seragam kantornya,mereka mulai pergi dari ruangan,aku berusaha mengejar tetapi kaki ku tidak bisa bergerak,aku tarik kata kata ku tentang kaki busukku,jadi ayolah berjalan! Aku hanya bisa terduduk tak berdaya dan menangis.
Mimpi mulai mengabur dan terganti,aku melihat sesosok laki laki yang sudah tua dengan empat anaknya yang masih kecil,mereka berada di sebuah pantai,sang pria sedang ditemani juga oleh empat orang wanita yang juga sudah renta tetapi tidak setua sang pria semuamya terlihat baik dan terlihat ramah namun tegas,anak anak nya sedang bermain main di pasir dan air pantai,anak anak anak yang bermain di pasir sedang berebutan sebuah ember plastik,sang anak berambut pirang menang dan si rambut coklat menangis,tiba tiba saja setelah tangisan itu muncullah ombak sebesar gedung pencakar langit,kedua anak yang bermain di air tiba tiba saja berpindah ke arah keempat wanita tua yang sepertinya ibu mereka dan anak yang berambut coklat satunya membuat suatu pelindung besi dari tangannya,si anak berambut pirang yang sedang berebutan ember tadi melihat ke arah ombak sambil ketakutan dan ombak langsung berhenti,bagai dihentikan waktu,sang pria tua langsung meredam tangis si anak rambut coklat yang tadi bermain dipasir,sang pria tua melihat ombak,ombak mulai turun dan mengecil tetapi masih tidak bergerak layaknya air dan mulai bergerak layaknya air saat sudah mulai surut,seolah olah orang tua tersebut memutarbalikkan waktu.
Mimpi mulai berganti dan berganti lagi,aku memimpikan hal hal abstrak seperti mimpi biasanya,tetapi ada yang menarik perhatianku.Aku bermimpi berada di sebuah istana lagi,walau aku sudah bosan terkagum kagum melihat istana,aku sudah memlihat dan mengunjungi istana istana yang megah,tetapi ini seperti rumah,aku melihat pria dan wanita sedang bersandar dengan tenang dan menonton tv
“Apa yang dilakukan Igy sih?!kok dia lama sekali pulangnya” kata si wanita dengan nada marah nan menjengkelkan
Aku melihat berita di tv tentang sekolahku,aku melihat puing puing berserakan disana,dan melihat gedung kelas dua sudah hampir rubuh
“Tenang,kan tadi habis gempa,sekolahnya cuma rusak sedikit,lagi pula tidak ada korban jiwa,mungkin dia sedang ada di rumah temennya,lagi kabur karena malas pulang” kata si pria
Bisa bisa nya ia bilang itu rusak sedikit?,dan orang tua Igy (jika itu memang orang tua nya) terdengar seperti tidak peduli dan seperti mengatakan ‘hey,anak kita lagi pergi,biarkan saja,toh nanti kalau dia lapar,dia akan pulang!’ dengan nada menyebalkan.
Mimpi mulai mengabur kembali,tapi ini bukan pergantian mimpi,aku mulai samar samar melihat langit langit kamar si kembar ‘Cha’ itulah julukan yang kuberikan,mereka sudah mengenakan daster hitam dukun itu yang sepertinya adalah seragam sekolah mereka“Hey,pagi!bersiaplah,kami tidak membangunkan mu karena mungkin kau lelah saat perjalanan kesini,silahkan ambil baju seragam mu dilemari,kami punya cadangan,kamar mandi ada di lantai bawah,”kata salah satu kembar ‘cha’,aku kutrang bisa melihat karena pandanganku kabur
Ini adalah hari pertamaku disini,dan hari pertamaku belajar sihir,sebelum itu,aku mau mandi dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Ruler
FantasíaLia adalah siswi SMP kelas 7 biasa yang sebenarnya dapat memilih apapun yang dia inginkan karena ia dapat kembali ke masa lalu jika ia melakukan kesalahan di masa itu,tetapi dia tidak tau cara melakukannya. Dia juga memiliki sahabat yang bahkan berb...