EPISODE 27 (Summoning A Monster)

224 18 0
                                    

Banyak teriakan pecah disekelilingku. Cuaca sedang tidak baik, terjadi badai angin yang dahsyat saat beberapa menit aku berlari ke arah pusat kegaduhan. Aku, Sena juga Igy sedang mengkuti aba-aba guru disekitar kami, menyuruh agar pergi ke tempat berlindung yang aman disebelah timur kastil yang berjarak sekitar dua kilometer.

Sudah dekat jalan keluar, segerombol mirip Cylops bersayap baja menyerbu kearah kami

"CEPAT CEPAT!" Seru Mr. Gerk, guru Matematika di kelas Igy " Magische Bescützr für Monsr!, ukhh, CEPAT LARI!"

Keluarlah pelindung magis yang sangat besar berwarna ungu dari tongkat milik Mr. Gerk dan pelindung itu nengelilingi kami seakan akan kami terjebak disebuah bola raksasa, makhluk mengerikan itu tampak menyerang salah satu murid, tetapi bola miliknya tetap kukuh tak retak sedikitpun walau sudah ditinju, dicakar dan disiram api oleh monster itu

Yang jadi pertanyaan ku adalah kemana perginya Nancy dan dua peliharan payahnya itu, padahal aku berada di gerombolan anak anak dari kelas Roc. Nancy dan teman temannya berasal dari kelas Roc, tetapi tak terlihat batang hidungnya. Semoga mereka tercabik cabik!

Kami sampai di rumah raksasa bertingkat empat. Bentuk bangunan itu menyerupai rumah nenek sihir dengan dinding batu lama, tetapi bertingkat. Bangunan tersebut dikelilingi oleh pelindung magis yang berukuran amat besar berwarna ungu pekat. Di depan pintu, Mrs. Kim dan Mr. Yaan sedang berjaga dan menyeru untuk cepat masuk.

Tunggu... Kalau Mrs. Kim disini... Ada dua kemungkinan nasib Nancy pup itu, pertama ia ada didalam rumah tersebut, atau kemungkinan keduanya adalah ia mati tercabik. Aku lebih suka kemungkinan kedua

Saat ini aku dan Igy sudah berada di dalam pelindung, tetapi Sena belum. Saat ku lihat, ia sedang merogoh sesuatu disakunya. Ia terlihat kaget dan berusaha berbalik arah, sampai seekor naga putih mencegatnya. Sena kaget dan terduduk tak berdaya.

Mrs. Kim secepat yang ia bisa berlari dan meneriaki Sena agar mundur, ia juga mulai merapal dan menembakkankan es ke arah naga tersebur. Perhatian sang naga teralihakan, Sena langsung berteleportasi langsung didekatku.

"Kamu ngapain sih?!" Teriakku

"Maaf! Aku sedang mencari benda benda penting yang pak Valdez berikan! Tadi ada dikantongku! Tapi sekarang hilang! Jangan jangan jatuh?!" Teriak Sena yang berusaha menandingi suara derai angin yang sangat dahsyat

"Yasudah, nanti kita cari! Ayo masuk dulu!" Teriak Igy samar samar

"Gak bisa! Aku harus cari sekarang! Gimana kalau benda nya rusak atau hancur?! Itu benda pusaka!" Sangkal Sena "Aku harus pergi" Lanjutnya sambil berlari keluar pelindung

"Sena tunggu!" Ujarku "Aku ikut!"

"Ckck. Mulai lagi deh" Gumam Igy yang anehnya terdengar jelas " Ya sudah! Aku ikut juga!"

Kami melewati pertarungan antara Mrs. Kim dan naga putih. Sebenarnya itu mungkin akan menakjubkan bila ditonton sambil makan popcorn.

"Kita cek di kelasku dulu!" Teriak Sena

Kami sampai lagi di depan gerbang, dan yaps gerbang dijaga oleh sekawanan ogre hijau mengerikan. Kira kira jumlah mereka ada sekitar dua lusin

"Lalu bagaimana? Disana ada makhluk hijau besar dan aku tidak mau berurusan atau bahakan dikejar oleh mereka" Protes Igy

"Baiklah, kita buat rencana" Jawab Sena

"Hmm... Sepertinya tidak ada yang pintar disini" Cetusku

"Maksudmu kami bego?" Jawab Igy sambil melotot

"Tidak ada kami, kau saja yang bego" Sahut Sena

"Jadiii... Apa rencana nya?" Potongku

"Kau bilang tidak ada yang pintar"

Setelah empat menit yang lama, kami memutuskan untuk mengadu keberuntungan. Keberuntungan untuk mengeluarkan kekuatan kita. Aku dan Sena sudah pasti memiliki kekuatan apa. Ya mengendalikan waktu dan berpindah. Tetapi? Muncul tiba-tiba disaat terdesak saja, dan ya ini termasuk kategori "terdesak". Sedangkan Igy? Kami belum mengetahui kekuatannya.

Aku berkata "Ok. Mari kita coba bepergian dengan kekuatan Sena. Jika gagal, mari hentikan waktu... Yang mungkin saja tidak berhasil..."

"Pegangan...!" Kata Sena

Seketika, tanganku dan Igy sudah mencengkram lengan Sena

"3.... 2.... 1....!!!"

POFF !!!

Kami berpindah... Tepat di depan Ogre raksasa!
Para Ogre memperhatikan kami seperti domba yang tersesat

"Grrrr..."

"Sena bego...!" Untuk pertama kali nya Igy mengumpat kepada Sena. Selama perjalan ini, Igy tak pernah mengumpat, apalagi padaku atau Sena

Tapi itu sekarang tidak penting. Ogre-Ogre setinggi empat meter dengan mata putih menyala dan kulit hijau bercampur cokelat sedang menatap kami dengan begitu marah. Kami telah memasuki wilayah yang sudah diklaim monster-monster ini, yang artinya... Kami berada di wilayah mereka

Apa yang harus kulakukan?
Aku bingung, bercampur panik dan takut

Tunggu...

Aku baru menyadari sesuatu. Jika aku didepan Ogre yang sedang marah... Seharusnya aku sudah mati...

Hening. Tak ada deru angin, Ogre hanya menatapku mematung, Sena dan Igy mirip orang orang di pinggir jalan yang berpura pura menjadi patung, dengan pose kaget dan takut, mereka terlihat alami

Aku baru menyadari. Aku menghentikan waktu

Time RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang