EPISODE 30 (Perdebatan Tanpa Hasil)

152 13 0
                                    

Suara angin badai masih terdengar diluar, sudah dua jam sejak aku kembali ke kubah perlindungan dan aku masih belum bertemu teman teman ku. Tempat ini ternyata tak sekecil yang terlihat diluar, ya aku tau pasti karena sihir

Aku bangkit dari ranjang dan melihat jendela dengan bosan, tak ada hp... tak ada internet... tak ada permainan... haa bosaaannn

Sambil melihat empat anak yang tertidur, kuputuskan untuk jalan jalan sebentar dan menjelajahi tempat mengungsi ini, aku keluar kamar dan berjalan di lorong kayu yang berdecit samar. Lorong lorong ini dipenuhi dengan ratusan kamar. Ku menuruni tangga dan sampai di sebuah ruangan bawah tanah kurasa, gelap dan dingin. Aku kembali ke atas untuk mencari lentera, obor, atau senter atau buku sihir yang menjelaskan tentang cara menerangi ruangan, yang kutemukan adalah... Hanya senter tua, ekspetasiku terlalu tinggi

Ku kembali ke tangga dan berlari menuju kebawah. Aku sampai, hanya terdapat lorong batu yang gelap dan seram. Di ujung lorong, aku melihat satu pintu kayu yang tua, itu ruangan. Ku dekati dan kutempelkan telinga ku ke pintu

"Kita harus temukan sumbernya, monster monster itu muncul dan muncul terus menerus. Jika dibiarkan... Dunia ini akan dikuasai mereka" Kata seorang laki laki

"Tapi bagaimana kita bisa masuk dan mencari sumbernya?? Seperti yang kau katakan, monster itu selalu muncul dan tak ada habisnya" Ujar suara marah perempuan

"Mungkin kita bisa meminta tolong para reikarnasi pangeran" Lanjur suara santai perempuan

"Dan mendapat image jelek karena Guardian Star tidak becus menjalankan misi? Guardian Star yang dipandang orang orang sangat hebat..." Lanjut Suara marah laki laki

"Tak peduli apa kata orang! Yang terpenting dunia ini selamat!" Potong seorang laki laki

Tak tak tak

Aku mendengar suara langkah kaki dibelakang! Harus bagaimana, harus bagaimana, harus bagaimanaaa?!!

Tetapi tanpa kusadari. Seluruh lorong, dari balik pintu, maupun suara hentak tadi... sudah tak ada. Hening, mungkin hening adalah teman baru ku sekarang

Aku harus sembunyi, tapi dimana?????

Kucoba membuka pintu yang ada dihadapan ku... Terkunci!

Sebelum waktu kembali berjalan, aku harus bisa membuka pintu ini. Ku coba untuk mendrobaknya, tetapi tak cukup kuat. Ku coba mendrobaknya hingga terbuka. Pintu ini lebih kuat dari yang terlihat.

Pintu akhirnya terbuka, ku mendapat lebam yang sangat ungu di bisep kananku. Ngomong ngomong pemandangan yang kulihat adalah dua belas orang yang sedang berdebat dengan raut wajah yang berbeda beda. Ada yang sangat emosi, marah, santai, dan justru ada yang menikmatai perdebatan ini

Sedetik kemudian aku baru sadar harus bersembunyi. Tetapi ruangan ini hanya berisi dua lemari, satu meja bulat super besar, obor disetiap sudut ruangan, dua belas kursi yang sudah diduduki, dan kertas berserakan. Aku bingung harus bersembunyi dimana, karena mereka pasti akan curiga begitu waktu sudah berjalan.

Aku pasrah dan langsung merangkak ke bawah meja.

"Ada apa ini?" Kata seorang perempuan di atasku

"Ada penyusup" Sahut yang lain

Lalu seketika hening, aku takut mengecek apakah waktu terhenti atau tidak

"Wah wah..." Muncul suara laki laki yang familier di telingaku dan memecahkan keheningan

"Ah... Tuan Valdez" Ujar suara perempuan

"Ah tidak usah terlalu formal Alie" Jawab pak Valdez

"Uhm... ok" Jawab Alie

"Jadi? Apakah kalian sudah mendapatkan rencana? Atau sudah mendapatkan solusi untuk kekacauan ini?" Tanya pak Valdez dengan serius tetapi santai

"Belum tuan... Kami bingung... Bagaimana cara untuk masuk ke kastil tanpa diketahui ratusan ribu monter disana" Jawab suara laki laki kalem

"Zafier, kau ada ide?" Tanya pak Valdez lagi

"Tidak ada..." Jawab suara laki laki yang bernama Zavier

Krisik krisik

Ada suara samar, seperti gesekan kaki kaki kecil di batu.... hmm?

"KECOAAAAAAAAAA" Teriak ku

Kepalaku terbentur meja karena panik, kecoa itu tiba tiba melakukan hal yang tidak bisa disangka sangka...

"KECOA ITU TERBANG!!!!!! TERBANG!!!!" Teriakku lagi sambil merangkak secepat mungkin keluar dari bawah meja dan cepat cepat menaiki meja dan terengah engah

Tiga belas pasang mata menatap ku dengan bingung

"Lia...? Sedang apa kau?" Ucap pak Valdez

Time RulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang