EPISODE 18 (Bermain Permainan Game Horor Nyata)

218 18 0
                                    

Mula mula memang tidak ada yang seram sebelum para peri hutan yang mengejar kami berubah menjadi seekor naga mini bersisik hijau dan merah dengan empat kaki dan ekor yang panjang dan memuntahkan nafas sedingin es, mungkin ia berpikir hal yang dingin dapat memadamkan api milik Phoenix karena kami dari kelas Phoenix!

Kemampuan mengeluarkan api seperti Phoenix itu langka, dan hanya Kal yang ku tahu dapat mengeluarkan api, itu sebabnya rambutnya merah, tetapi memiliki mata hijau gelap dan ia memiliki tinggi yang sama denganku, tapi memperhatikan dia bukanlah hal yang bagus untuk saat ini karena mengingat peri yang menjelma menjadi naga masih mengejar kami

"Pencar jadi dua kelompok! , kita ketemu di aula tengah!" kata Ragil

Saat permainan dimulai, Ragil sudah menjadi seperti pemimpin di kelompok kecil ini, ia selalu memberitahu apa yang harus dilakukan dan memilih pilihan bijak dan selalu membuat rencana bagus disaat keadaan mendesak

Aku kabur berpencar dari Kal dan Ragil, otomatis aku berlari bersama Cha bersaudara

"Ini seperti bermain game O*tlast versi nyata!"Gumamku sambil berlari

"Kau bilang apa tadi?" tanya Incha, walau sambil berlari, aku masih bisa membedakqn mana Incha dan mana yang Icha, karena pakaiab mereka kali ini berbeda

"Aku bilang ; ini sungguh melelahkan" jawabku, mereka langsung diam tanpa mendebat seolah olah setuju dengan perkataanku

Sebenarnya, yang sering bermain game O*tlast adalah Sena, aku hanya melihatnya bermain.  Gitu gitu, Sena adalah cewe perkasa pecinta hal hal horor. Disisi kastil lain,mungkin saja peri hutanlah yang akan ketakutan kalau melihat Sena

Kami sampai diruangan gelap penuh barang, ada meja tua, kursi tua, cermin, kardus, dan banyak kotak kayu, Sepertinya ini gudang. Kami sudah tak dikejar lagi, mungkin sudah aman.

"Whoa, kita berada di gudang kastil, mari kita cek apa yang ada disini dan haruslah berguna!" kata Icha, baju Icha terlihat basah, ia mengenakan baju hitam berkancing yang dimasukkan kedalam celan putihnya. Sebaliknya, Incha mengenakan baju putih berkancing yang sudah terlihat kotor penuh debu hitam yang menempel, dan baju nya dimasukkan kedalam celana hitamnya.

Aku berkeliling dan melihat sesuatu, itu hantu atau bukan aku tidak yakin, yqng pasti benda itu bercahaya merah dan agak hangat, kami pun mendekatinya

"Yessss, itu patungnya!! ayo kita ambil dan cepat keluar! " kata  Incha

"Sekarang ayo kita bawa keluar" kata Icha

Ternyata patung itu tidak terlalu besar, itu adalah patung Phoenix dengan pose sedang mengepakkan sayapnya denagn ukurannya sekitar 30cm dengan berat sekitar ½ kg, burung ini terlihat indah

"Ok, masalah apakah Ragil dan Kall tertangkap itu tak masalah sekarang, karena kita punya patungnya" kata Incha

"Bagaimana kau membiarkan Ragil dan Kall tertangkap?! " tanyaku dengan takut

"Hey tenang lah, peri peri itu tidak akan membeunuh mereka, mereka akan ditangkap saja dan didisfikualifikasi lalu digiring keluar kastil" jelas Icha

"Ya, peri hutan tak sejahat itu, walau pun mereka bisa berubah wujud menjadi yang aneh aneh... Oleh sebab itu para peri sangatlah cantik " lanjut Incha

"Emm ok, jadi ada yang hapal rute keluar kastil?" tanyaku

"Eh kalau itu... Sepertinya hanya Ragil yang hapal semua lorong yang ada di kastil..." kata Icha

"Ya ampun! Jadi kita harus nyelamatin Ragil nih? Sambil bawa bawa patung yang sangat berbahaya jika dipamerkan? Tidak tidak..."
Kata Incha

"Ya... Apa boleh buat... Ayo, ambil patungnya dan kita keluar dengan anggota lengkap"

Beberapa jam kemudian

Kami berlima sedang menyelamatkan diri dari dua peri yang berubah menjadi ogre yang sangat besar, aku heran berapa luaskah kastil ini? Kami bahkan belum berpapasan dengan tim lain, bahkan dengan suara gaduh ini

"AKU MENYESAL MENYELAMATKANMU! " teriak Incha sambil berlari

"Yayaya triaklah sesukamu" gerutu Kall

Jadi begini, kami sudah menyusun rencana super sempurna yang dirancang oleh ku, dan rencana nya adalah memancing salah satu peri untuk mengejar ku dan aku kembali kemasa lalu, sebenarnya bagian beindah ke masa lalu tidak termasuk rencana, kenapa harus ada yang jadi umpan? Karena pintu keluat kastil sudah sangat dekat

Saat kami sudah berhasil menyelamatkan Ragil dan Kall, tiba tiba saja si Kall berteriak sambil mengolok olok para peri karena telah gagal menggiring mereka keluar kastil

"Hey para peri, kalian terlalu tua untuk menangkap kami! terima kasih peri tua!" kqta Kall

Dan yaps, bisa kau tebak, yang mengejar kami sekarang adalah dua peri sekaligus yang berwujud ogre besar, aku tidak tau bagaimana cara para peri berubah wujud

"Baiklah pintu keluar nya sudah didepan mata!" kata Ragil

Ceklek

Pintu besarpun kami dorong sekuat tenaga tapi hanya berderit kecil

"Kita harus cepat!" kata Kall

"Bukankah ini salahmu? Oh lupakan, para peri ogre itu akan menyeruduk!" teriak Icha

Gruduk gruduk

BRAK

Pintu pun hancur terdobrak olrh kedua ogre dan kami keluar

Cahaya mataharo sore pun menerpa wajahku, terlihat silau akibat terlalu lama ditempat gelap, kini aku ambruk di padang rumput hijau tepat didepan pintu karena lelah

"Selamat! Kalian adalah juara 2 nya! Silahkan menuju kastil replika untuk menyaksikan para peserta lainnya!" kata seorang wanita penuh semangat

Time RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang